16

38.5K 2.2K 33
                                    

"Oke hari ini bapak sudah menilai hasil ulangan kalian, silahkan dibagikan," ucap Pak Hendri, guru ekonomi. Pa Hendri segera menulis materi baru di papan tulis.

"Ketua kelas," panggil seseorang agar membagikan kertas ulangan kepada setiap siswa. Yang dimaksud ketua kelas adalah Vino.

"Wakil ketua kelas," Panggil Vino tanpa menatap Vina sebagai wakil ketua kelas. 

Vina melirik Vino yang berada di sebelahnya dengan tatapan tidak percaya. Kini Vino menatap Vina juga dengan tatapan yang sangat santai dan tak berdosa.

"Kok jadi gue, lo kan ketua kelasnya," ucap Vina.

Baru kali ini Vino cari ribut dengannya. Vina merasa semakin benci kepada Vino. Kini Vina dan Vino menjadi pusat perhatian di kelas. 

"Vina silahkan bagikan kertas ulangannya," perintah Pak Hendri kepada Vina.

Vina tidak bisa menolak, ia bangkit dari kursi dengan tidak ikhlas. Bukannya Vina tidak mau membagikan kertas ulangannya, tetapi seharusnya ketua kelas yang melakukan hal tersebut. Vina menatap Vino dengan tatapan tidak bersahabat dan penuh emosi sedangkan Vino tersenyum menang. 

Beberapa orang saling berbisik-bisik setelah kejadian tersebut. Sebentar lagi berita yang menyangkut tentang Vino akan tersebar ke satu sekolah.

***

Seperti biasa, Vina menghabiskan jam istirahatnya di kantin bersama kedua sahabatnya. 

"Sumpah ya Vino ngeselin banget," ucap Vina yang beremosi karena kejadian tadi.

"Sabar Na, kan lo tau sendiri kalo Vino emang suka cari sensasi," ucap Alika sambil mengusap pundak Vina.

"Tapi kan Vino gak pernah se-ngeselin itu sebelumnya," ucap Vina.

"Lo gak mau makan Na?" tanya Nala kepada Vina.

"Gak nafsu makan gue," jawab Vina.

Seli menghampiri mereka sambil membawa makanannya. Dari kejauhan ia melambaikan tangannya kepada Nala. Nala juga melmbaikan tangannya kepada Seli.

"Boleh gabung gak?" tanya Seli kepada mereka bertiga.

"Boleh-boleh," ucap Alika. 

Seli segera duduk di sebelah Nala. Lalu mereka langsung membicarakan tentang sang idolanya yang Alika dan Vina tidak mengerti. Nala dan Seli terlihat sangat dekat. 

"Eh Vina lo gak papa?" Tanya Seli tiba-tiba.

Vina mengerutkan keningnya. Vina tidak tahu mengapa Seli tiba-tiba bertanya seperti itu.

"Vino emang gitu orangnya, ngeselin banget," ucap Seli.

Kini Vina tahu apa yang di maksud oleh Seli.

"Lo kayaknya tau banyak tentang Vino, lo pacarnya?" Tanya Alika. Ini kesempatan Alika yang sangat penasaran.

"Bukan dan gak akan pernah. Gue gak mau ama dia," jawab Seli sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Lo gak baper sama dia?" Tanya Alika lagi.

"Mau baper gimana? Alay gitu ew. Gue udah males kalo cowok playboy kayak dia pdkt gitu," ucap Seli. Ia terlihat sangat tidak suka kepada Vino.

"Sekarang masih suka chat?" Alika seperti yang sedang mengintrogasi seseorang.

"Enggak, chat dia sebulan yang lalu belom gue read," ucap Seli santai.

Vina, Alika, dan Nala saling menatap satu sama lain dengan tatapan tidak percaya. Selama ini tidak ada perempuan yang pernah menolak Vino. Seli adalah perempuan pertama yang menolak kehadiran Vino. Seli juga tidak baper dengan kelakuan Vino.

Backstreet (END & PART MASIH LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang