Awal Yang Buruk

380 30 2
                                    


***

Sekitar duapuluh menit Regan mengayuh sepedanya dengan kecepatan medium,akhirnya mereka berdua sampai di depan sekolah. Runa pun langsung beranjak dari boncengan di sepedanya.

"Eh..eh lo ngapain turun,naik lagi,kita parkirin sepeda lo sekalian,"ucap Regan yang menoleh kearah Runa dan menjulurkan satu tangannya untuk meraih Runa.

Runa menunduk dan mengangkat alisnya yang tebal,seraya membenarkan kacamatanya.
"Saya nggak suka semuanya ngelihatin,"lirih Runa dengan samar-samar.

"Memang kenapa sih,biarin aja. Udah cepet naik!"Regan menarik tangan Runa. Regan kembali mengayuh sepedanya memasuki pintu gerbang sekolahnya.

"Pagi pak,semangat ya pak!"ujar Regan kepada satpam penjaga pintu gerbang bersamaan dengan senyuman lebar. Runa pun mengikutinya dengan tersenyum tipis sambil mengangguk kecil kepada pak Badrun,penjaga pintu gerbang.

Kini semua pasang mata tertuju pada mereka yang sedang berboncengan romantis. Semua sekitar sekolah sudah mantap memandangi mereka berdua.

"Gilaa!beruntung banget tuh Runa,".

"Astaga,dia bisa banget ya deketin Regan!".

"Ya ampun,kapan gue bisa kaya gituu,".

"Gila!hati gue potek nih sekarang!".

"Wahhh,kalo gue disitu jadi hari terbahagia dahh!."

Kini mereka menjadi tranding topik pagi. Mereka berdua menjadi bahan omongan terfavorit disekolah ini. Mulut-mulut sedang senangnya membicarakan mereka.

"Huhhhh,akhirnya sampai juga,". Regan menghentikan sepedanya,dengan muka santai.

"Aduh kamu nggak malu apa,sekarang kamu jadi bahan omongan,"suara Runa berbisik. Runa memasang wajah seperti orang yang sedang kebelet.

"Kenapa malu sihh,ya udah yuukk ke kelas bareng!"

Regan merangkulkan tangan berototnya ke bahu Runa. Mata Runa melotot seketika dan nafasnya hampir saja tersendat. Jantungnya berdebar tak beraturan. Orang-orang yang mengamatinya tambah geram hati.

"Kenapa lo liat-liat?"celoteh Regan sambil melotot ke arah teman-temannya yang mengamatinya. Runa hanya diam menunduk dalam rangkulan hangat Regan.

Sampai di koridor kelas,tambah banyak siswa yang terbelalak melihat adegan yang dilakukan Regan. Regan hanya membalas dengan senyuman manis kepada semua siswa.

"Lepasin gan,saya mau ke kelas,". Runa melepaskan tangan Regan dengan hentakkan.

"Lohh,barengan kan nggak papa,".Regan menatap dalam-dalam Runa.

"Lagian kelas saya sama kelas kamu kan beda,saya ke kelas dulu,". Runa meninggalkan Regan dengan langkah agak cepat sambil sedikit menunduk. Namun Regan juga tak patah arang. Ia tetap mengejar Runa dengan langkah kaki panjangnya.

"Runn,tunggu gue!". Regan sedikit tertinggal dengan langkah Runa. Jarak mereka kini sekitar empat langkah.

BRAAAKKK!

Runa tertabrak oleh lelaki gagah.
"Awwww,"pekik Runa kesakitan.

"Eh,sory gue nggak sengaja,gue minta maaf ya,". Lelaki itu memohon dengan suara lembut sambil memegang pundak Runa.

Langkah Regan terhenti sejenak. Matanya kini berapi-api. Tatapan yang keluar hanya tatapan tajam menuju lelaki itu. Langkahnya berjalan cepat dengan nafas yang mendengus.

"Kalo jalan hati-hati dong loo!"Regan menarik kerah lelaki tampan dan berkulit putih itu.

"Lo siapa,biasa aja dong loo!"jawab lelaki itu dengan suara tegas.

Aruna&ReganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang