Part 16

2.7K 63 17
                                    

Saat Lia sedang tidur nyenyak, Lia terbagun karna Henry terlihat tidur tidak nyaman. Lia pun segera melihatnya. Dan benar saja Henry terus saja bergerak kekiri dan kekanan seperti sedang megalami perang dalam mimpinya.

Lia pun mencoba membanggunkan Henry, namun bukannya malah terbangun Henry malah menepis tangan Lia yang berusaha mengguncang tubungnya, Lia pun tak tinggal diam, ia segera menepuk nepuk pippi Henry. Namun tetap sama saja Henry tidak terbangun. Maslh menambah kekuatan guncangan pada tubungya.

Lia pun binggung bagaimana caranya membuat Henry segera tersadar. Dan sejak tadi juga Lia terus mendegar Henry berbicara kata ‘Mohon, anak kita, dan Lia’ Lia awalnya tak terlalu memikirkan itu, tapi Henry menyebutkan namanya menjadi Lia penasaran apa yang sedang Henry mimpikan sampai menyebutkan namanya dalam mimpinya.

Lia pun memulai kembali menepuk pipi Henry, memanggil namanya agar cepat tersadar. Namun usaha yang Lia lakukan tak mengasilkan, Henry tetap tak banggun dari mimpi buruknya.

Lia pun mempunyai akal agar Henry segera bagun dari mimpi buruknya dan kembali tidur dengan nyaman, namun saat Lia akan berbalik mengambil gelas yang ia letakkan di naskar untuk mencipratkan air wajah Henry, Henry terbagun sambil menerikkan sebuah nama dengan keras.

Lia hanya bisa menyaksikan apa yang Henry lakukan saat terbagun, namun yang membuat Lia kaget mengapa Henry menyebutkan nama ‘El’ saat terbagun dari mimpinya, apa ini ada hubungannya dengan El.

Tapi Lia segera menepis pikiran buruk tersebut, sebab Henry sampai saat ini tak pernah tahu mengenai El anaknya yang pertama yang telah meninggal saat kandungan Lia berusia 6 bulan. Dan Lia juga tak akan pernah mau membahs malaha itu apalagi menceritakan kepada Henry.

“Kamu kenapa?” ujar Lia cepat setelah Henry tersadar dan sudah menormalkan nafasnya.

“Ha?”

“Kamu kenapa? Mimpi buruk?” tanya Lia.

“Bukan apa – apa” ujar Henry menenangkan Lia dan berharap Lia tak akan bertanya kembali tentang mimpi buruknya.

“Kalau enggk kenapa – kenapa, kenapa kamu sampai bikin aku kebangun karna tidurmu itu” ujar Lia.

“Emang sampai kaya gitu ya?” tanya Henry

“Iya”

“Maaf. Tapi kamu enggk kenapa kenapa kan? Maaf yah, bikin kamu kebagun malem – malem” ujar Henry minta maaf.

“Aku enggk kenapa – kenapa. Tapi sekarang yang aku tanyain itu kamu. Kenapa sampai kaya gitu, mimpi buruk yah?”

“Ya”

“Memang mimpi apa, sampai kamu kaya gitu” ujar Lia seraya menghapus keringat di kening dan wajah Henry dengan tisu yang tadi diambilnya dari naskar sebelahnya dan mengambil air minum untuk Henry.

“Aku mimpi ada orang yang bunuh anak kita” ujar Henry setelah meminum iar yang diberikan Lia

Lia yang mendegar syok, kaget dan binggung mengapa Henry bisa memimpikan hal itu. dan itu aneh menurut Lia.

“Kamu ngaco deh ngomongnya, memang siapa yang mau bunuh anak kita?” tanya Lia untuk mengetahui lebih banyak tentang mimpi Henry.

“Aku juga enggk tahu, mungkin karna aku kecapean jadi mimpi yang aneh – aneh” ujar Henry menenangkan Lia.

“Makanya kalau udah capek jangan dipaksain kerja terus. Kan jadi kaya gini, kamu mimpi buruk”

“iya, aku enggk bakal kerja terus. Ya udah kita tidur lagi, aku enggk mau kamu dan baby El kenapa - napa” ujar Henry mengajak Lia untuk kembali tidur, dan langsung disetujui oleh Lia.

Love, Regret and LossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang