25

37.7K 2K 21
                                    

"Sama diri lo aja lo gak peka, apalagi sama gue."

***

Pelajaran olahraga adalah pelajaran yang paling menyenangkan untuk mayoritas murid-murid. Termasuk Vina dan kawan-kawan.

Jam pelajaran olahraga bagi mereka itu bagaikan pelepas stress belajar. Walaupun olahraga membuat keringetan dan capek, tetapi Vina merasa lebih fresh.

Vina dan kawannya lebih memilih untuk ganti baju di toilet. Beberapa toilet di sekolah ini agak bersih.

Biasanya murid perempuan yang lain lebih memilih untuk ganti baju di kelas karena lebih luas dan nyaman. Tetapi jika ingin ganti baju di kelas harus menunggu yang laki-laki selesai ganti baju.

Pak Tono, guru olahraga terkenal dengan sikap disiplin dan galaknya. Namun Vina masih suka dengan jam pelajaran olahraga. Mereka tidak boleh telat datang ke lapangan dan semua siswa wajib membawa dan menggunakan seragam olahraga di jam pelajaran olahraga.

Suara peluit pak Tono sudah terdengar dari toilet ketika Vina dan teman-temannya sedang ganti baju. Mereka segera buru-buru melipat seragamnya lalu berlari menuju lapangan dengan seragam olahraga.

Murid kelas 11 IPS 6 segera berbaris dengan rapi menghadap ke pak Tono. Pak Tono melihat dari ujung ke ujung untuk memastikan barisannya rapi atau tidak.

"Siapa yang tidak hadir?" Tanya Pak Tono.

"Hadir semua pak," jawab Aji tegas.

"Oke, kalian telat 50 detik, ambil posisi semuanya," perintah Pak Tono.

Murid perempuan segera siap-siap untuk banding dan murid laki-laki segera siap-siap untuk push-up. Pak Tono memberi aba-aba hingga 20 kali. Sebenarnya bukan benar-benar 20 kali, Pak Tono beberapa kali mengaba-aba dari awal lagi karena murid kelas 11 IPS 6 tidak kompak melaksanakan hukuman pak Tono.

Kaki Vina terasa agak pegal setelah melakukan hukuman itu. Mungkin beberapa murid yang lainnya merasakan hal yang sama seperti Vina.

Setelah itu Pak Tono memerintahkan untuk pemanasan dan lari dua putaran. Sebenarnya Vina sudah terbiasa oleh Pak Tono yang agak kejam. Namun kali ini mereka telat beberapa puluh detik sehingga harus melakukan hukuman terlebih dahulu.

"Na, Na, jogging aja lah, kaki gue sakit," keluh Alika.

"Gue juga kali Al, tapi kalo kita ketauan jogging bisa-bisa di tambahin 2 keliling," ucap Vina yang sudah ngos-ngosan dari tadi.

Alika berhenti berlari, sementara Vina terus berlari walaupun dia merasa sangat lelah. Vina melirik Vino yang berada di kejauhan sana bersama teman-temannya. Vina merasa ada yang memperhatikannya. Ternyata benar. Vino sedang melihatnya. Vina terkejut, Vino tersenyum tipis kepada Vina. Entah Vina yang ke ge'eran atau emang nyata. Tetapi hal itu membuat jantung Vina berdebar agak cepat dari biasanya.

Bruk.

Vina tersandung oleh batu lalu dia jatuh. Vina meringis kesakitan. Dengan cepat, Alika segera menghampiri Vina.

"Naa lo gak papa?" Tanya Alika cemas.

Vina melihat Vino yang ingin menghampiri Vina. Namun Vina segera berdiri. Dia tidak mau dilihat oleh orang-orang bahwa Vino menjadi perhatian kepadanya.

"Gak papa Al," jawab Vina menahan rasa sakit akibat jatuh.

"Serius lo? Lagian lo ngelamunin apa sih sampe galiat-liat gitu," ucap Alika.

"Gue kecapekan kayaknya," jawab Vina. Sebenarnya bukan itu alasan dia terjatuh.

"Yaa lagian lo gue nasihatin gak didenger," ucap Alika.

Backstreet (END & PART MASIH LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang