46. Pertarungan di Dalam Istana Setan

1.1K 26 0
                                    

Tam Goat Hua tidak dapat membuka matanya, namun telinganya sudah mendengar suara yang amat lirih itu. Dia tahu bahwa itu adalah suara senjata rahasia yang mengarah ke arahnya. Namun meskipun dalam keadaan gugup, dia masih sempat meloncat ke belakang.

Loncatan itu justru telah menyelamatkan nyawanya. Setelah meloncat ke belakang, Tam Goat Hua pun segera mengayunkan tangannya.

Bagi yang memiliki Lweekang tinggi, memang dapat menangkis senjata rahasia dengan pukulan. Akan tetapi, Lweekang Tam Goat Hua masih belum mencapai ke tingkat tinggi, tentunya dia tidak dapat memukul jatuh senjata-senjata rahasia itu.

Namun ketika dia mengayunkan tangannya, rantai yang melekat di lengannya menyambar ke depan menangkis semua senjata rahasia tersebut.

"Ting! Ting! Ting! Ting!"

Semua senjata rahasia itu terpukul jatuh. Namun Tam Goat Hua tahu, apabila kedua penjaga itu berteriak, para jago Istana Setan pasti muncul, maka dia harus cepat membunuh mereka.

Tam Goat Hua memandang ke arah kedua penjaga itu, namun dia terbelalak karena tiada seorang pun berada di situ.

Gadis itu tidak mengerti, cara bagaimana kedua penjaga itu menghilang begitu mendadak.

Di saat bersamaan terdengar suara tawa dingin dan suara senjata di belakangnya. Tam Goat Hua tahu, bahwa musuh menyerangnya dari belakang. Seketika juga dia maju selangkah, terdengar suara 'Ser Ser' melewati pinggangnya.

Gadis itu berseru dalam hati 'Sungguh berbahaya', lalu segera membalikkan badannya, sekaligus mengayunkan rantai besinya.

Setelah mengayunkan rantai besi itu ke belakang, barulah Tam Goat Hua berkesempatan untuk melihat kedua penyerangnya.

Tampak dua orang kurus tinggi berdiri di situ, mereka mengenakan kedok kulit yang sama, agak kehijau-hijauan. Senjata mereka trisula yang agak aneh bentuknya.

Sambaran rantai Tam Goat Hua membuat mereka berdua mundur selangkah, tapi lalu berpencar ke kiri dan ke kanan, sekaligus menyerangnya dengan jurus Sian Jin Ceh Lou (Dewa Menunjuk Jalan), mengarah pinggang gadis itu.

Sementara Tam Goat Hua sudah melihat dengan jelas keadaan di sekitar tempat itu. Ternyata di sana terdapat sebuah goa kecil, entah menembus ke mana.

Sedangkan dinding goa itu memancarkan cahaya keperak-perakan. Namun di sana tidak terdapat orang lain, hanya kedua orang itu saja.

Kedua orang itu menyerang Tam Goat Hua secepat kilat. Di saat kedua orang itu menyerang, Tam Goat Hua menghimpun hawa murninya kemudian mendadak badannya mencelat ke atas kurang lebih dua depa.

Ketika badan Tam Goat Hua mencelat ke atas, kedua orang ini merubah jurus serangannya, yaitu jurus Sian Jin Ceh Lou dirubah menjadi jurus Siang Hong Cah Yun (Sepasang Puncak Menembus Awan).

Setelah mencelat ke atas, tentunya badan Tam Goat Hua harus merosot ke bawah, maka serangan kedua orang itu mengarah perutnya.

Sebetulnya Tam Goat Hua sudah siap menyerang di saat badannya merosot ke bawah. Akan letapi, ketika melihat serangan kedua orang itu begitu cepat dan mematikan, hatinya menjadi tertegun.

Dalam keadaan gugup, secepat kilat Tam Goat Hua menggerakkan sepasang lengannya.

Itu adalah jurus Hong Pah Soh Liu (Angin Menggoyangkan Ranting Liu). Kedua rantai besi berpencar ke kiri dan ke kanan menyerang muka kedua orang itu.

Jurus Hong Pah Soh Liu merupakan jurus andalan ayahnya, tentunya amat lihay dan dahsyat.

Akan tetapi, kedua orang itu pun berkepandaian tinggi, bahkan tahu pula akan kelihayan dan kedahsyatan jurus tersebut.

Harpa Iblis Jari Sakti - Ni KuangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang