46

21.7K 1.3K 41
                                    

"Kenangan yang selama ini Vina buat bersama Vino menghilang begitu saja."

***

Sepulang sekolah Vino datang ke rumah sakit. Dia mendapatkan kabar baik bahwa Vina sudah dipindahkan ke ruang inap. Keadaannya juga tidak se-parah kemarin. Namun tetap saja Vina masih belum sadar.

Vino datang tidak dengan tangan kosong. Dia membawa se-keranjang buah-buahan.

"Eh Vino, sama siapa ke sini?" Tanya Vania ketika Vino memasuki ruangan inap Vania.

"Sendiri tante," Vino salam kepada Vania.

"Ohh, tante boleh nitip Vina sebentar gak? Tante ada urusan bentar," ucap Vania.

"Boleh tante," Vino menerima tawaran itu.

"Yaudah bentar ya, sambil ngobrol sama Vina dong Vin biar cepet sadar. Walaupun gak di bales tante yakin Vina ngedengerin," Vania menepuk-nepuk pundak Vino.

"Iya tante."

"Yaudah dahh," Vania melambaikan tangannya.

"Dahh," Vino membalas lambaian itu.

Vania pun meninggalkan Vina dan Vino di kamar inap itu. Vino menghampiri Vina lalu dia duduk di kursi yang terletak di sebelah ranjang Vina. Vino mengambil tangan kanan Vina yang tidak ditusuk oleh selang infusan.

"Halo Vina," sapa Vino kaku.

"Gimana keadaan kamu sekarang? Mendingan kan?" Tanya Vino.

"Kangen aku sama kamu Na, sini dong sayang kita bareng-bareng lagi," Vino menurunkan nadanya.

"Oiya sayang, Vino cuma sayang sama kamu, soal yang Rayna itu dia tiba-tiba meluk aku Na. Aku gamau kamu salah paham," jelas Vino.

"Sayang Vino tau kamu cemburu waktu itu, Vino bukan playboy lagi kok, pas Vino ketemu sama kamu Vino cuma fokus sama satu perempuan. Kamu tuh cewe paling bener yang Vino punya," jelas Vino untuk kedua kalinya.

"Sayang apa perlu Vino buktiin segimana besarnya Vino sayang sama kamu?" Tanya Vino.

"Oiya Vino gak nyangka bakal se sayang ini sama kamu, awalnya Vino gak suka sama kamu gatau kenapa gasuka aja gitu, tapi jadi kaya gini," Vino tersenyum kecil.

"Sayang cepet sadar yah, Vino kangen banget sama kamu, pas kamu baru sadar Vino bakalan langsung peluk kamu yang erat, Vino juga gak akan ngulangin kesalahan yang sama, sekarang kamu sadar dulu yah sayang," ucap Vino memohon.

Vina terdiam dengan mata yang tertutup. Dia seolah-olah tidak menghiraukan Vino. Tapi Vino yakin Vina mendengar ucapan itu semua.

Vino kemudian mencium punggung tangan Vina dengan lembut dan perlahan.

Tanpa Vino sadari, setetes air mata Vina jatuh membasahi pipinya.

***

Ini ketiga kalinya Vino menjenguk Vina ke rumah sakit. Sudah seminggu Vina tidak sadar dan saat ini juga Vina masih belum sadar.

Kali ini ada banyak orang yang menjenguknya. Ada Alika, Nala, Seli dan bahkan hampir semua teman sekelasnya hadir. Kini perhatian Vino beralih kepada seorang cowok yang dia tidak suka.

Cowok itu sedang duduk bersama Vania. Mereka terlihat sangat asik mengobrol.

"Ohh ternyata dulu sempet deket juga yah kalian," ucap Vania.

"Iya tante."

Perhatian Vania kini beralih kepada Vino yang berada di dekat pintu.

"Eh Vino, sini," panggil Vania.

Vino menghampiri Vania lalu dia salam.

"Udah lama?" Tanya Vania kemudian.

"Enggak kok tante," jawab Vino. Vino memang baru saja datang ke sini.

"Oiya Vino, ini Dhirga, kakak kelas kalian," Vania memperkenalkan Dhirga.

"Iy-" ucapan Dhirga terpotong.

"Vino," Vino mengulurkan tangannya kepada Dhirga.

Vino bertingkah seolah-olah dia baru kenal dengan Dhirga. Dia tidak mau jika nanti Vania akan membahas tentang hubungan antara mereka. Vino tidak mau hal itu terjadi.

"Dhirga," Dhirga bersalaman dengan Vino.

"Tante, Vina sadar!" Alika terkejut sekaligus senang.

Vania langsung bangkit dari kursi dan segera memanggil suster sementara Vino langsung menghampiri Vina.

Mata Vina perlahan terbuka. Dia mengerutkan keningnya. Kemudian Vina melihat di sekitarnya.

Vina kemudian berusaha untuk duduk untuk lebih mengenal lingkungannya.

"Akhirnya kamu sadar juga Na," Vino langsung memeluknya.

Vina terkejut.

Vina reflek mendorong tubuh Vino. Dia menolak pelukan itu.

Plak.

Vina menamparnya.

Semua orang yang berada di ruangan tersebut terkejut begitu juga dengan Vino Ini bukan Vina yang biasanya. Vina tidak akan seperti ini kepada Vino. Ada apa dengan Vina sekarang? Pertanyaan-pertanyaan bermunculan di pikiran setiap orang.

Vino memegang pipi yang memerah bekas tamparan Vina. Terasa hangat dan sakit.

"Lo gak bisa seenaknya meluk gue kaya gitu, emang lo siapa gue?" Bentak Vina.

"Terus kalian semua siapa? Ngapain di sini?" Tanya Vina kepada teman-temannya yang berada di ruangan.

"Na, kamu gak inget? Ini Vino Na, pacar kamu," Vino memegang tangan kiri Vina.

"Gak usah pegang-pegang! Gue gak kenal sama lo, gak usah ngaku-ngaku jadi pacar gue," Vina melepaskannya dengan kasar.

Kemudian mata Vina beralih ke Dhirga. Dhirga dari tadi sama sekali tidak bersuara saking terkejutnya dia.

"Kamu.." ucap Vina separuh sambil tersenyum tipis.

"Kamu pacar aku kan, iya aku yakin pasti kamu," Vina terlihat sangat gembira.

Semua perhatian kini beralih ke Dhirga.

"Sini, aku kangen banget sama kamu, kamu juga kan pasti? Ayo ajak aku jalan-jalan," Vina meminta Dhirga untuk mendekat kepadanya.

Mau tidak mau Dhirga mendekat kepada Vina sesuai permintaannya.

Vino membisu. Dia tidak bisa berpikir dengan jernih. Perempuan yang telah dia cintai melupakannya begitu saja. Bahkan dia menamparnya.

Vino berharap saat Vina sadar dia akan langsung memeluknya kembali atau mungkin menunjukan bahwa dia rindu padanya. Namun kemyataan tidak berjalan sesuai ekspetasi.

Mengapa harus Dhirga yang Vina percaya sebagai pacarnya. Dulu memang Vina pernah mencintainya namun tidak sebesar cintanya untuk Vino. Seharusnya Vino lah yang dia ingat saat ini bukan Dhirga.

Vino kecewa. Sangat kecewa. Namun dia tidak bisa menyalahkan siapapun selain dirinya. Vina tidak akan melupakannya jika kecelakaan itu tidak terjadi.

Jika saja waktu bisa diputar, Vino akan memutarnya kembali.

Di ambang pintu, Vania melihat seluruh kejadian yang terjadi di ruangan inap itu. Air matanya terjatuh tidak berhenti dari tadi.

Vina lupa segalanya begitu saja.

***

Vote and comment buat part selanjutnya yaa!💕💕

Instagram :

Putrizhr
Chachaii_

Duhh Vina lupa ingatan nih :( lupa sama semuanya. Kenangan yang selama ini Vina buat hilang dong semuanya. Kira-kira Vina bakalan inget lagi gak ya sama Vino? Kalau engga apa Vina bakal ngulang hubungannya sama Vino lagi? Vina bakal percaya gak ya kalau dulu Vino itu pacarnya bukan Dhirga.

Tunggu part selanjutnya yaa!!

Backstreet (END & PART MASIH LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang