"Kamu akan selalu berharga di mata orang yang tepat. Tetaplah menjadi diri sendiri dan hargai diri sendiri"
-an-
Selamat membaca ^_^
***
Sebelumnya...
"Gue cuma mau mau bilang, besok berangkat sekolah sama gue yaa?"
"Eh aku naik sepeda aja, Kei"
"Besok pagi gue ke rumah lo... lo harus udah siap yaa. Bye!"
Runa tak bisa menolak lagi karena telponnya sudah diputus oleh Keinan. Kini Aruna menggaruk-garuk keningnya, karena dia sangat bingung. Ia pun mengatur alarm di ponselnya limabelas menit lebih awal dari biasanya.
...
"Lo tadi pulang sendirian?." Entah apa yang dirasakan oleh batin sahabatnya ini, pertanyaan yang baru saja di lontarkan oleh Sabrina membuat Aruna terdiam. Aruna tak ingin jika sahabatnya tau bahwa ia tadi pulang bersama Keinan.
"Halo... lo masih bangun kan, Run?"
"Iya ini ini masih bangun, udah ya aku mau tidur"
...
Tiba-tiba ponsel Regan berdering, menampilkan nama yang membuat Regan langsung menghilangkan senyumnya. Dering di ponselnya tidak berhenti-berhenti, namun Regan memilih untuk tidak menjawab telepon tersebut dan memilih untuk bersiap-siap untuk tidur dan menutup tubuhnya dengan selimut.
***
Setelah istirahat dengan segala perasaan yang campur aduk, Aruna mengawali harinya dengan membuat sarapan bersama dengan Ayah dan Bundanya. Ia sudah sibuk menyiapkan roti dengan selai coklat yang ada di meja makannya.
"Wih tumben kamu sudah siap lebih pagi..." ujar Ayah yang datang sembari membenarkan dasinya.
"Apaan sih,Ayah... biasanya kan memang Aruna bangun jam segini"
"Tapi belum rapih sampe udah pakai parfum kaya gini..." ujar Ayah dengan sedikit meledek.
"Terserah Ayah deh...." Jawab Aruna dengan senyuman lebar sembari duduk di kursi makan.
"Ini sarapannya,Ayah. Ayo cepat berangkat, nanti malah telat datang ke acara rapatnya" Bunda sudah datang dengan membawa tas berisi bekal Ayah dan juga beberapa buah-buahan.
"Terimakasih,Istriku yang paling unyuuuu" ucap Ayah dengan nada yang di imut-imutkan membuat Aruna sedikit geli.
"Yasudah... Ayah berangkat dulu yaa..." Bunda dan Aruna pun tak lupa mencium tangan Ayahnya.
Aruna dan Bunda pun melanjutkan sarapan pagi hanya berdua. Mereka berbincang seru selama beberapa menit, sebelum akhirnya terdengar suara motor yang berhenti di depan rumahnya.
"Eh itu siapa,Run?"
"Yang kemarin, Bunda" Bundapun tersenyum menggoda kepada putrinya tersebut.
"Bunda...jangan mulai lagi deh"
Mereka pun sibuk saling menggoda dan akhirnya ada suara ketukan pintu dari depan.
"Assalamualaikum..." Keinan mengetuk pintu gerbang rumah.
Aruna dan Bunda pun keluar secara bersamaan dengan senyum ramah. Aruna lalu membukakan pintu gerbang untuk Keinan.
"Waalaikumsalam...ini namanya siapa,Nak?
KAMU SEDANG MEMBACA
Aruna&Regan
Ficção AdolescenteMichelle Ziudith as Aruna Rizky Nazar as Regan Betapa sulitnya menyayangi laki-laki yang dipuja banyak wanita-Aruna Tampan tidaknya engkau , Cantik tidaknya engkau.Akan ada seseorang yang dengan ikhlas melabuhkan hati tulusnya.Berusaha sekuat tenaga...