44. Kebaikan Si Budak setan

1.1K 27 0
                                    

Begitu mendengar ucapan itu, Tam Goat Hua tersentak kaget dan berseru tak tertahan.

"Kaum rimba persilatan mengatakan, bahwa di dalam Istana Setan Pak Bong San, yang memiliki Ginkang paling tinggi bukan si Setan Seng Ling, melainkan si Budak Setan. Bagaimana muka si Budak Setan, tiada seorang pun tahu sebab dia bergerak bagaikan segulung asap. Jadi si Budak Setan itu adalah kau?"

Orang kurus kecil itu tampak tertegun.

"Tak disangka orang seperti diriku, bisa menjadi bahan ceritaan dalam rimba persilatan."

Tam Goat Hua berkata dengan kagum.

"Ginkang Anda walau tidak bisa dikatakan Ginkang nomor satu dalam rimba persilatan, namun tergolong Ginkang tingkat tinggi, maka tidak mengherankan jika kau amat terkenal dalam rimba persilatan."

Orang kurus kecil itu tersenyum getir.

"Terimakasih atas pujian Nona. Selain memiliki Ginkang itu, aku sama sekali tidak punya kepandaian lain."

Tam Goat Hua sudah tahu tentang itu, tapi tetap bertanya dengan penuh rasa heran.

"Cara bagaimana kau dapat belajar ilmu Ginkang yang begitu tinggi?"

Orang kurus kecil itu menghela nafas panjang. Sejenak dia diam tidak menyahut, berselang beberapa saat, barulah berkata.

"Sungguh panjang kalau diceritakan."

Tam Goat Hua tahu, masa lampau orang kurus kecil itu pasti penuh kedukaan. Dia tidak mau mengungkitnya, kenapa gadis itu harus bertanya mendesaknya?

Yang penting orang kurus kecil itu tidak berniat jahat terhadapnya, dia sudah bersyukur dalam hati.

Oleh karena itu, Tam Goat Hua tidak banyak bertanya lagi. Dia memejamkan matanya sambil menghimpun hawa muminya untuk merawat lukanya. Tak terasa waktu sudah lewat satu jam.

Bagi orang yang menghimpun hawa murni untuk mengobati luka, hanya membutuhkan waktu satu jam, sudah bisa sembuh sekitar lima bagian. Namun tetap harus beristirahat kurang lebih lima hari, barulah bisa pulih.

Di saat Tam Goat Hua membuka matanya, tampak sesosok bayangan berkelebat, yaitu si Budak Setan. Ternyata dia membawa sebuah keranjang ke hadapan Tam Goat Hua, lalu berkata.

"Nona Tam pasti sudah lapar, di sini tidak ada makanan enak, harap Nona tidak menolak makanan yang di dalam keranjang ini!"

Tam Goat Hua memandang ke dalam keranjang itu, terdapat air minum satu kendi, seekor ayam hutan bakar, nasi merah dan buah-buahan.

"Wuah!" seru gadis itu girang. "Dari mana kau memperoleh makanan-makanan ini? Kau sudah makan belum?"

Si Budak Setan segera menyahut.

"Sudah."

Usai menyahut, si Budak Setan berkelebat pergi.

Tam Goat Hua yang memang sudah merasa lapar itu, langsung bersantap dengan lahap sekali. Tak seberapa lama, semua makanan yang di dalam keranjang itu habis disantapnya dan kemudian dia tampak bersemangat.

Seusai Tam Goat Hua makan, si Budak Setan berkelebat ke arahnya untuk mengambil keranjang tersebut. Begitu melihat si Budak Selan mendekat, gadis itu menjulurkan tangannya untuk mencengkeram lengan si Budak Setan. Itu adalah ilmu Hian Bu Sam Na.

Akan tetapi, ketika Tam Goat Hua menjulurkan tangannya, badan si Budak Setan bergerak, tahu-tahu sudah menjauh beberapa depa.

Sesungguhnya Tam Goat Hua tidak berniat berbuat jahat. Adapun dia mencengkeram lengan si Budak Setan hanya sekedar bergurau.

Harpa Iblis Jari Sakti - Ni KuangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang