Part 20

1.4K 59 5
                                    

Setelah kepergian Henry dan Bang Tian. Lia dan Alva menjadi canggung. Mungkin awalnya Lia ingin menerima usul yang diberikan oleh Henry, namun karna tidak sopan dan Bang Tian menyuruh Lia untuk menemani Alva. Jadilah disini Lia masih duduk dimeja makan bersama Alva dan ingat hanya berdua saja.

Untuk merungagi kecanggungannya Lia mencari sesuatu yang bias membuatnya sibuk, contohnya memainkan sendoknya, namun karna kecerobohannya sendok yang Lia mainkan malah jatuh kelantai.

Alva yang melihat Lia menjadi canggung dan mengakibatkan sodok yang digunakannya jatuh, Alva pun segera mengambil sondok tersebut yang berada dilantai.

“Masih ceroboh aja” Tegur Alva dengan kebiasaan Lia yang masih sama.

“Enggak” elak Lia karna tuduhan yang Alva berikan.

Lia tak suka saat Alva bilang kalau dirinya masih ceroboh, sebeb menurutnya semenjak menikah dengan Henry ia tidak ceroboh, tapi itu menurut pendapat Lia dan tak tahu pendapat orang lain mengenai dirinya.

“Ya, aku percaya” Ujar Alva mengalah. Namun Lia membalas dengan degusan karna Alva selalu seperti itu menerima semua yang Lia mau tanpa memikirkan perasaan Lia.

Setelah percakapan sebentar tadi, suasana kembali sunyi. Alva dengan kegiatannya memakan buahnya dan Lia kembali memainkan sendoknya.

Karna Alva merasa tidak enak dengan suasana yang sunyi ini, ia segera membuka suaranya.

“Kamu bahagia?” Tanya Alva tiba – tiba pada Lia.

Lia kontan saja kaget karna pertanyaan yang Alva berikan, Lia menjadi kembali menjatuhkan sendoknya yang tadi dipegangnya.

Prankkkk…

 “Sorry, abis kamu bikin kaget aku. Tadi kamu Tanya apa?” ujar Lia setelah merasa tidak enak karna kelakuannya tersebut seraya bertanya kembali apa benar yang tadi didegarnya adalah benar. Dan semoga pendegarannya sedang bermasalah, sebab bagaimana bias Alva bertanya pertanyaan yang membuatnya kaget serta serba salah dan binggung harus menjawab apa.

“Aku Tanya apa kamu bahagia?” ulang Alva kembali dengan lebih jelas dari tadi sambil menatap mata Lia.

Dan Lia yang mendapat tatapan seperti itu menjadi gugup, mungkin saat Alva dulu menatapnya seperti itu Lia akan berbuga – bunga atau bersemu merah serta detak jantungnya berdetak kencang. Namun mengapa sekarang berbeda, malah menjadi canggung dan gugup untuk menjawab.

Dan harus diingatkan bukan gugup karna cinta tapi gugup saat dipandang orang lain yang notabenen bukan suaminya atau keluarganya, dan Alva adalah Mantan kekasihnya walaupun sekarang berubah status menjadi sahabat, tapi tetap saja berbeda suasananya.

Malah sekarang yang dirasakannya dulu dengan Alva berpindah ke Henry, Ya, Lia mencintaii Henry namun sampai saat ini Lia belum pernah mendengar Henry mengucapkan kata cinta, atau ungkapan sayang walaupun hanya berupa tindakan semata, mungkin Saat setelah mereka bercinta Henry melakukannya namun buka seperti itu yang Lia inginkan.

Lia ingin dicintai dan disayanggi sebagai wanita dengan sungguh – sungguh bukan dengan cara bercinta atau hubungan seks semata Henry menyayangginya. Namun setelah itu tidak lagi.

Dan pertanyaan Alva yang menanyakan apa Lia bahagia dengan Henry, mungkin Lia akan jawab Bahagia untuk menutupi suasana hatinya kepada orang lain. Tapi kalau ditanya dengan jujur Lia binggung untuk mengungkapkannya disaat dulu Lia bahagia menjalani rumah tangganya pertama kali, namun setelah melihat kebohongan yang Henry lakukan Lia menjadi berfikir ulang apa kehidupannya saaat ini bahagia atau tidak.

“Ya. Aku bahagia” ujar Lia untuk menutupi kebohongannya serta memberikan senyum yang sangat manis untuk Alva.

“Ok” jawab Alva singkat. Namun seorang Alva tidak bias dibohongi dengan ucapan seperti itu. Alva sudah mengenal Lia sejak SMA, menjadikan Alva tahu semua yang diucapkan Lia jujur atau bohong.

Love, Regret and LossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang