14

37.1K 2.2K 46
                                    

-

"Hari ini nongkrong cafe deket rumah gue yuk, gue traktir deh," ajak Vino kepada keempat sahabatnya.

"Apa sih yang lo sembunyiin dari kita?" Tanya Beni heran.

"Dih apaan sih?" Vino tidak mengerti apa yang dimaksud oleh teman-temannya.

"Gue tau lo ada hubungan sesuatu sama Seli," ucap Agi.

"Hah?"

"Cara Seli ngomong sama lo itu kayak yang udah deket, kalau beneran gak papa kita cuma butuh klarifikasi lo aja," ucap Beni.

"Gue sama Seli sempet kenal dulu gitu jadi ya kita temenan udah lama tapi gue gaada hubungan apa-apa sama dia," jelas Vino. keempat sahabatnya tidak terlalu mempercayainya.

"Bener?" Tanya Rizky.

"Kalau gue ada apa-apa gue pasti curhat sama kalian lah, mantan mana yang gue gak kasih tau ke kalian?" Ucap Vino agar sahabatnya mempercayainya.

"Iya juga sih," Agi mulai percaya dengan Vino, begitu juga dengan sahabatnya yang lain.

"Kuy ah, jadi bahas yang kayak gini dah," Ajak Vino. Mereka pun pergi ke tempat yang dituju.

***

"Al gue harus gimana?" Tanya Vina panik. Alika berencana untuk menginap di rumah Vina hari ini. Ia baru saja datang.

"Yaudah lo sekarang siap-siap jangan buang-buang waktu kayak gini," jawab Alika sambil memainkan ponselnya.

"Gue pake baju apa?" Tanya Vina lagi.

"Pake mukena," jawab Alika asal.

"Serius ih Al," Vina sebal dengan sikap Alika yang suka bercanda di waktu yang salah.

"Yaa pake baju apa aja kek yang ada," ucap Alika. Vina cemberut. Alika tidak bisa di ganggu kalau ia sudah asik dengan gadgetnya sendiri.

Akhirnya Vina segera bersiap-siap tanpa meminta saran lagi kepada Alika yang sudah berada di dunianya sendiri. Ponsel Vina berbunyi, Kak Dhirga sudah meneleponnya. Ia segera mengangkat panggilan tersebut.

"Halo?"

"Na gue udah di depan nih," ucap Dhirga.

"Ohh bentar ka," Vina memutuskan panggilan tersebut.

"Al gue pergi ya, bilangin ke nyokap gue, gue pergi dulu bentar," pesan Vina.

"Dadah Pinaa," ucap Alika. Vina segera keluar. Mobil Dhirga sudah terparkir tepat di depab rumahnya. Dengan gugup Vina menghampiri Dhirga yang sedang memainkan ponselnya sambil menyandar ke mobilnya.

"Udah nunggu lama ka?" Tanya Vina agar Dhirga menyadari keberadaannya.

"Eh Na, nggak kok gue baru sampe," jawab Dhirga. Ia langsung memasukkan ponselnya ke dalam saku.

"Yuk," ajak Dhirga.

Sebelum Dhirga duduk di kursi pengemudi, ia membukakan pintu mobilnya untuk Vina. Vina tersenyum tipis karena kelakuan Dhirga. Mereka pun pergi ke tempat yang di tuju.

***

"Kak kita mau kemana?" Tanya Vina yang membuka percakapan diantara mereka berdua.

"Gue mau ngenalin lo ke temen-temen gue," jawab Dhirga sambil tersenyum.

"Duhh Ka gue nunggu di mobil aja deh," Vina tidak dekat dengan kakak kelas terutama gengnya kak Dhirga. Ia juga takut di sindir-sindir atau di introgasi dengan teman-temannya.

"Gak usah takut gitu kali, gaakan gigit juga mereka," ucap Dhirga. Vina terdiam, ia tidak punya alasan untuk tidak ikut dengannya.

Tak lama kemudian mereka sampai. Tempat ini tempat tongkrongan anak muda jaman sekarang. Tempatnya agak sepi tidak seperti hari-hari biasanya. Vina mengikuti Dhirga masuk ke tempat dengan deg-degan.

"Eh Ga! Dateng juga lo," sambut salah satu temannya yang bernama Deva.

"Duduk hey," Martino, temannya Dhirga mempersilakan mereka duduk. Vina duduk di sebelah Dhirga. Di samping Dhirga ada Alya.

"Siapa Ga? Gebetan baru?" Tanya Alya sambil berbisik kepada Dhirga. Namun Vina masih bisa mendengarnya. Dhirga tidak menjawab apapun.

"Dah lama kalian?" Tanya Dhirga kepada teman-temannya.

"Gak kok, gue aja ngaret," jawab Deva.

Geng Dhirga lumayan populer di sekolah karena ketiga cowok tersebut paling tampan di sekolah. Di tambah Alya sebagai primadona di sekolah. Hampir semua adik kelas maupun yang seangkatan mengaguminya. Keempatnya belum punya pacar sehingga beberapa orang berjuang untuk mengisi hati yang kosong itu.

"Eh iya kenalin Vina 11 IPS 6," Dhirga memperkenalkan Vina kepada teman-temannya.

"Gue kayaknya pernah liat lo deh," ucap Alya sambil menatap wajah Vina untuk mengingat.

"Ohh lo yang gak sengaja ketabrak Dhirga itu kan?" Tebak Alya.

"Mampus," batin Vina. Ia tidak mengatakan apa-apa, ia hanya tersenyum tipis. 

Dhirga mengode teman-temannya untuk tidak membahas itu lagi. Mereka semua mengerti apa yang dimaksud dengan Dhirga. Dhirga memang pandai untuk mengode kepada teman-temannya.

"Eh woy main UNO yuk," ajak Alya. Sebelum teman-temannya menerima tawaran Alya, Ia sudah mengambil satu kotak yang berisi kartu UNO dari sebuah rak di cafe ini. 

"Yang kalah diapain?" Tanya Martino.

"Kalah ToD aja," jawab Alya.

"Bosen ah ToD mulu, gue seminggu bisa 4 kali main ToD ama lu, rahasia lu juga udh kebongkar semua sama gue," Deva tidak setuju dengan ide Alya.

"Yaudah yang kalah gue coret aja mukanya," ucap Alya.

"Pake apaan?" Tanya Martino.

"Bentar," Alya membuka tas kecil yang ia bawa.

"Pake lipstick gue aja," ucap Alya sambil menunjukkan lipstick yang ia bawa.

"Lu si ah make nanya yang kalah diapain segala," Dhirga kesal dengan Martino.

"Biar lebih seru gitu Ga," ucap Martino sambil menyengir.

"Tenang gengs gue bawa tisu basah kok," ucap Alya.

"Sini gue yang acak kartunya," ucap Deva lalu ia mengambil kotak yang berisi kartu UNO dari tangan Alya. Mereka menghabiskan waktu sorenya di cafe tersebut dengan tawa dan candaan. Vina kira Dhirga akan melakukan yang lebih spesial dari ini. Ternyata ia hanya akan mengenalinya kepada teman-teman dekatnya. 

*

Sorry banget baru updatee :(
Iya tauko lama bgt ga update2. Kdpannya aku usahain update lbh cepet deh ya

Backstreet (END & PART MASIH LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang