Prolog

945 64 0
                                    

" TIDAK!! AKU TIDAK PERCAYA INI! " teriak Ino.

BRAK!!  PRANG!!

Ino menggebrak meja dan melempar sebuah vas sehingga jatuh dan pecah.

"Tapi, Ino, ini memang benar terjadi. Dia.. Dia sudah pergi. Lebih baik kau tenang dulu. " ucap Hinata.

"AHAHA, dia.. Dia tidak mungkin mati!  Dia tidak mungkin mati! Aku menolak kenyataan ini! " sahut Ino dengan membelalakan matanya.

"Maafkan kami, Ino, kami tidak bisa menyelamatkan kekasihmu. Aku, tidak bisa menyelamatkan kekasihmu. " ucap Sakura yang menjabat sebagai kepala Rumah Sakit Tokyo.

Ino mencengkram kerah baju Sakura, dan menariknya hingga wajah mereka berdekatan.

"KAU BERBOHONG, KAN?! " teriak Ino.

Semua yang berada dalam ruangan itu hening. Hanya terdengar suara detik jam yang terus berputar, dan suara tangisan dari tiap orang di kamar itu.

"Kau harus meminta maaf kepadanya. Setelah apa yang telah kau perbuat selama ini. Kau sudah menjadi kekasih yang dingin dan kejam. " ucap Temari sinis.

Ino berjalan dengan langkah gontai, lalu mendekati ranjang rumah sakit. Ia mengusap wajah kekasihnya yang terbaring tak bernyawa, dan mencium sekilas pipi kekasihnya itu.

"Aku.. Hiks.. Aku minta maaf.. Aku sudah menjadi kekasih yang buruk untukmu. Hiks.. Hiks.. " kata Ino.

Sakura menepuk pundak Ino dan menyodorkan sebuah tas berbentuk hati yang berwarna putih.

"Dia menitipkan ini padaku, dia bilang nama tas ini adalah 'Mouawad 1001 Nights Diamonds Purse'. Aku juga kurang mengerti, kenapa dia membeli tas semahal ini. " tanya Sakura.

"Ohh.. Ya ampun.. Itu, hiks.. Aku yang memaksanya untuk membeli. Hiks.. Ahh, bodohnya aku. BODOHNYA AKU! " sahut Ino.

Ino menerima tas dari Sakura dan memeluknya erat. Kembali lagi memandang kekasihnya yang terbaring, seperti yang sedang tertidur pulas.

"Oh.. Maafkan aku.. "

"Sai.. "

-Bersambung-

Thin Line ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang