Part 18

1.7K 84 12
                                    

haloo #lambailambaitanganalamisunivers aku kembali lagi setelah lama tak pernah update, hehehhehe #nyegirevil

karna aku adalah anak yang tidak sombong, rajin menabung, ramah, sayang orang tua, manis, dan cantik #abaikan datang turun kebumi membawakan part 18 untuk kalian semua para pembaca setiap "Love, Regret and Loss" #idihdikiraperikali

maaf karna beberapa hari trakhir ini aku gak bisa uplod disebabkan banyak hal.

1. Hilang mood buat nerusin cerita ini

2. Kemarin kemarin lagi sibuk sama urusan kantor yang numpuk, tugas kampus yang enggk kelar kelar, sampai jadwal buat luangin waktu buat nulis gak ada

3. Author lagi seneng banget namanya traveling, dari jogja-lampung-pulau seribu sampai gak tahu mau kemana lagi saking gak punya dana buat trip #ayosemuabuatkoinpedulinyta #sableng

dan hasilnya sudah kalian tahu karna kesibukan itu membuat aku enggk bisa sering sering kaya dulu update part lanjutnya, dan keteter semua cerita aku.

tapi setelah banyak merenung dan menghayati karna ada beberapa dari kalian tanya kapan lanjutnya thor, atau lanjut cepetan thor. hari ini aku hadir buat kalian mempersembahkan part 18 dari "Love, Regret and Loss"

ok, gak perlu banyak bacot, karna mungkin bacotku gak bakan kalian denger. jadi silakan baca langsung

cekidot >>>>>>

====================================================================================

hari ini adalah jadwal Lia untuk cek ke Dokter kandungan, karna Henry tak bisa menjemput Lia dirumah Lia memutuskan untuk bertemu dengan Henry dirumah sakit saja.

Setelah menepuh waktu yang tak terlalu lama dari rumah menuju Rumah sakit Lia segera memasukki Rumah sakit dan tadi Henry berjanji untuk menunggu Lia di Coffe Shop dan setelah Henry datang Lia akan segera cek kandungannya sebelumnya ia juga sudah mengkonfirmasikan kepada Dokter Zeta.

Saat sedang menunggu Henry di Coffe Shop, Lia didatangi oleh seorang laki – laki yang seumuran dengan papanya.

"selamat siang Ibu Lia” sapa laki – laki tersebut kepada Lia.

Lia yang sedang ingin menyuapkan sebuah kue kemulutnya menjadi tertunda karna kedatagan orang tersebut. Lia pun menghentikan sebentar makannya untuk membalas salam tersebut, dan Lia juga sebenarnya tak kenal dengan orang tersebut namanu karna laki – laki tersebut mengenalnya Lia pun berinisiatif untuk membalas salam tersebut dengan sopan.

“Siang, maaf sebelumnya anda siapa yah? Maaf sebelumnya saya tidak kenal” ujar Lia membalas salam tersebut serta bertanya siapa dia.

“Perkenalkan saya Bram, rekan bisnis suami anda bapak Henry” ujarnya menjelaskan pada Lia. Lia yang mendengar pun membalas senyum karna ia adalah rekan bisnis suaminya.

“Maaf sebelumnya saya tidak terlalu banyak mengenal rekan bisnis suami saya” ujar Lia menyesal karna tak terlalu mengenal banyak rekan bisnis suaminya.

“Tidak apa – apa, saya memakluminya. Istri saya juga tidak terlalu banyak mengenal rekan bisnis saya, dia bilang itu tidak penting” ujarnya.

Karna Lia melihat sejak tadi Pak Bram hanya berdiri saja, Lia menyuruhnya untuk bergabung bersamanya selagi Henry belum datang.

“Silahkan duduk Pak Bram”

“Terima kasih. Pak Henry dimana, mengapa tidak menemani? Apalagi Ibu sedang hamil besar seperti ini. Kalau saya jadi Pak Henry saya akan selalu mendampingin Ibu kemanapun Ibu pergi” tanya Pak Bram dengan hati – hati namun dibalik pertanyaannya terdapat sebuah niat terselubung.

Love, Regret and LossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang