Memilih Memendam

335 11 1
                                    

"Kamu selalu membuat saya terkejut dengan hal yang tiba-tiba. Seperti tiba-tiba datang, tiba-tiba pergi"

***

Runa kini sedang berdiam diri di kamarnya. Ia tiba-tiba memikirkan apa yang tadi siang dikatakan oleh Sabrina.

"Ucapan Sabrina ada benarnya. Aku banyak yang nggak suka. Aku dekat dengan Regan. Dan aku tambah banyak yang nggak suka" pikir dalam hati Runa.

Pikirannya terbesit untuk menjauhi Regan saja. Ini pasti hal paling konyol yang pernah Runa lakukan. Menjauhi seseorang yang tak memiliki salah sedikitpun. Runa memang benar-benar harus menjauhi Regan. Dengan begitu, hal misterius akan segera menjauhi kehidupannya.

Runa terus melamun memikirkan mengenai satu hal. Seseorang yang terus mengejarnya, meminta untuk menjadi temannya, entah apa alasannya. Runa masih terduduk manis dengan menyangga dagunya. Tangan kanannya masih setia meggenggam sebuah bolpoin bewarna hijau serta buku diary yang terbuka.

Tok..tok..took!

Ketukan pintu benar-benar membuyarkan lamunan Aruna. Suara itu benar-benar mengejukan Aruna.

"Runa, ini bunda" suara dari balik pintu.

Runa segera beranjak membuka pintu untuk Bunda.

"Iya Bunda, ada apa?"

"Ini barusan ada orang ngirim paket ini. Bunda kira milik ayah, tapi ayah mengaku nggak pesan paket. Berarti ini untuk kamu kan?"

Runa langsung mengamati paket tersebut dalam-dalam dengan alis yang berubah menyatu.

"Bungkusnya coklat!sama persis dengan paket yang aku terima terakhir. Apa jangan-jangan ini paket misterius lagi?" Runa kini sibuk menebak-nebak dalam hatinya.

"Aruna. Kok malah ngalamun sih". Tepukan Bunda menyadarkan Runa.

"Oh iya,Bun. Makasih ya" Runa mengambil paket dari tangan Bunda.

"Pasti dari doi kamu ya?yakan?" Bunda tiba-tiba berbisik ke telinga Runa, yang membuat Runa terkejut untuk yang ketiga kalinya.

"Ih bunda. Bukanlah" jawab Runa dengan sedikit ngambek.

"Kalo bukan,ya nggak usah ngambek gitu dong. Sudah malam,tidur sana"

"Iya Bundakuu tersayang" jawab Runa dengan senyum lebar

Runa pun menutup pintu kamarnya dan langsung duduk di ranjangnya. Ia mengamati dalam-dalam paket itu dan menarik nafasnya. Runa perlahan membuka paket itu. Kertas coklat sudah selesai ia robek, dan masih ada kotak yang membungkus.

Setelah terbuka, Runa langsung menelan ludahnya sendiri dan matanya mengedip-ngedip seperti ketakutan. Benar dugaan Runa. Paket itu masih sama seperti yang ia terima saat itu.

Teruntuk Aruna yang kedua kalinya.

PERINGATAN KEDUA. INI MASIH BIASA. BISAKAN JAUHI DIRINYA?

Paket itu terdapat kertas yang sama berisi ancaman. Runa benar-benar bingung dengan semua ini. Siapa yang dia maksut 'dirinya' di kertas itu. Apakah benar kata Sabrina,orang yang Runa harus jauhi adalah Regan. Tapi apa salahnya jika berteman saja?

Runa segera menyimpan kotak itu di dalam lemarinya,karena jika Bundanya tau pasti akan menjadi masalah yang sangat besar. Runa menyimpan di laci yan ada di dalam lemarinya.

Setelah menyimpannya baik-baik Aruna langsung meraih ponselnya dan bermaksud ingin menelpon sahabatnya,yakni Sabrina.

Dalam beberapa detik,maksud Runa itu langsung ia buang jauh-jauh Kali ini sahabatnya jangan sampai tahu. Hal ini cukup dia saja yang tau. Setalah itu Runa berkeinginan tidur, namun sebuah notif muncul di bagian atas lanyar ponselnya

Ditokusumanegara : Malam Run. Lagi apa?

Runa bingung ,pesan dari kak Dito ia jawab atau tidak. Setelah berpikir beberapa menit, akhirnya Runa membalas DM dari Dito.

Arunasaraswati

Lagi selesai belajar kak. Ini mau tidur

Ditokusumanegara

Oo yaudah kalo gitu.Selamat tidur ya. Selamat malam,Run


***

Malam ini entah karena apa, Regan meminta untuk tidur satu kamar dengan abangnya,yaitu Dito. Mungkin bagi Regan satu kamar satu orang terasa sepi untuk malam ini.

"Lo juga udah gede gini masih pengen tidur bareng gue!" omel Dito.

"Biarin napa. Lagian salah siapa punya kasur lebar"jawab Regan seenaknya.

"Lah apa hubungannya bambang!"

"Kasur lebar harus diisi. Kalo abang tidur sendiri,kasurnya mubazir"

"Ya Allah.. kenapa gue punya adik receh banget gini sih!" ujar Dito sambil beranjak dari ranjangnya dan menuju kamar mandi.

Ting....!

Suara itu merubah pusat perhatian Regan yang awalnya sibuk dengan game yang ada di ponselnya, kini beralih ke ponsel abangnya yang tergeletak manis di ranjang. Regan melihat ke arah kamar mandi untuk memastikan aman atau tidak untuk melakukan perbuatan dosa seorang adik.

"Salah siapa malam-malam gini masih aja chatan!" Gerutunya sambil meraih ponsel abanya.

Setelah membuka notif, wajah Regan berubah drastis. Regan benar-benar tak percaya. Baru saja Regan ingin menekan notif, namun pintu kemar mandi sudah terbuka dan itu membuat Regan mengubur dalam-dalam keingininnya itu.

"Kenapa ngelamun gitu woi!"

Canda Dito kepada Regan yang melamuntak jelas.

"Woi! Udah malem bahaya. Tidur gih!" Dito menepuk pundak Regan , dan Regan langsung merebahkan tubuh gagahnya ke Ranjang diikuti oleh Dito juga.


***

Halo semuanya!

Alhamdulilah malam ini saya bisa update untuk Bab selanjutnya.

Ingatkan jika ada kesalahan HURUF,KATA,ATAU KALIMAT ya!

Jangan lupa baca, vote dan coment ya semuanya.

Aruna&ReganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang