Chapter 29

310 20 0
                                    

== Invisible Love ==

Day 13

Pagi hari ini tidak secerah biasanya. Hujan membasahi atap rumah kami, suara petir menganggu pendengaranku tapi sama sekali tak dapat menghentikan aksi makan kami. Makan dipagi hari sungguh membosankan karena sehabis itu pasti akan ke sekolah. Aku jadi lelah sekolah. Tidak memiliki teman bukanlah hal yang mudah ternyata.

Aku hanya mengaduk ngaduk makananku tidak jelas. Membosankan. Menyebalkan. Itulah yang terbenak di pikiranku.

"Makanan itu bukan untuk ditatap tapi dimakan" ucap Lisa yang menganggu acara lamunanku.

"Aku tidak enak badan. Aku tak akan ke sekolah" akupun mulai bernajak berdiri.

"Ini adalah hari ketiga kau bolos sekolah. Apa boleh?" ibuku menatapku kawatir.

"Tidak apa apa. Dia murid yang pintar, aku akan berbicara dengan gurunya" ucap kepala sekolah alias ayahku.

Akupun mengangguk dan mulai berjalan. Tapi saat di pertengahan tangga...

"Aku pulang" ucap seseorang dengan suara cerianya dan kuyakin itu Hyukkie. Aku hanya berhenti sekejap dan kembali berjalan ke arah kamarku menahan air mata yang kutahan sejak mendengar suaranya. Aku tidak ingin berbalik, dia saja tidak pernah mengabariku.

"Kyungie-aa, eomma, appa, Lisa.. Apa kalian tidak merindukanku?" tanya nya. Aku hanya berjalan cepat dan segera membanting pintu kamarku.

Sekitar beberapa menit kemudian, terdengar ketukan pintu kamarku. Dengan malas akupun membukanya.

"Boleh aku masuk?" tanyanya dengan tampang idiot.

Aku hanya menatapnya dan kembali mengunci pintuku. Tapi sebuah kaki menahan pintu tersebut agar tidak terkunci. Sungguh menyebalkan.

"Aku lelah. Pergilah" balasku sarkastik dan segera berbaring memunggunginya. Aku terlalu lelah melihat wajahnya.

"Kau marah padaku?"

"....."

"Aku minta maaf"

"..."

"Katakanlah sesuatu" perintahnya

"Hmmm"

"Kau benar benar marah padaku" mendengar pernyataannya membuatku tidak dapat menahan air mataku.

Dia segera berbaring disisiku dan segera memelukku dari belakang.

"Mianhae.. "
Suara beratnya bahkan terdengar begitu menyedihkan.

Bahuku semakin bergetar

"Kau tak usah meminta maaf padaku" ucapku yang masih tidak ingin membalikan badanku.

"Aku tau kau marah karena aku hilang begitu saja. Mianhae" ucapnya lagi. Kenapa terasa begitu perih ditelingaku?

Akupun segera menurunkan tangannya yang memelukku.

"Aku hanya adikmu. Itu berlebihan jika aku marah padamu" oh Tuhan tidak dengan air mata lagi...

"Kau marah padaku, kita sudah sepakat untuk saling tidak bersaudara Lee Sung Kyung."

"Oppa sebaiknya kau pergi dari sini" lirihku.

Kurasakan kasurku yang semakin ringan. Dia pasti sangat membenciku, aku hanya akan menganggapnya kakak-ku kenapa terasa begitu berat?

>>

Makan malam keluarga adalah hal yang paling kuhindari hari ini. Aku masih tidak ingin bertemu dengannya.

Invisible Love (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang