Empat

1.4K 22 0
                                    

Hari demi hari mereka lewati bersama. Tanpa disadari Tari, Ari telah masuk kedalam hatinya. Cowok itu mengisi tempat yang dulu pernah ditempati Angga. Tari dan Ari menyadari kalau kedekatan mereka berdua membuat banyak orang sakit hati, terutama para cewek yang mengincar Ari. Tapi mereka berdua tidak sadar, kalau ada seseorang yang lebih dari sekedar kata sakit hati. Orang itu sangat membenci kedekatan Ari dan Tari. Bukan, bukan karena dia menyukai Tari. Tapi karena kebahagiaan Ari. Karena baginya, kebahagiaan Ari adalah sebuah pisau yang sangat tajam. Yang mampu mengiris hatinya dan membuat rasa iri semakin dalam. Yang memaksanya untuk cepat melakukan sesuatu. Dia tidak ingin melihat Ari lebih bahagia dari ini. Dia akan menghalalkan segala cara untuk membuat Ari menderita. Walaupun dengan membawa bawa orang yang tidak bersalah, akan dia lakukan. Sekarang kebahagiaan Ari adalah Tari dan sudah dapat dipastikan kalau kesedihan Ari adalah Tari juga.

Ata mendapatkan cara. Dia akan menghadirkan seorang cewek yang sangat cantik. Cewe itu bernama Dara. Cewe itu yang nantinya akan mengoda Ari. Membuat hubungan Ari dan Tari hancur. Dan membuat Tari meninggalkan Ari.

Pulang sekolah, pada pukul 14.00 cowok itu mengantar Tari pulang.
"Tar jangan lupa. Jam 7 malam gue tunggu direstoran algine" ucap Ari meningatkan Tari.
"Iya" jawab Tari malas, karena sudah berkali kali Ari mengingatkannya. Tari lalu melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah. Setelah Tari masuk, Ari langsung melajukan mobilnya menuju lapangan futsal. Disana teman temannya sudah berkumpul. Tapi ada yang kurang, Ata. Dimana Ata?
"Oy bos. Tumben tepat waktu" ucap Oji setelah Ari bersama mereka. Ari tidak menjawab. Dia hanya senyum.
"Yuk maen" ucap seorang teman. Mereka semua langsung bergegas menuju lapangan.
"Ehh tunggu" ucap Ridho seketika menghentikan langkah teman temannya, termasuk Ari.
"Kenapa lagi Dho?" tanya Ari.
"Kok gue ngerasa ada yang kurang ya" ucap Ridho dengan berfikir keras, mencari cari apa yang kurang.
"Ehh kok kita cuma 21? Kurang satu nih. Ata mana?" ucap Oji saat menyadari kalau mereka hanya 21 orang. Seharusnya mereka ada 22 orang. Oji langsung menyadari kalau Ata tidak ada disana.
"Eh iya, Ata mana Ri?" tanya Ridho pada Ari.
"Lupa kali tuh anak" ucap Ari santai.
"Yahh, terus gimana dong?" keluh salah satu teman.
"Udah kita maen segini aja" ucap Ari santai. Ridho dan Oji beserta teman teman lainnya menatap Ari bingung.
"Gak bisa dibagi Ri" ucap seorang teman lainnya.
"10 11" ucap Ari kalem.
"Lo 11 gue 10" lanjutnya. Mereka semua setuju dengan usul Ari. Merekapun bermain dengan asik. Tidak memikirkan keberadaan Ata. Ditempat lain, Ata sedang berbicara dengan seorang perempuan *Dara. Ata mulai menjalankan rencananya.

Jam sudah menunjukan pukul 17.30. Mereka menyelesaikan permainan bolanya. Bukan cuma karena hari sudah sore, tapi juga karena mereka sudah lelah.
"Bos balik bareng" ucap Oji pada Ari, saat mereka berdua sampai diparkiran mobil.
"Gak bareng Ridho?" tanya Ari karena tadi Ridho dan Oji berangkat bareng menggunakan mobil Ridho.
"Ridho mau kerumah tantenya dulu katanya" jelas Oji.

Mobil itu dikendarai oleh Ari dengan Oji yang duduk disampingnya. Ditengah perjalanan, ada seorang cewek nyebrang sambil berlari. Sontak Ari mengerem mendadak. Ari hampir saja menabrak cewek itu. Ari langsung turun dari mobil untuk mengecek keadaan cewe itu. Oji yang melihat kejadian didepannya hanya bisa diam. Kepalanya penuh tanda tanya, saat dilihatnya Ari yang memperhatikan cewek itu.
"Lo gapapa kan? ada yang sakit?" tanya Ari sambil memandangi setiap sudut tubuh cewek itu.
"Gak. Gue gapapa" jawab cewek itu. Ari melihat matanya yang sembab dan masih tersisa air mata di pelipis matanya.
"Lo kenapa?" tanya Ari.
"Gapapa" jawab cewek itu singkat.
"Yaudah. Sekarang lo masuk mobil gue, gue anterin pulang" ucap Ari dengan nada perintah. Cewek itu hanya mengangguk. Ari membuka pintu belakang dan menyuruhnya masuk.
"Gue Dara. Lo siapa?" tanya Dara seletah duduk dibangku belakang.
"Gue Ari" jawab Ari singkat, lalu menutup pintu mobil belakang.
"Rumah lo dimana?" tanya Ari saat diperjalanan. Di tengah perjalanan, Dara berfikir, apa yang harus dia lakukan. Seketika muncul kata taman. Ya, Dara akan membuat Ari ke taman.
"Gue gak mau pulang. Anter gue ketaman aja" jawab Dara. Ari cukup terkejut. Ari tidak mau menuruti kemauan Dara.
"Gue gak bisa. Gue harus cepet pulang" ucap Ari menolak permintaan Dara. Ya, Ari memang harus cepat pulang karena dia ada janji dengan Tari jam 19.00 sedangkan sekarang saja sudah  jam 17.45.
"Plis Ri. Gue bener bener gak mau pulang" ucap Dara dengan air mata yang meluncur dipipinya. Dara menangis dan Ari tidak tega melihatnya.
"Yaudah. Taman mana?" ucap Ari malas.
"Taman mana aja, terserah lo" ucap Dara. Ari melajukan mobilnya kesebuah taman. Oji dari tadi hanya diam saja. Dia bingung setengah mati. Bagaimana tidak? Ari adalah cowok yang terkenal dengan sikap dinginnya. Tapi dengan Dara, mengapa dia tidak dingin.
"Gila lo bos. Tari mau dikemanain?" ucap Oji. Oji tidak tahan menahan rasa bingungnya. Ada apa dengan Ari? kenapa dia tidak sedingin biasanya? pertanyaan itu terus berputar dikepala Oji.
"Stay in my heart" jawab Ari kalem dengan mata yang memandang lurus kedepan.

Jingga Untuk Matahari *fanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang