32. Keangkuhan Tokoh-tokoh Hwa San Pai

1.4K 36 0
                                    

Begitu jatuh, keangkuhannya menjadi lenyap, bahkan wajahnya tampak meringis-ringis.

Tam Goat Hua tertawa geli.

"Kakak turun tangan harus ringan dikit, orang punya Cousu di sini, jangan main-main lho!"

Kakaknya tertawa.

"Siapa sangka tadi dia begitu angkuh, tapi malah tak berguna sama sekali!"

Mereka berdua terus bercakap-cakap, kelihatannya tak memandang sebelah mata pun terhadap Hwa San Pai.

Dalam beberapa tahun ini, Hwa San Pai memang amat menonjol. Kedudukannya dalam rimba persilatan pun bertambah tinggi. Maka orang-orang Hwa San Pai itu angkuh sekali. Kini Tongcu itu dipermalukan di hadapan semua orang, tentunya menggembirakan mereka semua.

Akan tetapi, mereka mencemaskan kakak beradik itu. Karena Liat Hwe Cousu, sudah pasti tidak akan membiarkan pihaknya dipermalukan begitu, otomatis akan turun tangan.

Bagaimana kepandaian Liat Hwe Cousu, semua orang yang berada di tempat itu tahu jelas, tentunya Tam Goat Hua dan kakaknya akan celaka.

Terhadap mereka berdua, Pit Giok Sen sudah terkesan baik, maka segera berkata.

"Kalian berdua duduk di sini saja! Sebentar lagi menonton keramaian, bagaimana?"

Tam Goat Hua langsung memberi hormat kepada Pit Giok Sen, kemudian menyahut.

"Terimakasih atas kebaikan Cianpwee,"

Namun gadis itu tidak mau menerima maksud baik Pit Giok Sen.

Yang di sebelahnya, Tiat Cit Song Jin langsung berseru.

"Gadis kecil, kalian berdua ingin mencabut kumis macan?"

Tam Goat Hua dan kakaknya hanya tertawa, tak menjawab sama sekali.

Di saat bersamaan, pihak Hwa San Pai telah melangkah keluar tiga orang Tongcu, sedangkan Tongcu keenam yang terjatuh itu bangkit berdiri.

Ketiga Tongcu itu melesat ke hadapan Tam Goat Hua dan kakaknya, kemudian tertawa terkekeh-kekeh.

"Kepandaian Nona cukup lumayan. Sebulan yang lalu, beberapa Tongcu kami terluka di sekitar daerah Ciat Kang, apakah Nona yang turun tangan? Mohon petunjuk Nona!"

Tam Goat Hua tahu apa sebabnya pihak Hwa San Pai mencari gara-gara dengannya, ternyata sebulan yang lalu, gadis itu yang ingin membalas budi kepada Lu Sin Kong suami isteri, maka di dalam rimba waktu itu dia mengusir beberapa Tongcu Hwa San Pai.

Akan tetapi, Tam Goat Hua justru pura-pura tidak tahu. Dia tersenyum seraya berkata.

"Aku tidak tahu apa maksud kalian. Lagipula aku pun tidak mengerti apa itu Tongcu. Sebulan yang lalu, ketika aku berada di Ciat Kang, memang pernah berkelahi dengan beberapa orang, sebab mereka sedang berunding cara bagaimana merampok barang kawalan. Kupikir mereka dari golongan hitam, maka aku langsung turun tangan terhadap mereka. Apakah mereka sehaluan dengan kalian?"

Ucapan Tam Goat Hua yang amat tajam itu membuat wajah ketiga Tongcu berubah menjadi kehijau-hijauan. Mereka membungkam, lama sekali barulah mendengus dingin.

"Hmm! Ternyata benar kau! Cousu yang akan menangani itu, mari ikut kami!"

Tam Goat Hua tertawa.

"Tadi orang itu telah jatuh hingga pantatnya terasa sakit sekali, apakah kalian bertiga juga ingin merasakan itu?"

Salah seorang Tongcu berseru.

"Untuk apa banyak bicara dengan gadis sialan itu?"

Kedua Tongcu lain langsung menyerang Tam Goat Hua dari kiri dan kanan, Tam Goat Hua bergerak cepat mencelat ke belakang. Di saat bersamaan, rantai yang melekat di lengannya pun bergerak.

Harpa Iblis Jari Sakti - Ni KuangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang