121. Impian Empat Pendekar Buta

1K 19 0
                                    

Lu Leng tahu luka orang hutan itu cukup parah. Darah tampak terus mengucur dari pinggangnya yang terluka parah. Dia yakin orang hutan itu pasti mati karena kehabisan darah. Namun sementara itu Tam Goat Hua tampak dalam bahaya, sebab senjata miliknya agak kurang leluasa melawan kedua orang hutan itu.

Tentu hal itu mencemaskan Lu Leng. Dia harus segera menghabiskan orang hutan yang masih menyerangnya, untuk kemudian cepat membantu Tam Goat Hua.

Setelah mengambil keputusan tersebut, badan Lu Leng terus berputar mengitari orang hutan yang menyerangnya. Gerakannya itu membuat orang hutan pusing tujuh keliling. Mungkin karena marah, orang hutan itu memekik dan menggeram keras.

Ketika Lu Leng berhenti, orang hutan itu langsung mengayunkan toya besi bergerigi ke arahnya.

Itu yang dikehendaki Lu Leng. Ketika orang hutan itu mengayunkan toya besi bergerigi, Lu Leng juga mengayunkan golok pusaka Su Yang To ke arah lengan lawannya. Golok pusaka Su Yang To bergerak lebih cepat, hingga sekejap saja terdengar suara,

"Crass!"

Seketika pekik kesakitan memecah suasana. Ternyata lengan kiri orang hutan itu telah buntung. Darah merah mengucur deras.

Ketika Lu Leng baru mau menusuk perut orang hutan itu, mendadak terdengar suara berdentang dua kali. Apalagi kalau bukan suara dari benturan senjata? Menyusul terdengar suara jeritan Tam Goat Hua.

Mendengar suara jeritan itu hati Lu Leng tersentak kaget. Begitu menoleh ke arah Tam Goat Hua, tahulah dia apa yang telah terjadi.

Ternyata sepasang rantai Tam Goat Hua melingkar pada kedua batang toya besi bergerigi, sedangkan kedua orang hutan menyentakkannya sekuat tenaga. Tubuh Tam Goat Hua melayang ke atas mulut jurang.

Menyaksikan itu, keringat dingin mengucur di sekujur badan Lu Leng karena cemas dan tegang. Namun dalam sekejap dia tak tahu harus berbuat apa.

Mendadak saja Lu Leng melesat dengan cepat. Namun seketika dia merasakan bahunya sakit.

Kini dia baru ingat, di belakangnya terdapat seekor orang hutan yang tadi sebelah lengannya sudah kutung. Lu Leng menoleh ke belakang, ternyata bahunya telah dicengkeram oleh lengan kanan orang hutan itu. Tanpa banyak pikir lagi dia langsung mengibaskan golok pusaka Su Yang To ke belakang, lalu melesat ke depan.

Tetapi saat itu badan Tam Goat Hua sudah mulai merosot ke bawah jurang. Terdengar suara seruannya yang memilukan.

"Adik Leng...!"

Lu Leng yang mendengar suara seruan itu hanya berdiri termangu. Dia tampak bingung. Bingung, hendak memberi pertolongan tetapi bahunya masih tercengkeram kuat tangan orang hutan yang telah buntung oleh goloknya.

Dia meringis kesakitan karena kuku yang amat tajam menembus bahunya. Lu Leng segera mencabutnya dan dibuang ke bawah.

Darah mengucur deras, namun tidak dihiraukannya karena hatinya tersayat menyaksikan Tam Goat Hua jatuh ke dalam jurang.

Rasa sakit yang hebat itu tidak dirasakannya. Dia langsung menerjang ke arah kedua orang hutan. Bertubi-tubi dia menyerang kedua orang hutan itu dengan Thian Hou Sam Sek (Tiga Jurus Harimau Langit). Tampak golok pusaka Su Yang To berkelebat-kelebat ke arah kedua orang hutan itu.

"Cess! Crass! Cesss!"

Kedua orang hutan itu mati secara mengenaskan. Kepalanya terbang entah ke mana, sementara badan mereka terpotong-potong tidak karuan bentuknya.

Lu Leng mundur selangkah. Dia menarik nafas dalam-dalam sambil memandangi pakaiannya yang berlumur darah. Kemudian tanpa menghiraukan keadaan dirinya yang terluka di sana-sini pada bagian tubuhnya, Lu Leng membentak dengan sengit.

Harpa Iblis Jari Sakti - Ni KuangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang