Berangkat Bersama

421 34 1
                                    

"Kamu selalu melakukan hal yang tak terduga"

-Runa-


***

Kokok ayam baru saja terdengar berkali-kali didengar telinga Runa. Pagi ini Runa sudah sangat siap untuk pergi ke sekolah. Ia sudah berdiri tegap di depan cermin bersih seraya menata dasi berwarna abu-abu itu bersama dengan senyuman tipis. Jemari tangannya sedikit membenarkan helaian rambut yang ia gerai begitu saja.

Setelah sekitar tiga menit ia menatap dirinya sendiri di cermin bening,akhirnya Runa menyambar tas berwarna hijau tuanya dan langsung menuju meja makan.

"Runa hari ini bunda nggak bisa masak soalnya ada kerjaan yang deadlinenya pagi banget,Ayah juga tadi malem lembur,ini ibu kasih kamu uang buat beli sarapan di sekolah ya,". Ibu menghampiri Runa yang sedang berdiri menatap meja makan yang kosong tak ada makanan.

Runa kini tersenyum menatap bundanya. "Ya udah bun nggakpapa,bunda mau berangkat sekarang ya?"

"Iya nak,ya sudah uangnya ada diatas kulkas,ibu mau berangkat dulu ya,kamu hati-hati ke sekolah,"nasihat ibu sambil menepuk lembut bahu Runa.

"Iya bun,bunda juga hati-hati"

"Assalamualaikum,"teriak ibu sambil keluar dari ambang pintu.

"Waalaikumsalam,"jawab Runa.
Runa menghela nafas sekejap sambil menggenggam erat tali tas punggungnya bersama degan senyuman. Ia langkahkan kakinya menuju kulkas untuk mengambil uang yang diberikan ibunya.

"Ya udah kalo gitu langsung berangkat dehh,"batinnya dalam hati.

Kini kakinya berlanjut menuju arah pintu kayu jati dan langsung menyambar sebuah kunci rumah yang tergantung disisi jendela. Runa mengunci rumahnya rapat-rapat.

Betapa terkejut nya ia saat membalikkan tubuh mungilnya ke arah jalanan.

"Astaga!Kamu,". Sontak Runa terkejut dengan kehadiran seoarang lelaki bertubuh tinggi sedang berdiri di depannya kini. Runa sedikit mendongakkan kepalanya agar melihat wajah sosok lelaki itu.

"Selamat pagi,"sapanya dengan selingan senyum semangat.

Raut wajah Runa berubah seketika. Dahinya kini menekuk beberapa lipat sambil menatap lelaki itu. "Kamu ngapain kesini pagi-pagi?"

"Ya mau ketemu kamu lah,memang mau ngapain lagi,". Alis lelaki itu kini sempurna naik sebelah.

"Nanti di sekolah kan juga ketemu,"

Lelaki itu terkekeh sambil menyambar pundak dan menatap mata Runa."Runa,kalo di sekolah kamu bakalan nggak mau deket-deket sama aku,".

"Ya sudah sana berangkat,saya mau berangkat dulu,". Runa melepaskan tangan Regan yang ada di pundaknya dan langsung berjalan menuju sepedanya.

"Aku bareng sama kamu,". Ucapan lelaki itu benar-benar membuat Runa melongo kebingungan. Runa membalikkan tubuh sambil memegang stir sepedanya.

"Maksut kamu?"

"Yaa gue bareng sama lo naik sepeda ke sekolah". Kini logat lelaki itu kembali ke awal. Bicara dengan lo gue-lo gue. Lelaki itu masih tetap memperkokoh senyuman di bibirnya.

"Jangan bercanda kamu,Regan". Runa segera meninggalkan Regan dan cepat mengeluarkan sepedanya.

"Eh tunggu dong,lo tega ninggalin gue disini sendirian,gue ngga bawa mobil sumpah!"laki-laki itu kini memasang wajah melas.

"Gue disini baru kenal lo doang. Gue ngga tau jalan sini,"sambungnya menyelesaikan perkataannya.

"Kalo kamu nggak tau jalan sini, gimana caranya kamu bisa sampai rumah saya?". Pertanyaan iu sukses membuat Regan menggaruk kepala yang ak gatal.

"Ya..yaudah dehh,sini saya bonceng,"ujar Runa sedikit tak ikhlas.

Lelaki itu melangkah berjalan mendekati Runa dengan senyuman lebar. Kini hati Runa terasa terguncang dan gemetar saat mengetahui suara langkah Regan mendekati dirinya.

"Sekarang lo turun!". Dahi Runa kembali dibuat mengerinyit oleh Regan sambil menatap wajahnya.

"Lohh kok seka.."

"Cewek nggak pantes boncengin laki-laki,"ucapan Runa terpotong begitu saja oleh Regan. Kini Regan sudah merebut stir sepeda milik Runa. Ia hanya melongo melihat tingkah cowok satu ini.

"Kok malah diam,sini cepat naik!Keburu telat,"Regan menoleh ke arah samping sambil menatap Runa.

"Kamu memang nggak malu apa?selebgram terkenal naiknya sepeda kaya gini?"tanya Runa dengan hati-hati.

"Aduhh!ngapain maluuu,ini kan malah nggak bikin polusi,terus ini bebas macet,dan yang paling penting bikin kita sehat. Yaudah,come on! cepat naik,". Regan mengedikkan kepalanya.

"Aisshhhh oh my god,cepet!nanti lo telat  ke sekolah,"laki-laki itu manarik tangan Runa. Runa sekarang sudah berada diboncengan dan duduk secara menyamping.

"Lo jangan lupa pegangan,"ujar Regan sambil menoleh kebelakang. Kepala Runa sontak langsung menggeleng pelan sambil menatap Regan.

"Udah nggakpapa,pegangan ke gue aja,ntar lo jatuh malah yang repot guee!". Regan menarik tangan Runa yang sedari tadi digenggam dengan tangan Runa sendiri,dan langsung melingkarkan ke perut sixpacknya. Mata Runa melotot seketika. Jantungnya berdebar tak karuan,mungkin bisa terdengar juga.

Regan pun langsung mulai mengayuh sepedanya dengan sekuat tenaga. Setelah semua di rasa santai dan jalanan yang dilewati sepi,kini ia mengayuh dengan tidak tergesa-gesa. Satu tangan Regan masih kuat menggenggam tangan Runa di lingkar perutnya. Runa hanya bisa menelan lidahnya sendiri,dengan detak jantung yang tak karuan sama sekali.

"Lo mau ajarin gue belajar?"tanya Regan tiba-tiba. Runa diam tak menggubris karena sekarang ia sedang tak fokus dengan perkataan Regan,tetapi genggaman erat sang lelaki tampan ini.

"Runn,lo mau ngajarin gue belajar,"tanya Regan sekali lagi.

"Hah?kenapa?"tanya Runa dengan gelagat kaget.

"Lo tuu orangnya suka ngelamun dan suka kaget sendiri ya orangnya,lo lagi mikirin gue ya,". Regan kini hanya mengoceh sambil terus mengayuh sepedanya.

"Lo mau kan ajarin gue belajar?"tanya sekali lagi dan lagi oleh Regan. Runa tetap diam.

"Kalo lo diem gitu,gue simpulin kalo lo setuju dan mau ngajarin gue belajar,". Lelaki itu dengan mudahnya menyimpulkan isi hati Runa.

"Lo pegangan yang erat ya Run,gue mau ngebut biar cepet sampe ke sekolahnya!"

Regan pun langsung mempercepat kayuhan sepedanya agar lebih cepat sampai ke sekolah.

"Astaga!Regan kamu gila yaa,ini cuma sepeda ,bukan motor keren kaya motor yang kamu punya,"teriak Runa ketakutan.

"Udah tenang aja,kalo udah sama Regan semuanya baik-baik aja,". Jawab Regan dengan santai. Runa pun mempererat pegangannya dan Regan langsung mempercepat kayuhannya.

***

  Alhamdulillah hari ini dibonceng sama Regan :V

Terimakasih sudah membaca Para penahan Rasa:"                     

Ingatkan jika ada kesalahan penulisan huruf,kata,atau kalimat!😊
Jangan lupa follow,baca dan vote ceritanya.
Salam terhangat,Adenoovia.

JANGAN LUPA COMMENT&VOTE

Aruna&ReganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang