Jam 8 malam Tari pulang ke rumah. Tari tau, dia sudah membuat keluarganya khawatir. Dia mengetuk pintu dan ternyata mamanya yang membukakan pintu.
"Tari" panggil mama tari terkejut. Mama tari langsung memeluk anak perempuannya itu.
"kamu kemana aja sayang? mama khawatir" tanya mama tari saat melepas pelukannya.
"Maafin Tari ma" ucap Tari dengan wajah menunduk.
"Mama gak marah Tari. Cuma mama mohon, kamu kalau mau pergi bilang, jangan menghilang seperti ini" ucap mama tari.
"Iya ma, Tari janji gak akan kayak gini lagi" ucap Tari menyesal. Mama tari tersenyum sambil mengusap puncak kepala Tari.
"Udah malam, kekamar sana. Kamu pasti capek kan? besok juga sekolah. Oiya satu lagi, kalau kamu ditanya papa, kamu bilang aja nginep dirumah Fio" perintah mama tari. Bukan mengajarinya untuk berbohong, mama tari hanya tidak ingin papanya khawatir dengan Tari kalau sampai tau Tari menghilang. Mama Tari tidak ingin menambah beban pikiran suaminya. Tari mengangguk lalu masuk melangkahkan kaki menuju kamar."Tari ayo bangun! kamu hari ini sekolahkan?" ucap mama tari membangunkan Tari.
"Iya ma" ucap Tari sambil mengucek mata. Tari bangun lalu melangkah kekamar mandi. Mama tari merapikan tempat tidur Tari. Dia cukup kaget saat melihat foto dibawah bantal Tari. Dia mencium ada yang beda disini, karena tidak bisanya Tari menyimpan fotonya bersama Ari dibawah bantalnya. Biasanya Tari menaruhnya di atas meja belajarnya. Tapi yasudahlah mungkin ini privasi Tari sendiri. Mama tari juga tidak ingin membahas soal foto itu.
"Mama masih disini?" tanya Tari mengagetkan mamanya. Mama tari langsung menaruh foto itu ketempat semula *bawah bantal.
"Iya, tadi mama abis merapikan tempat tidur kamu. Mama tunggu di meja makan ya" jelas mama tari. Dia lalu meninggalkan kamar Tari. Tari duduk dikasurnya. Dia mengambil foto yang berada dibawah bantalnya. "Lo jahat" ucap Tari pelan lalu membanting foto itu ke sebelahnya dengan mata berkaca kaca. Dia melirik lagi foto disebelahnya lalu mengambilnya dan memeluk erat foto itu.Dimeja makan sudah ada papa, mama dan Geo. Tari duduk disebelah Geo.
"Pagi Tar" sapa papa dan mama tari.
"Pagi pa, pagi ma" sapa Tari balik.
"Kak Tari kenapa? lagi sedih ya? gara gara kak Ari ya?" tanya Geo berendet dengan menghadap wajah Tari. Sontak Tari langsung menghadapkan wajahnya ke Geo.
Tari kaget dengan rendetan pertanyaan adiknya itu.
"Apasih Geo. Siapa juga yang sedih gara gara kak Ari" ucap Tari mengelak. Mama dan papa Tari yang melihat tingkah kedua anaknya hanya tersenyum.Tari sampai disekolahannya. digerbang Oji dan Ridho sedang berdiri seperti layaknya penjaga pintu gerbang.
"Pagi Tar" sapa Oji saat Tari mau melewati pintu gerbang.
"Pagi kak" sapa Tari pada Oji.
"Muka lo kusut amat Tar, mau gue anter kekelas?" ucap Ridho menawarkan Tari untuk mengantarnya kekelas.
"Gak usah kak, makasih" ucap Tari tersenyum dan langsung melangkahkan kaki kekelas. Oji dan Ridho yang melihat wajah murung Tari hanya bisa geleng geleng kepala.Tari sampai di kelas dan duduk dibangkunya. Tak lama Fio datang. Dia langsung berjalan menuju bangkunya.
"Tari..lo kemana aja?" tanya Fio saat duduk dibangkunya.
"Nanti gue ceritain" ucap Tari pada Fio. Bel masuk pun berbunyi. Selama pelajaran Tari hanya melamun. Matanya memang memandang papan tulis, tapi dapat dipastikan kalau tatapannya kosong. Jika dia ditanya tentang materi yang dibahas, satu kelas berani jamin kalau Tari tidak akan bisa menjawabnya. Bel istirahat pun berbunyi. Tari langung menarik tangan Fio kearah gudang.
"Lo kenapa Tar?" tanya Fio saat mereka sudah berada didalam gudang.
"Kak Ari Fi" ucap Tari mulai menangis.
"Kenapa?" tanya Fio bingung.
"Dia meluk tuh cewek" ucap Tari dengan tangis yang mulai histeris.
"Hah?!" Teriak Fio refleks.
"Gue benci! Cowok brengsek!" ucap Tari dengan suara penuh amarah. Tangisnya menjadi histeris. Fio memeluk Tari, dia tidak mampu berkata apa apa. Kini Tari telah berada dimana seluruh kesabarannya habis. Marah, benci, muak, kesal, kecewa, sakit hati, semuanya bercampur aduk didalam hatinya.
"Mana omongan dia? dia bilang dia gak akan sakitin gue? dia bilang gue satu satunya cewek yang bisa buat dia ketawa? mana? mana Fi? mana? bullshit! Gue benci dia!" ucap Tari dengan seluruh amarahnya. Tangisnya semakin histeris.Bel pulang sekolah telah usai. Tari dan Fio berjalan memasuki kerumunan orang yang menyerbu gerbang sekolah ke arah luar. Setelah keluar dari gerbang, yang jaraknya lumayan jauh dari gerbang, tiba tiba ada seorang perempuan yang menghentikan langkahnya *Dara.
"Lo siapa?" tanya Tari pada Dara.
"Bener lo yang namanya Tari?" tanya Dara balik.
"Iya gue Tari" ucap Tari.
"Gue perlu bicara sama lo. Tapi gak ditempat ini" ucap Dara langsung.
"Gue gak bisa. Kalo mau bicara disini aja. Ini juga udah gak deket sama sekolahan gue" ucap Tari menolak.
"Oke. Tapi cuma kita berdua" ucap Dara pada Tari. Fio yang menyadari kalau dirinya tidak boleh mendengar, segera pamit pergi.
"Oh oke. Tar gue balik duluan ya" pamit Fio pada Tari. Tari mengangguk.
"Ada apa?" tanya Tari saat Fio sudah tidak kelihatan lagi.
"Gue Dara. Gue mau ngejelasin semuanya" ucap Dara to the point.
"Ngejelasin apa?" tanya Tari lagi.
"Ini semua rencana Ata" ucap Dara.
"Maksud lo? lo disuruh Ata? disuruh apaan?" tanya Tari bingung.
"Deketin Ari dan ngebuat Ari putus sama lo" jelas Dara pada Tari.
"Jadi lo deketin gue cuma mau bikin gue putus sama Tari" ucap seseorang dari sebelah kanan Dara *arah gerbang sekolah. Sontak Tari dan Dara nengok ke arah suara.
"Gila ya. Gue sampe berani mempertaruhkan hubungan gue, cuma buat cewek kaya lo? gila!" ucap Ari marah.
"Ri gue..." ucap Dara terpotong.
"Pergi! gue gak mau liat muka lo lagi!" perintah Ari dengan suara membentak. Dara langsung pergi meninggalkan Tari dan Ari. Dia berlari sambil menangis. Karena sebelumnya dia tidak pernah dibentak oleh Ari. Jangankan membentak, bicara kasar saja dia tidak pernah mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jingga Untuk Matahari *fanfiction
FanfictionTari adalah seorang cewek yang sangat beruntung karena bisa mendapatkan cowok seperti Ari. Tapi untuk tetap bisa bersama Ari, membutuhkan perjuangan yang sangat besar. Siap fisik dan hati. Ata adalah orang yang dibutakan oleh benci. Tidak memandang...