Seperti biasa, Lia akan menunggu Henry pulang. Sebelumnya Lia akan menyelesaikan pekerjaannya terlebih dahulu sebelum Henry pulang, walupun sekarang Lia sedang hamil Lia akan mengusahakan untuk tetap bekerja walupun hanya sebentar.
Lia sudah menyiapkan makan malam kesukaan Henry yaitu ayam rica rica serta sayur jamur dan itu adalah masakan Lia, walupun Lia masih sering dibantu oleh beberapa pembantu.
Saat ini Lia sedang menunggu Henry di ruang keluarga sambil membaca sebuah buku yang baru beberapa hari lalu Henry beli untuk Lia.
Saat sedang asik membaca, bi’Min datang mengampiri Lia yang sedang membaca.
“Nyonya, lebih baik tidur saja ini sudah malam. Saya saja yang menunggu Tuan pulang, nanti kalau Tuan sudah pulang saya akan memberitahukan bahwa Nyonya kelelahan karna menunggu Tuan pulang” ujar Bi’Min setelah berada didekat Lia.
Lia yang mendengar hanya bisa tersenyum, memang benar saat ini Lia sudah lelah. Mungkin karna faktor kehamilannya ini Lia menjadi tidak seperti biasa dan berbeda dengan kehamilannya yang pertama dulu, Lia lebih banyak bergerak dan beraktifitas dengan heboh sampai Ayana dan beberapa pembatu sampai kualahan untuk menghentikan kegiatan Lia yang over.
Namun karna Lia sudah berjanji akan selalu menunggu Henry pulang kerumah, Lia memilih untuk tetap menunggu dan Bi’Min sepertinya mengetahui bahwa Nyonyannya sekarang sudah tidak mau di ganggu gugat dengan apa yang sedang diinginkannya dan tak akan ada satu orang pun yang bisa membuatnya goyah.
Henry seperti biasa, saat jam sudah menunjukan pukul 7, Henry akan segera pulang. Henry ingin secepatnya bertemu dengan Lia. Bagaikan sihir, tak tahu mengapa, Henry lebih sering berada dirumah. Mungkin saat kehamilan Lia masih berusia 3bulan Henry lebih sering bekerja dirumah. Namuna saat kandungan Lia berumur 4bulan Lia menyuruh Henry untuk bekerja di kantor saja, dan karna itu adalah keiginan Lia, Henry pun menyanggupinya. Dan sekarang Henry harus bisa bertahan untuk melewati kemacetan Jakarta yang benar benar padat dan tak akan pernah lengah sekalipun itu sudah dini hari.
Dan seperti saran yag pernah Dokter Zeta berikan, Henry sudah 4bulan ini tak pernah berhubungan suami istri dengan siapapun itu. dan soal Fanny, Henry kemarin baru mendapat email dari Fanny, yang bilang saat ini sedang berada di Jepang untuk urusan pemotretan majalah terkenal yang ada disana.
Saat sedang asik menyetir, ponsel yang Henry letakkan di dekat prosneling berbunyi. Henry segera melihat siapa yang benari mengganggu disaat ia menyetir.
Dan Henry pun segera melihat siapa yang yang telah mengganggunya, dan ternyata hanya sebuah pesan. Henry pun tak memperdulikan pesan tersbut, dan melanjutkan untuk fokus menyetir setea meletakkan ponselnya kembali di tempat semula.
Saat Henry sedang berada di lampu merah, Henry melihat sebuha pedagang martabak, dan tak tahu mengapa Henry ingin sekali makan makanan tersebut, Dan Henry pun segera menepikan mobilnya untuk membeli martabak tersebut.
Setelah menepikan mobilnya yang tak jauh dari pedagang martabak tersebut, Henry segera turun dari mobil dan segera membeli martabak tersebut.
“Mas, martabak special, keju, sama coklat – kejunya yah” ujar Henry saat sudah berada di dekat penjula martabak tersebut.
Terlihat padagang tersebut menatap Henry dengan padangan binggung. Henry hanya membalsa tatapan tersebut dengan biasanya saja dan tak memperdulikannya.
‘Memang ada yang aneh kalau aku beli martabak, sampai menatapku seperti itu. kalau aku membeli bubur padanya baru dia boleh menatapku seperti itu. dasar aneh’ gumam Henry dalam hatinya.
Setelah Henry memesan pesanannya, pedagang martabak tersebut segera membuatkan pesanan Henry, setelah selesai, membuat pesanan Henry, Herny segera pulang sebelumnya Henry membayarnya terlebih dahulu.
Setelah menempuh perjalanan yang panjang Henry sampai juga di rumah, Henry segera mengetuk pintu rumah, namuan hari ini berbeda, yang membuka pintu rumah bukan Lia, melainkan Bi’Min, Henry pun tak bertanya apa apa, segera ia masuk kedalam rumah, Henry tak lupa memberikan Martabak tersebut kepada Bi’Min untuk menyajikannya.
“Selamat malam Tuan” ujar Bi’Min setelah membuka pintu rumah.
“Malam, Lia mana, Bi?” tanya Henry, karna bukan Lia yang menyabutnya pulang.
“Nyonya sedang ada di ruang keluarga Tuan. Tadi yang saya lihat Nyonya sedang membaca buku” ujar Bi’Min pada Henry, dan seraya menerima kantung belanjaan yang Henry bawa.
Setelah mendengar Bi’Min bilang bahwa Lia sedang berada di ruang keluarga, Henry segera menuju ruang keluarga, yang letakknya ddekat dengan ruang kerjanya. Henry pun menanggalkan dasi serta jasnya yang tadi ia kenakan.
Henry pun segera mendekati Lia yang terlihat dari jauh sedang duduk di sofa, Henry pun mendekati dimana Lia berada, Henry segera duduk di samping Lia, namun saat Henry sudah duduk disebelah Lia, Henry kaget, saat melihat liat tidur sambil memangku buku yang terbuka.
Henry hanya bisa tersenyum melihat Lia yang seperti ini, Henry tahu bahwa Lia pernah berjanji dkepadanya akan selalu menunggunya setiap pulang kerja. Henry pun senang bahwa Lia ternyata menepati janjinya, walupun Lia menunggu Henry pulang sampai ketiduran di sofa seperti ini.
Karnan Henry merasa tidur Lia tak bisa nyaman, Henry segera mengendong Lia menuju kemakar, agar Lia lebih nyaman untuk tidur.
Setelah sampai dikamar, Henry segera membaringkan Lia di kasur, dan tak lupa Henry meyelimuti Lia agar Lia tidur menjadi lebih nyaman. Henry pun melihat wajah polos Lia saat tidur, cantik, manis gumam Henry dalam hati.
Henry pun memerhatikan keseluruh tubuh Lia, dan Henry berhenti dimana tangan Lia sedang berada di atas perutnya berada. Henry pun melakukan hal yang sama seperti yang Lia lakukan, mengelus perut Lia yang sudah buncit walupun memang belum terlalu besar, namun nanti saat kandungan Lia sudah 9bulan perut Lia akan tambah terlihat besar.
Henry mengelus dan terus memandang perut Lia.
“Anak ayah, jangan bandel yah, dan jangan bikin mama sakit” gumam Henry sambil mengelus perut Lia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, Regret and Loss
RomantikCopyright © 2014 by kwaty1110 Hak Cipta Terlindungi © 2014 oleh kwaty1110 Cinta itu datang tiba tiba dan tidak ada yang tahu kapan itu akan kamu rasakan. Penyeselan itu pasti datang belakangan tidak ada penyesalan yang datang diawal. Kehilangan ada...