ANGGA POV
Sudah satu jam aku menunggu didepan ruang ICU setelah kejadian yang tidak disangka itu.
Ketika aku yang sudah memutuskan dengan sepenuh hati untuk menyeberangi jalan dan meninggalkan Syifa sendiri. Aku sudah berada di seberang jalan kala itu. Namun suara gemuruh orang yang terkesan aneh spontan membuatku penasaran.
Aku berbalik dan tertohok.Kudapati seseorang baru saja tertabrak. Dan orang itu adalah Syifa.
"SYIFAA..!"
Ah. Sial Sial Sial. Masalah selalu datang disaat yang tidak tepat.
Nyiiit...
Suara decitan pintu ruang ICU yang terbuka membuatku menoleh, Sang dokter keluar dari ruangan tersebut dengan berkalung stetoskop di leher.
Aku segera bangkit dan bertanya. "Em.. Dokter..?" Tanyaku dengan pandangan yang bisa langsung dengan mudah terbaca.
Kurasa dokter tersebut langsung peka dengan maksud dari pembicaraanku.
"Tidak ada luka yang terlalu serius. Kondisinya sudah lumayan membaik saat ini".
Aku melirik sekilas Syifa yang sedang terbaring di balik kaca ICU untuk kemudian kembali menatap sang dokter. Sekaligus memberi isyarat apakah aku sudah bisa menjenguknya atau tidak.
"Kondisi pasien sudah lumayan stabil. Dia sudah bisa dijenguk sekarang" Jelas dokter membuatku mengangguk paham.
"Makasih, dok" Kemudian aku pun segera masuk ke dalam ruangan dimana Syifa dirawat.
Gadis itu sudah siuman dan ia tersenyum cerah begitu melihatku datang. Ia mencoba untuk bangkit, namun insting pekaku langsung bertindak untuk menyuruhnya tetap berbaring.
Syifa membenarkan posisinya supaya nyaman, ia masih terus saja tersenyum. "Makasih udah peduli, Ngga. Aku tau kamu pasti khawatir" Ucap Syifa dengan percaya diri. Ia bahkan terlihat tidak peduli dengan kondisinya sendiri maupun infus yang sudah tersuntik di nadinya itu.
Melihatnya begitu aku merasa kacau.
"Gak usah banyak bicara dulu, lebih baik kamu istirahat" Ujarku.
Namun Syifa malah meraih tanganku perlahan. Menggenggamnya dengan lembut seolah berpikir aku akan meninggalkannya.
Aku kemudian menunduk, melirik tangan mulusnya yang tengah menggengam tanganku itu. Lalu beralih memandangi wajahnya yang kini tengah menatapku lekat.
"Maafin aku Ngga... Jangan pernah ninggalin aku lagi" ucap Syifa penuh pengharapan. Pandangannya menyeluruh nelangsa, jelas sekali itu bermakna agar aku menurutinya.
Ah sial! Aku kacau. Aku merasa benar-benar bingung sekarang.
Mulutku ragu untuk berkata iya. Namun juga ragu untuk berkata tidak. Aku benar-benat tidak mengerti dengan jalan permainan hatiku saat ini.
Namun aku tetap tersenyum ramah. "Istirahatlah. Jangan melakukan hal konyol lagi" Kataku.
Tanganku bergerak mengendurkan genggamannya dengan sepelan mungkin lalu meletakkannya dengan benar di sisi tubuhnya.
"Angga.." lirihnya lagi.
Aku hanya tersenyum sambil menatapnya. Tidak yakin itu senyum yang tulus atau tidak, yang pasti, untuk kali ini, jangan sampai membuatnya drop lagi.
●●●
RANI POV
Angga tidak datang.
Aku tidak tau itu hal yang bagus atau tidak. Itu bagus atau tidak, ini benar-benar membingungkan. Ah. Menjengkelkan.
Ya, bisa jadi ini adalah hal yang bagus. Angga tidak datang. Otomatis aku tidak akan bertemu dengannya dan merasakan indahnya sky diving bersama. Aku bahkan tidak tau apa yang akan terjadi nantinya bila itu terjadi. Tidak bisa kubayangkan.
Loh seharusnya aku merayakannya bukan? melompat kegirangan atau meniup balon atau trompet mungkin? Hmm... Itu akan sangat menyenangkan.
Namun disisi lain aku seperti merasa di khianati. Hatiku seperti sakit rasanya. Entah itu karena Angga yang ingkar janji padaku atau apa, Aku sendiri tidak tau. Ini sulit.
Aaahhh ini sangat menyebalkan!
Suara telepon spontan memecahkan lamunanku. Segera ku angkat telepon itu tanpa melihat nama si penelepon terlebih dahulu.
"Halo? Siapa?" Serbuku langsung.
"Hey? Kamu terdengar kesal sekali sepertinya"
Mataku segera membulat karena sadar. "Ah! Elo! He he he maaf"
"Ya aku. Siapa lagi."
"Ya ya ya, Maaf. Enggak liat tadi. Btw, lo lagi dimana?"
"Emm.. I think.. i have a bad news"
Seketika aku tersentak mendengarnya yang berkata hati-hati seperti itu. "Hah? What-What's happen'? There is something happen' with you?"
"Hey! Don't worry. Don't be like that, you scare me"
"Seriously. What's happen?"
"Nope. It just a little... accident"
"Hah? Gilak, kecelakaan? Lo dimana sekarang? Rumah sakit mana? Biar gue kesana sekarang juga"
"No no. I'm fine. Ada Angga disini, bisa gawat kalo dia liat kamu"
"Terus gimana caranya lo nelpon gue?"
"Dia lagi ke toilet. Aman kok"
"Hmm.. okey. Terserah lo deh. Tapi kondisi lo gak parah kan? Gue pengen banget liat lo Syif,"
"Enggak. Gak parah kok. Cuma lecet doang"
"Please.. gue jenguk lo ya? Ya ya ya?"
"Eeh.. Sorry Ran, Angga udah balik. Aku rasa udah dulu deh. udah ya? see you, muuach!"
"See- you- to." Perlahan ku jauhkan ponsel dari telinga dan meliriknya, hanya tinggal nada tut tut tut saja. Panggilan sudah diputuskan.
Syifa kecelakaan. Oh bagaimana mungkin.
Jelas aku langsung cemas sekali sekaligus panik dibuatnya. Dia sedang terluka dan aku tidak ada disinya. Apa gunanya aku ini?
Sekarang bukannya menjenguknya, ia malah melarangku untuk datang. Ia masih ingin aku mengikuti naskahnya. Ah gadis itu terlalu serius dengan permintaannya. Sungguh aku ingin berhenti saja.
Tapi aku mendapatkan satu kenyataan lagi. Alasan kenapa Angga mengingkari janji dan tidak datang. Itu semua karena Syifa. Karena Angga begitu menyayangi Syifa. Seharusnya Syifa mempercayainya. Dan tidak melibatkan aku dalam hubungan mereka. Karena pada akhirnya akan ada resiko dibalik ini semua, dan aku gak siap menerima itu.
Apapun yang terjadi hubungan persahabatan ini tidak akan hancur katanya.
Tapi apa ini masih berlaku ketika salah satu diantara kita melewati batas terlarang dan tersesat terlalu jauh? Apakah janji itu masih bisa ditepati? Aku bahkan tidak yakin soal itu.
Sial. Aku dilema.
Pesan masuk dari Angga.
Angga : Gue tau lo pasti uda nunggu lama. Tapi gue minta maaf gue gak bisa datang. Gue ada masalah. Gue ada di rumah sakit sekarang.
Bahkan Angga itu sudah jujur. Lalu apa yang salah dengan pria seperti dia? Dia sungguh pria yang tepat tapi kenapa Syifa masih ragu? Dan aku merasa telah menjadi manusia terbodoh sekarang. Aku ingin mundur, tapi kurasa Syifa sudah membuatku melangkah terlalu jauh.
.
.
.TBC
Lanjut teruuuss, bagen dah kalo kagak ada yang suka, kwkwkw😂😂
KAMU SEDANG MEMBACA
If I'm Yours [SELESAI]
Romansa"Sehebat apapun sandiwaramu, hatimu tetap tak akan bisa berbohong." Copyright©2017-All Rights Reserved