Baru Untuk Segalanya

730 40 1
                                    

         

Untukmu#3

"Saat perubahan dalam segalanya terjadi, ada hal yang baru. Hal yang manis salah satunya"

-adnov-

Regan hari ini.

***

       Cahaya sang surya mulai pergi dan digantikan dengan kumpulan rasi bintang yang bercahaya karna pantulan dari rembulan yang begitu hangat.

        Walau sakit, Aruna tak hanya diam di rumah sambil memainkan ponsel , mendengarkan musik, tidur terlentang di ranjang kesayangannya. Itu semua dibenci oleh Aruna. Aruna belajar belajar dan belajar. Jika ia tahu seperti ini rasanya tidak sekolah , Runa lebih memilih sekolah seratus persen. Malam ini Runa duduk pada sebuah kursi di depan meja belajarnya. Ia membaca sebuah novel bergenre romance kesukaannya. Walau Runa menyukai novel yang bergenre romance,Runa selama ini tak pernah merasakan jatuh cinta. Hobinya yang mengoleksi novel bergenre romance sangat bertolak belakang dengan realita kehidupannya.

         Runa perlahan memegang dahi yang masih diperban dengan sempurna. Ia tahu satu hari tak mampu mengeringkan luka didahinya. Tetapi,Runa sudah niat untuk berangkat sekolah besok. Tekadnya sudah bulat. Tak peduli dengan luka yang ada di dahinya,yang terpenting adalah tak tertinggal oleh pelajaran di sekolah. Ia juga tahu,Ibunya akan marah jika mendengar niatnya kali ini,namun kemarahan ibunya ia lupakan begitu saja dengan keberanian.

        Pikiran Aruna mendadak tak fokus sama sekali.Membaca satu halaman novelpun tak selesai-selesai. Ia memikirkan kejadian tadi pagi yang memilukan baginya. Memilukan? bisa jadi tadi pagi juga kejadian yang menyenangkan bagi Runa. Bagaimana tidak, ia ditabrak oleh seorang lelaki tampan sangat baik hati dan ramah yang tak tahu dari mana asalnya.

"Regan?"desis Runa sambil terkekeh yang tak ia sadari.

Runa menutup novel yang ia baca tadi lalu meletakkannya ke tatanan buku yang begitu rapih. Kakinya melangkah perlahan menuju sisi ranjang untuk mengambil tas punggung yang biasa ia bawa ke sekolah. Runa mendirikan badannya ke ranjang dan menyambar tas punggungnya. Perlahan ia buka resleting tasnya dan mengubrak abrik isi tasnya,tak tahu apa yang ia cari.

Dahinya mengkerut seketika sembari terus memberantaki isi tasnya. Tiba-tiba Runa mendongakkan kepalanya sambil memelototkan matanya.

"Astaga,dimana buku diaryku," Runa begitu kaget tak karuan.

"Aduhh!!gimana ini,"keluhnya sambil menampilkan wajah layaknya sedang menahan buang air. Ia mondar-mandir dengan tak terarah. Menggeledah sana-sini,membuka lemari sana lemari sini. Namun hasilnya nihil. Ia tak menemukan buku diarynya dimanapun.Runa hanya bisa berdiri sambil memegang kepalanya dan menggigit bibir bawahnya dengan dahi yang mengerinyit.

"Runaaa!"panggil ibu yang mengagetkan hati Runa.

"Iya, Buun," jawab Runa dengan lantang.

"Ada temanmu datang kesini nih," ujar ibu dengan nada isyarat.

Runa bergegas mengambil kacamata yang tadi ia letakkan di atas meja dan langsung menuju ruang tamu untuk menemui temannya yang dimaksud oleh ibu.

"Iyaa Bun, ada apa?" tanya Runa saat berpapasan dengan ibunya.

"Itu teman kamu yang tadi siang,ibu lupa siapa namanya,dia nunggu di ruang tamu, ya sudah bunda mau buatkan minum dulu," kata Bunda sambil meninggalkan Runa.

Aruna&ReganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang