SYIFA POV
Aku berniat untuk bermain ke rumah Angga. Karena seharian ini aku sudah cukup di jadwalkan penuh oleh shooting dan tidak banyak bertemu dengan dirinya. Tidak ada salahnya bukan bila aku berkunjung?
"Sebentar ya, Syif. aku siapin makanan sama minuman buat kamu dulu, Oke?"
Ada yang terkesan asing saat kulirik-lirik sekeliling isi rumah Angga. Dan akhirnya baru kusadari ternyata ada lukisan yang baru terpajang disalah satu dinding ruangannya. Aku lantas mengernyit.
"Baru beli ya, Ngga?" Tanyaku ketika tau Angga sudah kembali.
Angga mengangguk.
"Bagus kan?"
Kali ini aku yang mengangguk.
Aku meratapi lukisan itu lagi. Tunggu! Lukisan itu malah terkesan mirip dengan sosok Angga. lihat saja jam tangannya! Itu kan jam tangan Angga. Aku langsung melirik jam di tangan Angga. Dan ya! Sama. Sama persis.
"Kamu minta pelukis buat ngelukisin kamu ya?"
Angga menoleh dan menggeleng. Itu tandanya jawabannya enggak. "Aku beli lukisannya di gallery. Kenapa? Mirip sama aku ya?"
Aku mengangguk mengiyakan.
"Aku juga berpikir begitu. Tapi paling cuma kebetulan doang mirip."
Aku berpikir-pikir sejenak. Mungkin saja benar. Hanya kebetulan. Lagipula kenapa aku harus begitu mempertanyakannya? Ah aku menggeram pelan. Mana mungkin aku cemburu dengan lukisan itu. Itu kan hanya sekadar lukisan. Tak seharusnya aku cemburu iya buat apa aku harus cemburu?
"Syif?"
Angga membuatku tersentak dari lamunan konyol itu. Aku lalu tersenyum kikuk.
"Duduk yuk! Ngapain berdiri terus?"
Aku mengangguk setuju. Iya kurasa aku pun lelah berdiri. Tapi sebelum benar-benar duduk, kupandangi lukisan itu sekali lagi. Dan tak sengaja kudapati sebuah nama yang langsung membuatku tercengang. Rani. Oh ternyata dia. Baguslah, ini skenario rupanya.
●●●
"Syifa gue rasa gue mau mundur aja."
Aku kaget begitu Rani memutuskan untuk menyerah padahal ini baru saja permulaan.
Aku menyempatkan diri untuk ke rumah Rani sebentar sebelum menuju ke lokasi shooting. Tujuanku untuk bertanya sedikit tentang Angga. Tapi ternyata yang kudapat adalah keinginan Rani untuk mundur.
"Pliss... Ran! Baru juga awal masa kamu mau nyerah gitu aja? Aku juga belum dapetin fakta soal Angga. Aku belum tau dia yang sebenarnya gimana."
Rani melemas. "Gue gak bisa Syif. Gue takut. Gue takut ada resiko dibalik ini semua."
Aku menatapnya. Dia Lalu menarik nafas tenang. "Sampe sekarang belum ada tanda apa-apa kan kalo dia itu suka nyeleweng? Udah Syif dia itu cowok baik-baik. Gue yakin."
Aku masih belum yakin. Ini bahkan baru permulaan makanya mungkin belum ada tanda-tanda. Mungkin aja ini memang triknya Angga untuk bersikap biasa saja dulu baru nyeleweng kemudian. Kita tidak tau bukan?
"Pliss.. Ran.. aku mohon."
Aku menatap Rani. Kulihat Rani mengembuskan nafas seraya menyampirkan sehelai rambut yang mengganggu di wajahnya ke belakang telinga. lalu menatapku.
KAMU SEDANG MEMBACA
If I'm Yours [SELESAI]
Romance"Sehebat apapun sandiwaramu, hatimu tetap tak akan bisa berbohong." Copyright©2017-All Rights Reserved