Hujan

299 19 2
                                    


"Terkadang , tanpa sadar kita telah menyakiti perasaan orang lain"


Regan masih saja memandangi punggung Runa yang perlahan menghilang. Ia merasa agak aneh dengan tingkah laku Runa baru saja.

"Hai,Regan" suara itu mampu membuyarkan lamunan Regan. Wanita itu mungkin menepuk pundak Regan terlalu keras.

"Ohh hai" jawab Regan singkat.

"Kok lo ngalamun sih?ngalamunin apa?"

"Gue nggak ngalamun kok,Git. Hehe"

"Ah masaaa?" ujar Gita sedikit tak percaya. Ia hanya pura-pura tak tau saja,walau sebenarnya tau mengapa lelaki ini melamun.

"Iyalahh"

"Kalo gitu ayo ke ruang musik bareng gue, mumpung belum bel masuk" ajak Gita.

Regan memang baru kemarin mendaftar di ekstrakulikuler band di sekolah barunya. Sebenarnya ia ingin sekali mengikuti ekskul seni agar bisa bertemu dengan Runa. Namun apa daya, ia tak ada keluarga yang berdarah seni sedikitpun.

Belum sempat Regan mengangguk setuju , tangannya sudah di genggam oleh Gita dan ditarik cepat. Baru saja maju beberapa langkah,Regan menghentikan langkahnya secara mendadak membuat Gita menoleh seketika.

"Kenapa berhenti?"

Regan beralih tatap ke tangannya yang digenggam oleh Gita. "Mmmm.. Bisa nggak,kita nggak usah gandengan gini. Dikira kita pacaran" ujarnya.

"Ya bagus dong. Mereka ngira gue pacar lo" ujarnya sembari tersenyum lebar.

"Tapi kalo buat gue nggak bagus" jawaban Regan berhasil membuat lengkungan di bibir Gita menghilang.
Regan dengan cepat melepaskan gandengan mereka. Regan dan Gita mulai melangkahkan kakinya menuju ruang musik.

Lo nggak pernah sadar. Perkataan sederhana tadi bisa buat gue sakit hati dengan sempurna batin Gita saat berjalan di sisi Regan.

Sementara di sisi lain , Runa tengah sibuk merapikan alat-alat melukis di ruang seni bersama Sabrina.

"Run , lo mikir nggak sih?" ujar Sabrina memecah keheningan.

"Kenapa?"

"Lo dapet paket misterius itu ,setelah lo deket sama Regan. Gue mikir kalo Regan kan banyak banget noh ciwi-ciwi alaynya. Kali aja yang kirim paket itu salah satu fansnya Regan" penjelasan Sabrina membuat Runa mengakkan tubuhnya dan menghentikan aktivitasnya,yaitu merapikan kuas-kuas.

"Maksud kamu?"

"Ihhh belum mudeng juga! Bisa jadi lo dapet kiriman misterius itu gara-gara lo deket sama si Regan" jelasnya sekali lagi.

"Emang aku deket ya sama Regan?"

"Pikir aja sendiri!" Sabrina mulai tak tahan dengan temannya yang super polos itu.

"Aku kan cuma temenan sama Regan? Nggak boleh ya?"

"Aruna sahabat tersayang gue.." Sabrina memegang pipi Runa hingga mulut Runa mengerucut.

Aruna&ReganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang