Penyelesaian, Bukan

247 7 1
                                    

IQBAL POV

Aku benar-benar tidak menyangka dengan pemandangan yang baru saja terjadi di hadapanku.

Kenyataan yang tak sengaja ku dengar antara kekasihku, Rani, Angga, dan, kekasihnya, Syifa.

Sungguh, benar-benar tak bisa dipungkiri. Ini pasti main-main.

Dan kalau memang benar, Aku sungguh tak bisa menerima kenyataan ini.

Apakah Rani... sudah mencurangi aku?

"Iqbaal..."

Stop! Aku tak mau dengar.

Suaranya yang begitu lembut itu malah membuatku semakin terpancing emosi.

Dia Raniku, mengapa bisa seburuk itu?

"Iqbaal.. maaf..."

Aku benar-benar tak ingin bersuara. Karena jika itu terjadi, maka mungkin aku akan bertindak kasar.

Aku menyayanginya, masih sampai saat ini.

BRUUMM... BRUUUMMM...

Aku hanya mengegas mobilku lebih laju, sangat laju, menyamai seperti pembalap, namun terkesan ugal-ugalan.

Perasaanku pecah. Kacau, perasaanku menggila!

"Aku mohon jangan kayak gini.. ini semua bisa dijelasin baik-baik.."

"DIAM RANI!"

NYIIIITTTT....

Aku membanting setir, untuk mengeremkan mobil karena lajunya sudah di luar batas, dan mobil berhenti di tengah jalanan yang sepi. Dengan posisi horizontal.

Aku dan Rani sedikit terjuntai ke depan akibat dari pengereman mendadak itu.

"BERHENTI BICARA RANI AKU TIDAK MAU MENDENGAR SUARAMU!"

Dan Rani seketika bungkam.

Aku benci keadaan ini. Kenapa hubunganku selalu ada seperti ini? Kenapa hubunganku tidak bisa berjalan mulus seperti ekspetasi?? Kenapa diriku harus dicurangi seperti ini oleh orang yang aku sayangi sendiri??? kenapa???? KENAPA??????

Ini semua benar-benar MEMUAKKAN!!!!!

Aku menghajar habis-habisan stir mobil dihadapan. Menonjoknya terus dengan mengeluarkan semua tenagaku, bertingkah gila di dalam mobil. Jelas aku mengamuk. SANGAT MENGAMUK.

Dan Rani menunduk sambil menangis.

"Aku gak pernah berniat sedikitpun untuk mencurangi kamu. Aku bener-bener gak kepikiran kalo yang aku lakukan ini malah membuat—"

Aku menyergah sambil menatapnya tajam.

"Apa? Membuat apa HA? MEMBUAT HANCUR??"

Dia menatapku, tatapan matanya benar-benar... pedih. Kosong dan peruh rasa bersalah.

Sial, aku tidak bisa melihatmu begini Rani.

"Sekuat apapun aku nolak, gimanapun dia tetap sahabat aku. Kamu gak tau gimana rasanya di posisi aku Bal! Kamu gak tau gimana rasa sesaknya kejebak dalam skenario ini!" Ia tersendat, menahan air matanya untuk tidak mengalir deras.

"Tapi keputusan baik kamu itu malah membuat hubungan kita menjadi retak Rani!! IKUT HANCUR!!" Tatapanku benar-benar membunuh. Membuat matanya makin berkaca-kaca.

"Aku tau Iqbal! Dari awal aku udah nebak akhirnya gimana." Air matanya melolos begitu saja.

"Terus kenapa kamu lakuin ini Rani?"

"Karena kamu gak pernah benar-benar ada buat aku! Yang jauh kamu cintai itu band kamu, bukan aku. Dan aku cukup tau itu, Iqbal." Tangisnya mengalir lagi.

If I'm Yours [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang