7

45.1K 2.8K 19
                                    

-

Vina membisu ketika ia bersama Vino dan kawan-kawan. Sementara Vino sama sekali terlihat tidak berniat untuk membuka percakapan dengannya. Sementara Agi dan Rizky sibuk membicarakan pertandingan bola tadi malam. Vina merasa jenuh berada di sini. Dari tempat yang Vina duduki ia bisa melihat Alika, Nala, dan Aura yang sedang mengobrol dengan heboh.

Vina terpaksa memperhatikan pelajaran sejarah yang sangat amat membosankan. Vina ingin keluar dari kelas ini. "Pak," Vina mengangkat tangannya. Bapak guru yang tadinya sedang menulis di papan depan kelas kini menatap Vina. Bukan hanya Bapak guru saja, semuanya menatap Vina.

"Saya mau ke toilet pak," ijin Vina sopan. Bapak guru tersebut memperhatikan gerak gerik Vina. Vin sedang akting seolah-olah dia kebelet.

"Silahkan," Bapak guru tersebut pasrah mengizinkan Vina. Vina langsung buru-buru keluar dari kelas.

Mungkin beberapa murid di kelas tahu bahwa Vina tidak perlu ke toilet. Ia pasti pergi ke suatu tempat untuk menghilangkan rasa bosannya. Vina berjalan sangat lambat untuk pergi ke toilet.

Bruk!

Jantung Vina berdegup lebih kencang ketika ia melihat siapa yang baru saja menubruknya. Kak Dhirga menahan lengan Vina agar tidak terjatuh. Matanya saling menatap satu sama lain dengan perasaan canggung.

"DHIRGAA!" Teriak seorang kakak kelas perempuan yang mengejar Kak Dhirga. Kak Dhirga meminta maaf kepada Vina singkat lalu ia segera pergi.

Namun kali ini Kak Dhirga tidak beruntung. Kakak kelas perempuan tersebut berhasil mengejarnya lalu ia langsung memukul punggung Kak Dhirga dengan keras.

"Nyebelin banget sihh! Balikin gak hape gue atau nggak gue cubit!" Ancam Kak Alya.

Kak Alya adalah senior terpopuler di sekolah. Ia populer karena cantik. Selain itu juga Kak Alya pintar. Sayangnya ia agak jutek kepada orang yang ia tidak kenal.

"Ehh.. iya-iya tar gue balikin. Tapi gue balikin bukan karena gue takut kesakitan dicubit sama lo, ntar ada yang marah kalau lo pegang-pegang gue," ucap Kak Dhirga sambil menatap Vina sambil tersenyum tipis. Ucapan Kak Dhirga sukses membuat Vina membeku. Kini Alya juga ikut menatap Vina.

"Lo.. punya pacar sekarang?" Bisik Kak Alya tidak yakin namun bisikan tersebut masih terdengar oleh Vina.

"Ya gitu deh," jawab Kak Dhirga asal sambil terkekeh.

"Tapi beneran yah entar balikin hape gue," Kak Alya segera meninggalkan Kak Dhirga. Vina buru-buru kembali ke kelas sebelum Kak Dhirga memanggil.

"Vina!"

Langkah Vina terhenti. Kali ini ia tidak beruntung. Kak Dhirga memanggilnya. Vina mendengar langkah kaki Kak Dhirga yang semakin mendekat. Kini ia berada di hadapan Vina. Vina menunduk menyembunyikan mukanya yang mungkin kini sudah merah.

"Ciee ngeblush, gue jadi makin gemes," goda Kak Dhirga sambil terkekeh. Vina tidak terima digoda olehnya. Ia mengangkat kepalanya dan menatap Kak Dhirga yang lebih tinggi darinya.

"Dih ge'er orang gak ngeblush juga," ucap Vina lalu ia segera pergi dari hadapan Kak Dhirga. Kak Dhirga langsung memegang lengan Vina, Vina berhenti melangkah. Vina lagi-lagi menatap Kak Dhirga yabg menahannya.

"Mau kemana lo?" Tanya Kak Dhirga.

"Ya ke kelas lah," jawab Vina malas.

"Tapi kelas lo di sana," Kak Dhirga menunjuk kelas Vina. Kini Vina sangat malu, ia baru tersadar bahwa kelasnya berada di sana. Vina segera melepaskan genggaman Kak Dhirga dengan paksa lalu ia segera berlari ke kelasnya. Sementara Kak Dhirga tersenyum melihat tingkah Vina.

***

"Denger-denger lo lagi deket ya sama Kak Dhirga?" Tanya Alika ketika mereka sedang berada di kantin. Vina   keselek oleh siomay yang ia makan. Ia buru-buru meminum air mineralnya.

"Jadi bener ya?" Tanya Alika lagi ketika ia melihat reaksi Vina.

"Gak deket-deket amat sih," jawab Vina asal.

"Ah masa sih, gue juga denger dari temen-temennya Kak Dhirga katanya lo pernah dipayungin pas ujan," Vina lagi-lagi kaget mendengar ucapan Alika. Dari mana dia tau berita tersebut.

"Gila lah Vinaa, lo mendingan sama Kak Dhirga aja, idola banget dia," Aura mulai heboh. Vina mendengus sebal.

"Kan bukannya Vina suka Kak Dhirga ya?" Nala meyakinkan apa yang ia ketahui.

Tepat ketika Nala bertanya, Kak Dhirga dan teman-temannya lewat. Vina menyadarinya. Vina juga sangat yakin Kak Dhirga mendengarnya karena ia sempat menatap Nala gara-gara ia mendengar namanya di sebut.

"Nala!" Vina memperingatkan. Nala melihat Kak Dhirga yang baru saja lewat. Nala menutup mulutnya dengan rasa bersalah.

"Aduh Nala ngomong tuh di waktu yang gak tepat, kenceng pula," ucap Alika.

"Maaf Vinaa, Nala baru sadar ada Kak Dhirga," Nala cemberut.

"Tapi tadi Kak Dhirganya kayak yang ketawa gitu loh Na, kayaknya Kak Dhirga suka juga deh ama lo," tebak Aura. Ia melihat Kak Dhirga yang tertawa mendengar ucapan Nala. Vina tidak merespon apa-apa. Ia sudah kesal oleh Nala.

"Eh iya yah, udah lah Na jadian aja sama Kak Dhirga," Alika setuju dengan ucapan Aura.

Obrolan mereka terhenti karena bel masuk sudah berbunyi. semua siswa kembali ke kelas masing-masing.

***

"Oke kalau gitu sekarang kalian kerjakan latihan di halaman seratus lima puluh," perintah Bu Sri.

Sebenarnya dari tadi Vina tidak memperhatikan Bu Sri. Ia masih kepikiran dengan kejadian yang baru saja terjadi. Hal tersebut membuat konsentrasi Vina buyar. Vina membuka bukunya ke halaman 150. Terdapat banyak soal latihan di halaman tersebut dan tidak ada satu soalpun yang Vina mengerti karena ia tidak memperhatikan.

Biasanya di keadaan seperti ini dia akan bertanya kepada Alika yang lebih pintar darinya. Namun jarak mereka kini sangat jauh. Mana mungkin ia bertanya kepada Vino atau teman-temannya.

"Kalau gak bisa nanya," gumam Vino sampai terdengar oleh Vina. Vina menatap Vino yang berada di sebelahnya sedang mengerjakan latihan soal. Vino sama sekali tidak melirik Vina.

"Apaan sih, gue bisa kok," ucap Vina agak emosi. Entah kenapa buat Vina, berbicara dengan Vino membuat emosinya meningkat.

"Masa?" Tanya Vino tidak percaya.

"Ck. Gak percaya juga bodo amat," Vina berdecak kesal.

"Gue baik-baik loh ngomongnya, Kenapa lo emosi? Padahal niatan gue baik, kalau lo gak bisa ya gue bantu," Vino sama sekali tidak menatap Vina.

"Maaf yah tapi gue gak perlu bantuan lo," tolak Vina. Vina segera membuka ke halaman yang berisi tentang penjelasan. Setelah ia mengerti lalu ia kembali mengerjakan latihan soal tersebut.

*

Backstreet (END & PART MASIH LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang