36

28.4K 1.7K 22
                                    

"Aku pernah menunggu, namun kamu tak datang. Setelah semuanya kulupakan kamu kembali mengisi hati yang seharusnya sudah tidak lagi kamu tempati."

***

Vina percaya kedepannya pasti ada masalah lagi dengan hubungannya. Masalah-masalah yang hadirlah yang menguji kekuatan hubungan tersebut. Vina takut disaat dia tidak kuat dengan masalahnya lalu memutuskan untuk berpisah.

Vina sangat benci perpisahan.

Hubungan Vina dengan Vino sudah berjalan dua bulan. Selama itu hubungan di antara mereka tidak diketahui siapa-siapa kecuali teman terdekat Vina dan Vino. Teman-teman Vino sempat curiga dengan Vino karena dia selalu memperhatikan Vina, begitu pula sebaliknya.

Sudah lebih dari sejam Vina berdiri di depan cermin yang tingginya nyaris sama dengannya. Vina bisa melihat ujung rambut hingga ujung kakinya dari cermin itu.

Vina merasa harus terlihat sempurna di mata Vino meskipun Vina yakin Vino tidak akan memperhatikannya se-detail itu.

Klakson mobil sudah terdengar dari kamar Vina. Vina segera buru-buru mengambil tas selempangnya dengan ponselnya di kasur. Lalu dia segera berpamitan kepada asisten rumah tangganya. Lagi-lagi Vania, ibu Vina tidak ada di rumah.

Tepat di depan rumahnya, mobil Vino sudah terparkir di depan rumah Vina.

Vina berjalan cepat menghampiri Vino yang berada di dalam mobil. Vina merasa bahagia hari ini.

"Bunda ada?" Tanya Vino kepada Vina ketika Vina sudah duduk di jok sebelah Vino.

"Nggak, lagi pergi," jawab Vina.

"Ohh, nanti salamin yah," pinta Vino.

Vina mengangguk sambil tersenyum.

Vino segera menjalankan mobilnya ke tempat yang dituju.

Sepanjang jalan entah kenapa Vina senyum-senyum sendiri. Vina tidak pernah seperti ini sebelumnya.

"Bahagia nih sekarang mah, senyum-senyum sendiri mulu dari tadi," ucap Vino ikut tersenyum sambil melirik Vina.

Reflek pipi Vina memerah. Vina merasa malu ketahuan senyum-senyum oleh Vino.

Vino tertawa melihat reaksi Vina yang seperti itu.

Betapa bahagianya hatiku saat ku duduk berdua denganmu

Berjalan bersama mu, menarilah denganku

Namun bila hari ini adalah yang terakhir, namun ku tetap bahagia

Selalu ku syukuri, begitulah adanya

Alunan musik dari radio mengisi suasana hening. Entah kenapa lagunya pas sekali dengan keadaan seperti ini.

"Kok pas yah?" tanya Vino sambil tertawa kecil.

Vina ikut tertawa ketika dia mendengar Vino bertanya seperti itu.

"Lagi nyetir heh, gausah lirik-lirik," tegur Vina melihat tingkah Vino seperti itu.

"Abis kamunya lucu," ucap Vino.

"Hah lucu?" Vina tersenyum tipis.

"He'em, bilang aja mau dipuji dua kali makanya nanya kayak gitu," goda Vino.

"Ehh."

Sejak kapan Vino mulai menggunakan aku-kamu. Vina tersenyum ketika dia menyadari hal itu.

Mereka pun sampai di tempat yang dituju. Vino mengajak Vina nonton. Kebetulan saat ini hampir semua film di bioskop ber-genre horror atau triller. Vina sebenarnya tidak terlalu suka dengan film ber-genre seperti itu. Namun Vina merasa tidak masalah jika dia bersama Vino.

Backstreet (END & PART MASIH LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang