98. Dua Sejoli di Makam Rahasia

1K 28 2
                                    

Lain halnya dengan Toan Bok Ang. Ketika melihat Liat Hwe Cousu mendadak melesat keluar, gadis itu segera tahu adanya gelagat ketidakberesan. Apalagi melihat Liat Hwe Cousu menoleh ke arah mereka sambil tersenyum. Dalam hatinya sudah menduga bahwa ketua Hwa San Pai itu mempunyai niat tidak baik. Maka dia segera menarik Lu Leng seraya berkata.

"Mari kita cepat keluar!"

Lu Leng yang ditarik, kelihatannya masih tidak mau meninggalkan kuburan itu.

"Mengapa?"

Toan Bok Ang melihat Liat Hwe Cousu sudah hampir menerobos keluar melalui lobang itu, maka guguplah hatinya.

"Cepai! Cepat!"

Mereka berdua mencelat ke atas, namun Liat Hwe Cousu sudah keluar dari lobang itu.

Toan Bok Ang terkejut bukan main dan langsung berteriak-teriak sekeras-kerasnya.

"Liat Hwe Cousu, kalau kau berniat jahat, Thian (Tuhan) pasti menghukummu!"

Di saat bersamaan terdengar suara 'Blam' menggoncangkan kuburan itu dan memekakkan telinga Toan Bok Ang serta Lu Leng, sehingga membuat badan mereka merosot ke bawah.

Ternyata Liat Hwe Cousu menutup lobang itu dengan lempengan besi yang amat berat itu, maka menimbulkan suara 'Blam'!

Dapat dibayangkan, betapa terperanjatnya Toan Bok Ang dan Lu Leng, akhirnya badan mereka merosot kembali ke bawah.

Mereka berdua berdiri tertegun. Kemudian Toan Bok Ang mendekap di dada Lu Leng, dan isak tangisnya pun meledak.

Padahal Lu Leng ingin mengelak, tapi terlambat sehingga wajahnya menjadi memerah saking jengahnya.

Toan Bok Ang mendongakkan kepala memandang Lu Leng. Walau air matanya meleleh, namun wajahnya tampak gembira.

"Lu Siauhiap, tak disangka... kita akan mati bersama di dalam kuburan ini!"

Ucapan gadis itu penuh mengandung cinta kasih yang amat mendalam. Walau hatinya berduka karena akan mati di dalam kuburan itu, namun merasa puas karena akan mati bersama Lu Leng.

Sebaliknya bagi Lu Leng, ucapan itu bagaikan jarum menusuk ke dalam hatinya. Sebab dia teringat akan dendam kedua orangtuanya, juga teringat akan kematian Mo Liong Seh Sih, bagaimana dapat terwujud semua itu?

Mendadak Lu Leng mendorong, sehingga Toan Bok Ang terdorong mundur beberapa langkah. Lalu dia mendongakkan kepala dan berteriak-teriak.

"Liat Hwe Cousu! Bagus, bagus sekali...!"

Saking kesalnya, Lu Leng tidak tahu harus bagaimana mencaci Liat Hwe Cousu yang amat licik itu.

Akhirnya dia jatuh terduduk di sisi peti mati tembaga, lalu menghela nafas panjang. Wajahnya tampak lesu, tak bersemangat sama sekali.

"Nona Toan, sesungguhnya Liat Hwe Cousu tidak perlu mencelakai kita dengan cara demikian. Tapi... kenapa dia mencelakai kita?"

Setelah terdorong mundur oleh Lu Leng, hati Toan Bok Ang amat berduka sekali dan dia terus berdiri terpaku di tempat.

Ketika mendengar pertanyaan Lu Leng, barulah dia menyahut.

"Dilihat dari ketika dia melesat keluar, sepertinya dia sudah tahu siapa pencuri Panah Bulu Api."

Lu Leng tertegun, lalu mendongakkan kepala memandang Toan Bok Ang.

"Oh, ya?"

Toan Bok Ang melangkah perlahan mendekati Lu Leng, kemudian berkata dengan perlahan.

"Menurutku memang begitu. Saat itu hatimu sedang berduka, maka tidak memperhatikan gerak-gerik Liat Hwe Cousu. Dia membolak-balik potongan ujung baju itu, kemudian berseru girang dan melesat keluar."

Harpa Iblis Jari Sakti - Ni KuangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang