Revan bergerak gelisah dalam mimpinya. Dia melihat Vania yang pucat, kusut Dan kurus menangis dalam diam. Ia mencoba mendekat tapi gagal, dia tidak bisa bergerak seakan syaraf kakinya mati Dan tak bisa bergerak.
"Vania" dia mencoba memanggil Dan menggapai Vania tapi nihil dia tidak bisa menggapai Vania.
Dia melihat Vania berdiri menatap ke arahnya dengan tatapan dingin Dan kosong. Perlahan sekali tiba tiba Vania memudar dalam bayangnya.
"Tidak, Vania jangan pergi" Revan berteriak tapi nihil Vania telah hilang.
"Vania" teriak Revan tersadar. Dia melihat sekeliling kamarnya. Ia bermimpi tapi seakan nyata. Is mengusap peluh yang menetes didahinya. Ia bertekad akan menemui Vania saat pagi tiba.
****
Sesuai kata hatinya, Revan mendatangi rumah Vania setelah mencari tau Dari wali kelasnya.Sesampainya disana dia merasa janggal karena rumah Vania terlihat sepi. Iapun menekan bel, Dan keluarlah wanita setengah abad dengan tergopoh-gopoh.
"Cari siapa den?" Tanya wanita itu.
"Vanianya ada?" Ucap Revan ragu.
"Oh, non Vani Sudah pergi dengan kedua orangtuanya ke bandara"Degg....
Pergi...
Tidak Revan tak akan membiarkan Vania pergi..."Kapan Dan kemana kira kira mereka pergi?" Lanjut Revan cemas,
"Tadi pagi sekali. Kayaknya bapak ada kerjaan di luar Negri den. Maaf saya tinggal dulu" ucap bibi itu masuk ke dalam rumah."Van, kenapa kamu malah pergi disaat aku sadar bahwa kamu adalah hidupku, kenapa Vania?... Aku minta maaf Vania sungguh aku menyesal, sekarang aku sadar bahwa aku mulai mencintaimu. Maafin aku Van."
Ucap Revan sambil mengusap air mata yang entah kapan sudah mengalir deras.Makasih yang Sudah jadi pembacaku, maaf jika cerita ini sangat absurd dimata kalian.
Aku hanya manusia yang banyak salah. Njayy
😣😣🙏🙏🙊🙊🐣🐣
KAMU SEDANG MEMBACA
He is Mine
Random" Kak Revan jadilah pacarku " ucap gadis itu memberi Revan coklat,sedangkan Revan menatap aneh kearahnya. " Pokoknya Kak Revan harus jadi pacarku.Oke ! Bye kak Revan Love You ". ucap gadis itu seraya mengedipkan mata dan berlalu. "Ck , gadis aneh "...