Hukuman Pertama I

367 30 2
                                    

Selamat Membaca!

***

Bel istirahat berdentum dengan nyaringnya di seluruh belahan sekolah. Semua murid keluar dari ruangan masing-masing dengan raut wajah yang bahagia serta mata yang berbinar. Ulasan senyum tercipta di setiap murid di sekolah. Kecuali,dua murid yang sedari tadi sibuk berkutat dengan tongkat pelnya.

Regan dan Keinan sesegera mungkin menyelesaikan semua koridor,agar mereka tak menjadi hiburan mata semua siswa disana. Peluh keringat menambah kekumalan penampilan mereka hari ini. Bayangkan saja,baru jam istirahat ke satu sudah terlihat seperti murid yang tak terurus,apalagi jika matahari sudah bersinar terik nanti.
Regan dan Keinan sibuk dengan kerjaannya masing-masing,namun masih pekerjaan yang sama.

Mata Keinan seketika melotot,sementara Regan menganga tak percaya,saat seorang wanita yang sangat mementingkan kehidupan dunianya datang. Benak mereka berdua sudah berpikiran kemana-mana.

"Aissshhhh.!kenapa dia yang dateng,". Regan ngedumel sambil memanyunkan bibir.

"Ahhh...cewek itu lagi!bosen guee,kenapa nggak Aruna aja sih..!"celetuk Keinan yang membuat Regan spontan menoleh ke arahnya sambil menampilkan mata yang terbuka lebar.

"Kenapa lo sebut-sebut Aruna?!". Regan berbisik dengan nada marah.

"Yahh suka-suka gue lah,Aruna siapa loo?". Jawab Keinan sambil terkekeh menoleh kearah Regan.

"Astagaaa!kalian berduaa?!".

Suara nyaring membuyarkan tatapan Keinan dan Regan. Keduanya sontak langsung menoleh kearah Gita sambil menghela nafas dalam-dalam. Kini Gita menuding Regan dan Keinan dengan jari telunjuknya.

"Lo berdua ganteng-ganteng kok pegangnya kain pel sih!"bicara Gita membuat Regan dan Keinan memejamkan mata sembari menutup kedua telinga dengan jemari.

"Kalian itu cogan disini,nggak pantes buat ngepel. Ya ampun!kalian kumel banget sihh,baju berantakan,rambut udah nggak keren,isss...!".

Nampaknya Gita tanpa dosa mengomentari kedua orang yang ada dihadapannya.

"Tapi mereka tetep ganteng kok. Gue tetep suka,"ujar salah satu dayangnya. Gita langsung menyenggol bahu Tata.

"Ehh,girlsss!kalo di foto bagus juga deh kayanya,buat diposting di instagram,ntar tag mereka berdua..!"seru Gita kepada dayang-dayang rempongnya.

"Benerr bangettt. Seruu banget tuhh,"jawab serentak Tata dan Fani sambil menggerakkan tangannya dengan alay.

Tak lama,Gita pun mengeluarkan ponsel keluaran terbaru miliknya yang harganya selangit. Cewek itu mulai menempatkan ponselnya di depan wajahnya dan langsung memfoto Regan dan Keinan yang sudah mengerjakan mengepelnya kembali.

"Uhhh kasian banget sih,anak-anak yang ganteng ini,"celoteh Gita dengan nada yang seperti menggoda bayi sambil menggeleng-gelengkan kepala.

"Tuhh kelakuan pacar lo!"ucap Regan dengan entengnya kepada Keinan. Dahi Keinan berkerut seketika.

"Idihh,sory!tipe gue nggak kaya gitu"tukas Keinan dengan wajah tak terima.

"Gue nggak nanya kali,"balas Regan sambil terkekeh pelan.

"Sini ini aku aja yang ngerjain hukumannya,"ucap Tata dengan enaknya.

"Ihhh apaan sih loo,nggak usahh,yuukk ke kantin,". Fani sesegera mungkin menyenggol bahu Tata yang kehilangan kendali otaknya.

Cewek tiga rempong itu pun bergegas pergi dari hadapan Regan dan Keinan.

"Dadahh para cogan yang nasibnya menyedihkan..,"ucap Gita sambil melambaikan tangannya.

Tanpa disadari ternyata ketiga cewek rumpi itu menginjak lantai yang baru saja mereka lap dengan kain pel. Regan dan Keinan sontak langsung menarik nafas dalam-dalam tanpa mengeluarkan terlebih dahulu.

"Bener-bener tuhh cewekkk!!"ujar Keinan dengan erangan.

"Amit-amit dahh...untung gue sabar orangnya,"ujar Regan sambil mengelus Dadanya dan melepaskan tarikan nafasnya. Regan dan Keinan kini berlalu dari koridor sekolah menuju kamar mandi cewek. Regan dan Keinan juga dibuat keheranan,mengapa kamar mandi cewek juga harus mereka yang membereskan. Regan dan Keinan berjalan beriringan menuju kamar mandi cewek. Kini Regan yang membawa seember air kotornya sambil menenteng kain pel miliknya.

Sesampainya dikamar mandi,Regan dan Keinan langsung melanjutkan hukumannya. Regan membanting ember berwarna biru itu  sambil menghela nafas,dilanjutkan dengan mengepel kembali lantai kamar mandi.

"Untung aja ini yang terakhir,kalo masih ada lagi yang buat dipel,gue nggak mau kali,lo aja yang ngerjain,".Regan hanya mengoceh sambil memaju mundurkan kain pelnya.

"Omongan lo enak banget yaa,emang gue cowok apaan ngepel gini mulu!"jawab Keinan sambil memelototi Regan.

"Lo cowok aneh yang pernah gue temuin. Suka berantem tapi nggak mau nerima hukuman,"kata Regan sambil terkekeh.

"Loo pengecut!". Regan yang bermaksud untuk bercanda,tak dimengerti oleh pihak Keinan.Amarahnya meningkat secara pesat serta tekanan darah yang tak bisa ditahan.

"Maksut lo apaan,ngatain gue pengecut?!". Regan mendorong Regan sambil menarik kerah Regan hingga ke tembok keramik kamar mandi.

"Biasa aja dong broo!gue cuma becanda. Ini nihh cowok kaya gini. Nggak bisa nahan emosinya,yang dipikirin cuma berantem aja!"ujar Regan sambil memajukan wajahnya ke wajah Keinan.

"Lo tuhh bener-bener yaa!". Keinan mencoba mempererat tarikan di kerah Regan,namun Tiba-tiba Keinan dan Regan dikagetkan dengan sebuah suara derit pintu kamar mandi terbuka. Seketika mereka langsung menoleh ke sumber suara yaitu tepat di sampingnya.

"Ru..Runaaa..ternyata lo di dalem,"ujar Keinan gelagapan sambil masih mencengkram kerah Regan.

Runa sudah berdiri sambil menatap kedua lelaki yang sedang berhadapan tetapi saling menatap tajam.

"Run,lo ngapain disini?".

Pertanyaan Regan benar-benar tak masuk akal. Tak salah jika Runa ada disini,karena sekarang mereka sedang berada di kamar mandi cewek.

"Saya yang seharusnya tanya ke kalian,kenapa kalian berantem disini?"tanya Runa sambil membenarkan kacamatanya.
Regan tiba-tiba melepaskan cengkeraman Keinan dengan hentakan. Regan membenarkan rambut kerennya yang sudah basah terkena keringat dengan jemarinya.

"Aruna. Aku minta maaf sama kamu karena tadi udah nabrak kamu dan bikin kamu jatuh,"Keinan Mendekati Runa sambil menampilkan wajah termelasnya.

"Saya sudah maafin kamu dari tadi,dan kalian kenapa masih aja berantem. Kaya anak kecil tau nggak!"jawab Aruna dengan nada ketus.

"Run,kita baka.."

"Mending kalian jangan berantem disini,di depan kepala sekolah sekalian kalo berani,".

Perkataan Regan terpotong dengan perkataan Runa. Baru saja Regan ingin menjelaskan kepada Runa dan ingin berjanji tak akan berkelahi,Runa sudah meninggalkan mereka berdua tanpa pamit.

Regan seketika membanting tongkat pelnya sambil mengacak-acak rambut,lalu pergi begitu saja keluar dari kamar mandi. Sementara Keinan hanya menatap Regan dengan wajah tajamnya,berbeda dengan hatinya yang kini tersenyum bahagia melihat Runa perlahan benci pada Regan.

                         ***

Ingatkan jika ada kesalahan penulisan huruf,kata,atau kalimat!😊
Jangan lupa follow,baca dan vote ceritanya.
Salam terhangat,Adenoovia.

Aruna&ReganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang