Part 19

1.4K 93 8
                                        

Halooooooooooooooo…………….

Ketemu lagi sama author kece yang satu ini #bolehdonknarsis

Serta Storynya yang gak jelas ini dan gak tahu kapan selesainya #nyengirevil

Setelah gak Update lama. Berapa bulan yah, ada yang tahu? Aku ajah sampai lupa sendiri yang Update, Hehehehhe…

Author minta maaf, mungkin karna Mood lagi gak bagus, jadi hilang minat buat terusin semua Story author. Ya, terbukti semua story author Pending alias gak update dalam jangka waktu yang lama. Hehehehe… tapi setelah mempertimbangkan banyak hal.

Hari ini author kembali membawa story kesukaan kalian.

Jreng…. Jreng…. Jreng…. Jreng (diiringin Okestra Onie N Friend & tembakan senjata dari para pasukan angkatan bersenjata) #lebaynyakumat

 Author bawa “Love, Regret and Loss” Part 19.

Sebenernya, author udah buat Part 19 – 20 tapi gak tahu kenapa, pas cek lagi di data PC enggak ada. Jadinya makin lama ajah ini Updatenya.

Ok gak usah banyak cingcong. Kita nikmati ajah “Love, Regret and Loss” Part 19.

Sorry masih banyak typo

Cekidottt>>>>>>>>

Setelah memeriksa kandungan Lia. Henry dan Lia memutuskan untuk pulang kerumah sebelumnya Lia dan Henry menyempatkan makan siang terlebih dahulu di Restoran dekat Rumah Sakit.

Dan Henry saat ini sangat bahagia, karna tadi saat pemeriksaan kandungan Lia. Dokter Zeta bilang bahwa kondisi kandungan Lia sangat sehat. Dan mungkin Lia bias melahirkan secara normal.

Tapi Henry tak pernah mempermasalahkan proses kelahirannya kelak. Yang dipikirkannya hanya kondisi Lia dan anaknya kelak sehat dan tak kekurangan satu pun.

Saat sedang dimobil, menikmati kemacetan Jakarta. Tiba – tiba Lia membuka percakapannya setelah lama hening.

“Kamu kenal Pak Bram gak?” Tanya Lia tiba – tiba.

“Ha?”  Henry kaget karna Lia tiba – tiba bertanya Pak Bram yang notabene adalah rekan kerjanya. “Memang kenapa?” lanjut Henry bertanya kepada Lia.

“Tadi aku pas lagi nunggu kamu di Café ada Bapak – bapak yang deketin aku dan bilang namanya Pak Bram, dia juga bilang kalau dia rekan kerja kamu” jelas Lia pada Henry.

“Iya dia rekan kerja aku. Dan lebih tepatnya teman Papi atau bias dibilang dia pemegang Saham terbesar ke 2 setelah Papi. Memeng kamu ngobrol apa ajah sama dia” jelas Henry kepada Lia tentang Pak Bram, serta bertanya kepada Lia apa yang dilakukannya bersama Lia.

Sebenarnya Henry tidak terlalu suka dengan Pak Bram. Apalagi setelah masalah ini, Jabatan Henry menjadi terancam. Walaupun dia pernah mengusulkan untuk membantu Henry, tapi dengan syarat Henry harus mundur dari jabatannya. Dan jelas Henry menolak tawaran tersebut. Sampai kapan pun Henry akan mempertahankan jabatan tersebut, dan akan diusahakan sebisa mungkin oleh Henry demi Perusahannya dan Hidupnya bersama Lia dan anaknya kelak.

“Enggak ngobrol macem – macem. Cuma aku binggung ajah masa dia bilang kalau kamu Bangkrut. Mana mungkin juga kamu bangkrutkhan” ujar Lia.

“Oh” ujar Henry menjawab. Henry sudah menebak pasti Pak Bram sedang mencoba membongkar masalah yang Henry sedang alami kepada Lia.

Apalagi kondisi Lia sedang hamil besar jadi memungkin Henry tak berani membahayakan kondisi Lia serta anaknya. Tapi harus diingat Henry masih ada banyak cara untuk mempertahankan Jabatan tersebut sampai kapan pun.

Love, Regret and LossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang