Part 14

2.6K 60 16
                                    

Henry tak tahu mengapa Lia menjadi berubah dan tak pernah kembali bermesraan saat sedang berubah. Henry terus berfikir apa selama ini Henry pernah membuat salah kepada Lia. Mungkin memang Henry sadar bahwa ia punya rahasia yang hanya disimpan oleh dirnya sendiri, yaitu Henry menduakan Lia dengan Fanny. Tapi itu tak akan pernah Lia tahu sampai saat ini, karna Henry tak pernah memperkenalkan Fanny dan Lia, mungkin mereka pernah bertemu tapi hanya sekali saat acara resepsi pernikahan mereka dan hanya itu saja tak akan lebih sebatas berkunjung di acara pernikahan.

‘Mengapa Lia menjadi seperti ini?  aku tak menyukai perubahan dalam dirinya’ Keluh Henry. ‘Walupun Lia masih selalu bersamaku saat makan, atau menyambutku pulang kerja, namun itu semua rasanya berbeda, dan itu terlihat dari senyumnya dan binar – binar matanya saat menatapku, dan itu tak seperti dulu’

Saat Henry sedang fokus memikiran semua tentang perilaku Lia akhir – akhir ini, pintu ruang kerjanya ada yang mengetuk, Henry segera kembali kealam sadarnya dan memfokuskan dalam pekerjaan.

Henry segera menyuruh orang tersebut segera masuk, dan segera menyelesaikan masalahnya.

“Maaf Pak. Ada yang mau bertemu dengan bapak” ujar sekertaris Henry setelah masuk kedalam ruang kerja.

“Siapa?” tanya Henry memastikan, sebeb hari ini sesuai jadwal ia tak menerima tamu penting.

“Dia bilang teman lama Bapak” ujarnya takut sebab Henry menatapnya dengan kilatan marah karna merasa terganggu.

“Saya sudah bilang bahwa saya hari ini tak ingin menerima tamu, apa kamu tuli” ujar Henry tegas dengan menikan nada suaranya, serta menatap Sekertarinya dengan marah.

“Maaf, Pak. Saya sudah bilang, tadi sejak tadi orng tersebut sudah menunggu bapak di Lobby” ujar Sekertarinya memberikan alasan.

‘Memang siapa teman lamaku yang ingin bertemu? Memang dia tak tahu apa no telponku atau alamat rumahku, sampai harus datang kekantor dan mengganggu waktu kerjaku, walupun kerjaku harus terbengkala karna memikirkan Lia yang sedang berubah, tapi tetap saja aku merasa tidak menyukainya’ gumam Henry dalam hati.

“Suruh ia tunggu di ruang pertemuan, aku akan segera kesana” ujar Henry segera pada sekertarisnya.

Setelah sekertarisnya undur diri dari ruang kerjanya, Henry segera keluar ruang kerjannya dan menuju ruang pertemuan yang berada persisi dibawah ruang kerjanya, Henry juga tak perlu repot – repot untuk keluar ruangannya sebab ia mempunyai akses langsung menuju ruangan tersebut menggunakan Lift yang terdapat di ruang kerjanya, dan itu tak sembarang orang yang bisa menggunakan Lift tersebut, dan hanya boleh Direktur saja yang bisa menggunakan fasilitas yang diberikan Perusahaan.

Setelah sampai di ruangan pertemuan, Henry segera masuk, saat masuk ia melihat sudah ada 1 orang laku – laki berpenampilan tak jauh beda dengannya. Henry terus memerhatikan wajahnyasebeb sekertarisnya bilang bawa ia adalah teman lamnya, namun sampai saat ini Henry tak pernah sekalipun melihat atau tahu tentang dirinya, dan ini adalah pertama kalinya Henry bertemu serta bertatap muka dengannya yang mengaku – ngaku adalah teman lamanya.

“Maaf, sebelumnya apa saya mengenal anda?” tanya Henry memastikan terlebih dahulu sebelum orang itu berbicara.

Love, Regret and LossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang