102. Pertemuan di Bu Lim Ci Cun Ceh Kiong

1.1K 24 2
                                    

Kini Lu Leng baru melihat jelas, ternyata ular berbisa itu bersisik abu-abu yang dapat memekar sehingga terasa tajam sekali. Bahu Lu Leng tersambar ekor ular itu dan tertusuk sisik-sisiknya yang tajam, maka terasa sakit sekali, sehingga membuatnya nyaris menjerit.

Kebetulan Lu Leng mendongakkan kepala. Dilihatnya Liok Ci Khim Mo dan Oey Sim Tit membalikkan badan lalu berjalan pergi. Kalau di saat ini dia bersuara, pasti celaka.

Oleh karena itu, dia berkertak gigi menahan rasa sakitnya agar tidak mengeluarkan suara, sekaligus mengerahkan hawa murninya untuk melawan rasa sakit itu.

Sungguh sulit menunggu Liok Ci Khim Mo meninggalkan tempat itu, sebab dia berjalan begitu lamban. Tak seberapa lama, barulah dia menikung.

Lu Leng mengeluh perlahan. Kemudian dipegangnya ekor ular itu dengan tangan kirinya lalu ditariknya dengan sekuat tenaga. Ular itu putus menjadi dua potong dan darahnya yang berbau amis pun mengucur deras.

Lu Leng cepat-cepat meloncat ke belakang agar badannya tidak terkena percikan darah, lalu menengok bahunya. Tampak beberapa lobang, dan darah di bahunya pun telah menghitam.

Separuh badannya merasa ngilu. Lu Leng tahu bahwa ular itu amat berbisa. Maka, dia cepat-cepat menotok jalan darahnya di bagian dada agar bisa ular itu tidak menjalar ke jantung.

Setelah itu, dia mengeluarkan Soat Hun Cu, lalu digosok-gosokkannya pada bekas luka di bahunya. Soat Hun Cu memang dapat menghisap racun apa pun, dan Lu Leng telah menyaksikan itu.

Akan tetapi kali ini, setelah digosok-gosokkan pada bahunya, Soat Hun Cu itu berubah warnanya menjadi abu-abu.

Lu Leng terkejut, sebab ketika melihat bekas luka di bahunya, masih agak kehitam-hitaman. Dapat dibayangkan, betapa dahsyatnya bisa ular itu.

Lama sekali warna Soat Hun Cu itu baru berubah menjadi putih kembali. Ketika Lu Leng baru mau menggosokkannya lagi, mendadak terdengar suara di belakangnya.

"Bocah, kalau terus begitu, nyawamu sulit diselamatkan."

Lu Leng menoleh. Ternyata yang berkata itu Yok Kun Sih. Lengannya mengapit Toan Bok Ang yang telah ditotok jalan darah gagunya, maka tidak mampu bersuara.

Lu Leng tahu, bahwa kalau terus-menerus menggosok, itu membutuhkan waktu, mungkin bisa ular itu akan menjalar ke jantungnya.

Setelah mendengar perkataan Yok Kun Sih, Lu Leng segera bertanya.

"Cianpwee ada petunjuk apa?"

Yok Kun Sih menunjuk bangkai ular berbisa itu, lalu menyahut.

"Itu adalah ular aneh yang amat berbisa. Siapa pun tidak tahu ular berbisa apa itu. Kecuali kau tidak menghendaki Soat Hun Cu lagi, barulah nyawamu dapat diselamatkan."

Lu Leng terkejut dan tidak mengerti.

"Kalau tiada Soat Hun Cu, lalu bagaimana cara menghisap bisa ular itu?"

Yok Kun Sih menyahut dengan dingin.

"Walau Soat Hun Cu merupakan benda pusaka, namun sudah begitu dalam kau terkena bisa ular itu. Maka, kecuali hanya dengan sekali tarik nafas agar semua bisa ular itu terhisap keluar, barulah kau selamat. Akan tetapi, Soat Hun Cu itu akan berubah hitam, sekaligus kehilangan kegunaannya. Oleh karena itu, harus ditaruh ke tempatnya di gunung salju, dan membutuhkan waktu seratus tahun, barulah dapat berfungsi seperti semula."

Lu Leng tertegun mendengar penuturan itu.

Perlu diketahui, tidak gampang bagi Giok Bin Sin Kun memperoleh Soat Hun Cu itu. Hampir dua puluh tahun dia berada di gunung salju, barulah memperoleh Soat Hun Cu tersebut.

Harpa Iblis Jari Sakti - Ni KuangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang