Happy Reading 😂
== Invisible Love ==
Dan dengan segera akupun menendang pintu yang tidak terlihat besar ini dan benar saja Sung Kyung ada di dalam.
Seketika hatiku rasanya ingin mencelos keluar ketika kulihat bagaimana rupanya saat ini.
Rambut panjangnya yang lurus kini telah acak acak kan bukan hanya itu baju seragam yang tadinya di setrika rapi itu kini telah kusut. Wajahnya yang terlihat begitu cantik kini mulai lusuh dan pucat. Dengan air yang menggenang di pelapuk matanya.
Alhasil akupun langsung memeluk gadis itu dengan lengan kekarku di bagian belakang lehernya itu. Kepalaku ku sandarkan di pundaknya yang diam kaku.
Dia mematung dengan tatapan kosongnya tapi beberapa saat kemudian membalas pelukanku. Aku mengerti. Dia saat ini begitu takut sampai sampai menegang layaknya sebuah batu yang terdiam ditempatnya.
Hatiku melemah saat melihat gadis yang ada didepanku ini terlihat lemah tapi sayangnya aku tidak bisa memperlihatkan kelemahanku padanya.
"Tenanglah semuanya akan baik baik saja" kataku sembari menaik turunkan tanganku pada kepalanya. Mengelus pelan seakan dia tidak sendirian lagi.
"A..aku.. Takut... Hyukkie-aa" jawabnya gugup sambil menenggelamkan wajahnya pada pundakku.
"Terima kasih telah memanggilku. Aku bangga padamu karena mempercayaiku" ucapku sambil menenggelamkan wajahku pada pundaknya.
Dan kamipun larut dalam kehangatan masing masing.
>>(Author POV)
Saat ini kedua orang itu (Joo Hyuk dan Sung Kyung) sedang berjalan beriringan. Keduanya hanya dapat diam mengingat tidak ada topik yang bisa dibicarakan disaat seperti ini.
Joo Hyuk terus saja mencuri tatapan pada Sung Kyung. Gadis itu terlihat begitu kaku, matanya memandang sendu setiap langkah kakinya. Sung Kyung mungkin masih Shock atau trauma atas kejadian tadi jadi Joo Hyuk tidak ingin lebih banyak bertanya agar tidak membebaninya. Dia terlalu sakit melihat keadaan Sung Kyung. Gadis yang sedang menempati salah satu ruang dalam hatinya.
Tiba tiba dari kejauhan ada sebuah mobil yang uring uringan di tengah jalan. Mobil itu terus bergerak kekiri dan kekanan tidak beraturan.
Joo Hyuk yang melihat hal itupun berteriak pada Sung Kyung untuk menepi tapi Sung Kyung sama sekali tidak mendengarnya karena masih larut dengan traumanya.
Saat mobil itu melewati Sung Kyung. Joo Hyuk pun langsung menarik tangan gadis itu dan secara refleks gadis itu berada di pelukannya. Bahkan ketika gadis itu ingin melepaskan tubuhnya dari dekapan hangat pria didepannya. Joo Hyuk terus saja tidak melepaskannya melainkan memeluk Sung Kyung lebih erat lagi.
"Teriaklah! Aku tetap tidak akan melepaskanmu! Kau bodoh atau apa!!" ucap pria itu sambil tetap mengeratkan pelukannya.
"Kau.. Gila.. Hiks.. Lepaskan aku. Bodoh!! Aku membencimu !! Lepaskan aku!" balasnya sambil terus memukul lengan pria itu.
"Menangislah. Kurasa saat ini kau membutuhkannya. Aku akan selalu berada disisimu. Maafkan aku" ucap Joo Hyuk dengan nada yang begitu lembut.
Dan untuk beberapa saat gadis itupun menangis. Tak peduli dengan udara yang semakin dingin toh mereka berdua sedang berpelukan layaknya teletubies.
Dan untuk Joo Hyuk dunia rasanya memberhentikan waktu karena mengerti keadaan hatinya.
>>
Kring.. Kring..
Bunyi alarm itu mengganggu tidur nyenyak gadis itu.
'Ah kepalaku begitu sakit pasti karena terlalu banyak menangis kemarin' batinnya.
Gadis yang biasa dikenal dengan Sung Kyung inipun segera beranjak dari kasurnya dan bersiap siap pergi ke sekolah.
Ketika dia membasuh wajahnya dia teringat bagaimana dia menangis banyak di pundak sahabatnya itu. Dia merasa begitu nyaman di sisi Joo Hyuk. Memang sahabat yang pengertian.
Tapi ada satu hal yang membuatnya sakit hati. Dimana Luhan ketika dia terkurung sendirian di kegelapan dan dinginnya udara yang menusuk?
== Invisible Love ==
Haloo guyss.Just want to say sorry for typo's
And want to say thank you to ma beloved readersBtw it's Baekhyun Birthday. Happy Baekhyun Day!!!
Ofcourse don't forget for Vomment!!
See u in next chap !! 🐼
KAMU SEDANG MEMBACA
Invisible Love (End)
FanfictionAku melihatmu hari ini, kemarin dan sepanjang hidupku. Tanpa berpikir hal lain, semua kepalaku hanya terisi olehmu. Seakan aku menunggumu untuk menghapusnya. Tapi, kau tidak sepeka yang kupikirkan. Apa semua kenyamanan dan perhatianku terlihat invis...