139. Siasat Sebuah Batu, Tiga Ekor Burung

976 23 0
                                    

Dulu ketika Beng Tu Lojin meninggal, Thian Sun Sianjin juga melawat ke gunung Gobi San, namun ia tidak pernah kembali ke gunung Tiang Pek San. Hal ini merupakan suatu teka teki dalam rimba persilatan.

Hingga ketika Lu Leng terdampar di pulau Hek Ciok To dan melihat tulisan peninggalan Tian Sun Sianjin, barulah ketahuan bahwa Thian Sun Sianjin dan Pian Liong Sian Po, bertarung di pulau itu. Akhirnya mereka berdua mati bersama disana, dan teka teki tersebut terungkap, namun dimana adanya ketujuh batang Panah Bulu Api, masih tiada seorangpun yang mengetahuinya?

Karena Tiat Sin Ong telah memberikan ketujuh batang Panah Bulu Api kepada Thian Sun Sianjin, maka hanya Thian Sun Sianjin seorang yang tahu dimana adanya ketujuh batang Panah Bulu Api tersebut, tapi sayang sekali Thian Sun Sianjin justru telah meninggal!

Seandainya ketujuh batang Panah Api berada pada murid Tiang Pek Pay, sedangkan murid Tiang Pek Pay sangat lemah dan tidak dapat menjaganya, berarti sudah direbut oleh orang lain dan tidak akan berada di gunung Tiang Pek San.

Hanya ada satu kemungkinan, yakni Thian Sun Sianjin membawa serta ketujuh batang Panah Bulu Api ke pulau Hek Ciok To! Tetapi, Lu Leng pernah tinggal di pulau tersebut selama tiga tahun, bagaimana mungkin ia tidak menemukan ketujuh batang Panah Bulu Api itu?

Berpikir sampai disitu, hati Tam Goat Hua menjadi dingin. la betul-betul putus asa!

Setelah berpikir sejenak, barulah Tam Goat Hua meninggalkan tempat itu sekaligus meninggalkan gunung Gobi San.

Sepanjang jalan, Tam Goat Hua kembali berpikir. Setelah menerima ketujuh batang Panah Bulu Api, Thian Sun Sianjin lalu menggunakannya untuk apa? Tidak seharusnya Thian Sun Sianjin menerima ketujuh batang Panah Bulu Api itu!

Setelah meninggalkan gunung Gobi San, pada hari ke dua menjelang petang barulah Tam Goat Hua teringat pada Lu Leng.

Lu Leng belum bertemu Tiat Sin Ong, apakah mungkin telah terjadi sesuatu atas dirinya? Mungkin bertemu Iblis Merah dan Iblis Hijau! Berpikir sampai disitu, Tam Goat Huapun cepat-cepat melanjutkan perjalanannya.

Keluar dari gunung Gobi San, Tam Goat Hua bertemu sekelompok kaum rimba persilatan yang ingin pergi ke Cing Yun Ling.

Tam Goat Hua tidak bertarung dengan mereka, ia hanya bertanya pada mereka mengenai Iblis Merah Ban Khong dan Iblis Hijau Yo Sai Hoan, barulah ia tahu bahwa Lu Leng telah ditangkap oleh kedua Iblis itu, dipantek pada sebuah balok besar dan dibawa ke Istana Ci Cun Kiong sebagai hadiah untuk Liok Ci Khim Mo!

Mendengar itu, Tam Goat Hua langsung mengejar dengan hati tercekam dan amat cemas! Sayang sekali perjalanannya terpaut tiga hari dengan Iblis Merah dan Iblis Hijau, mungkinkah Tam Goat Hua tidak berhasil mengejar mereka...?!

o0o

Sementara itu, Lu Leng masih tergeletak di tanah, sama sekali tidak bisa bergerak, haripun dengan perlahan-lahan berubah menjadi hitam karena tertutup oleh awan mendung. Tak lama haripun mulai gelap, awan mendung mulai sirna.

Lu Leng yang tergeletak di tanah terus memandang ke arah langit. Tampak bintang-bintang mulai bermunculan. Saat ini, dia sudah tidak tahu apa yang disebut kedukaan, ia hanya merasakan hampa dan merana saja!

Dia tergeletak seorang diri disitu selama hampir tiga jam, alam di sekitarnya terasa amat sunyi dan sepi.

Semula, ketika teringat dirinya akan mati secara mengenaskan, hatinya merasa berduka sekali! Namun lewat tiga jam kemudian, sekujur badannya sudah kesemutan, dan menimbulkan suatu rasa malas dalam hatinya, ia ingin tidur seketika agar tidak bangun lagi! Sekarang dia tidak merasa berduka maupun menderita lagi, walau masih ada rasa penasaran dalam pikirannya, yaitu belum membasmi Liok Ci Khim Mo dan dendam kedua orang tuanya masih belum terbalas!

Harpa Iblis Jari Sakti - Ni KuangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang