52. Korban Harpa Delapan Naga

1.1K 26 0
                                    

Menyaksikan itu, Tam Goat Hua langsung tertawa gembira, kemudian berkata dengan penuh kekaguman.

"Cianpwee, Lweekangmu sudah tinggi, kira-kira sudah nomor wahid di kolong langit?"

Orang aneh berkedok menghela nafas panjang.

"Tidak terhitung itu, karena kini masih ada satu orang, aku masih tidak berani berhadapan dengannya."

Hati Tam Goat Hua tersentak, gadis itu menatapnya seraya bertanya.

"Cianpwee bergurau?"

Orang aneh berkedok menggeleng-gelengkan kepala.

"Aku tidak bergurau. Kalau saat ini orang itu muncul, aku pasti kabur terbirit-birit."

Dari puncak Sin Jin Hong hingga di sini, yang diperlihatkan orang aneh berkedok adalah ilmu silat tingkat tinggi, boleh dikatakan nomor wahid di kolong langit. Akan tetapi, masih ada seseorang yang akan membuatnya kabur terbirit-birit, itu sungguh tak dapat dipercaya.

Tam Goat Hua segera bertanya.

"Siapa orang itu?"

Orang aneh berkedok menyahut.

"Justru repotnya di sini, siapa dia, aku pun tidak tahu.

Mulut Tam Goat Hua ternganga lebar, dan matanya terbeliak.

"Kalau begitu, bagaimana Cianpwee takut kepadanya?"

Orang aneh berkedok memberitahukan.

"Aku tidak takut kepada orangnya, hanya takut kepada Pat Liong Thian Im (Suara Langit Delapan Naga), ilmunya itu."

Mendengar itu, hati Tam Goat Hua tergerak dan kemudian dia berkata.

"Pat Liong Thian Im? Oh! Aku sudah tahu, maksud Cianpwee suara harpa itu!"

Kelihatannya orang aneh berkedok sudah tidak mau membicarakan itu, sebab dia langsung mengalihkan pembicaraan.

"Kau sudah ke Istana Setan?"

Tam Goat Hua mengangguk.

"Sudah."

Orang aneh berkedok manggut-manggut.

"Bagus. Nyalirnu cukup besar. Bertemu Lu Leng?"

Tam Goat Hua menghela nafas panjang.

"Sudah bertemu."

Orang aneh berkedok bertanya.

"Kau sudah menolongnya keluar?"

Tam Goat Hua menyahut.

"Sudah."

Orang aneh berkedok bertepuk tangan.

"Bagus! Di mana orangnya?"

Tam Goat Hua tahu bahwa orang aneh berkedok pasti akan bertanya sampai ke situ, maka dia menghela nafas lagi.

"Orangnya hilang lagi."

Orang aneh berkedok tertawa.

"Gadis liar, jangan bergurau denganku!"

Tam Goat Hua tersenyum getir.

"Bagaimana aku berani bergurau dengan Cianpwee? Lu Leng betul-betul hilang lagi."

Mendadak orang aneh berkedok itu menggeram, kemudian sebelah tangannya memukul ke bawah.

"Bum!"

Tanah yang terkena pukulannya langsung berlubang.

Padahal tadi orang aneh berkedok masih tertawa-tawa. Namun begitu dia marah, sungguh mengejutkan! Tam Goat Hua sama sekali tidak berani bersuara saking ketakutan. Orang aneh berkedok mencaci.

Harpa Iblis Jari Sakti - Ni KuangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang