32

29K 1.6K 46
                                    

"Sebenernya lo kenapa sih tadi ngajak gue ke sana? Lo kau gue ada rasa lagi sama Kak Dhirga? Gak semudah itu Al, hati gue bukan buat dia lagi sekarang."

***

Dari tadi Vina sulit untuk fokus belajar di kelas. Vino yang berada di depan sebelah kiri berkali-kali meliriknya sambil tersenyum. Sekarang Vina mengerti kenapa orang yang sedang jatuh cinta nilai ulangannya selalu menurun dari sebelumnya. Semoga hal tersebut tidak terjadi kepada Vina.

"Eh senyum-senyum sendiri, kemasukan ya lo?" Alika membuyarkan pandangan Vina. Vina agak tersentak sebenarnya. Dia takut Alika mengetahui bahwa dirinya sedang tersenyum kepada Vino.

"Gapapa lah awet muda," Vina ngeles. Senyumnya sama sekali belum pudar walaupun pandangannya sudah teralihkan.

"Awet muda sih iya tapi kalo senyum-senyumnya sendiri gue ngeri liatnya," Alika tidak menerima alasan Vina.

Vina tidak peduli jika dia terlihat seperti orang gila yang senyum-senyum sendiri. Vina merasa sangat bahagia saat ini.

"Eh Na," panggil Alika membuyarkan lamunannya lagi.

"Ih asli Na, akhir-akhir ini lo sering banget ngelamun, kenapa sih?" Alika mulai curiga.

"Perasaan lo doang," ucap Vina asal.

"Ih tapi beneran sumpah," Alika sangat yakin. Sudah berkali-kali dia melihat Vina melamun. Bahkan terkadang dia melihat Vina melamun sambil tersenyum-senyum. Untung saja Alika masih mau menemani sahabatnya itu.

"Eh pas istirahat temenin gue ke Dhirga yah," pinta Alika.

"Hah ngapain?" tanya Vina terkejut.

"OSIS lah biasa," jawab Alika.

"Sama Se-" "Oh oke," Vina baru teringat dia dan Alika sedang dijauhkan oleh Seli dan Nala.

"Oke," Alika mengacungkan jempolnya.

Bel yang sangat di tunggu-tunggu oleh seluruh siswa pun berbunyi. Mendengar bel berbunyi itu bagaikan mood booster bagi Vina dan mungkin bagi beberapa murid juga begitu.

Pak Hendri yang sedang mengajar berhenti mengajari kelasnya Vina. Pak Hendri berpamitan terlebih dahulu sebelum meninggalkan kelas.

Kelas pun menjadi sunyi sejenak. Seluruh murid kelas 11.IPS.6 berharap Pak Hendri lupa dengan tugas yang harus dikumpulkan hari ini. Pak Hendri sering kali lupa dengan tugas yang dia berikan kepada anak-anak. Itu lah alasan mengapa banyak murid yang jarang bahkan tidak pernah mengerjakan tugas-tugas dari Pak Hendri.

"Pak, minggu kemaren bapak ngasih tugas," ucap Aldy, salah satu teman se-kelas Vina sambil mengangkat tangannya.

Saat ini semua orang pasti merasa kesal kepada murid itu. Begitu juga dengan Vina. Untung saja Vina mengerjakan tugas Pak Hendri kali ini.

"Oh iya makasih ya Aldy udah ngingetin saya, kumpulkan tugas-tugas kalian," perintah Pak Hendri.

Vina bisa mendengar dengusan beberapa murid. Vina juga melihat tataoan sinis yang tertuju kepada Aldy, sang pelapor.

Setelah semua tugas sudah terkumpul di tangan Pak Hendri, Pak Hendri segera keluar dari kelas. Lalu kelas pun menjadi ribut kembali. Ada beberapa murid yang langsung menuju kantin tanpa berlama-lama dikelas.

"Yuk ah Na," ajak Alika.

"Yuk."

Vina mengikuti langkah Alika di belakangnya. Vina tahu kali ini dia sedang diperhatikan oleh Vino. Namun Vina bertingkah seolah-olah dia tidak menyadarinya.

Backstreet (END & PART MASIH LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang