SAI'S POV
"Kepribadian Ganda~."
"WHAT!!??" teriak Sai tidak percaya.
"Sssshhhh. Be quite! " tegur semua pengunjung kafe.
"Hei, hei.. Tenang, kak. Aku punya penjelasan yang akurat! "
Aku menenangkan diriku dengan meminum kopiku. Aku mengelus keningku dan siap mendengarkan penjelasan Hanabi.
"Begini. Coba perhatikan baik-baik, kak! Setiap ada masalah, diri Ino seperti meluapkan emosi yang habis-habisan, kan? "
"Ya.! "
"Diri Ino yang emosional dan dingin itu adalah salah satu dari dua kepribadiannya. "
"Hn.. Lanjutkan.. "
"Aku berpikir, ketika kakak ingin merubah sikap Ino, hatinya luluh dan muncullah diri Ino yang rendah hati. Itu adalah kepribadian keduanya. "
"Ahhh.. Itu belum membuktikan semuanya! " bantahku.
"Hmm.. Awalnya aku berpikiran seperti sama seperti itu! Makanya aku bertanya, apakah dia memiliki masalah di masa lalu? Dan kakak menjawab, 'iya'. Itu sudah membuktikan semuanya! "
"Aku tidak mengerti. "
"Ahh.. Bagaimana bisa kakak belum mengerti. Nih, ya. Aku jelaskan perlahan. Kakak bilang Ino memiliki masalah di masa lalu, kan? Nah, dari situ, pribadi keduanya muncul, yaitu pribadi yang emosional dan dingin. Aku yakin, dia memiliki trauma karena masalah itu. Aku yakin 101%. " jelasnya lagi.
"…"
"Kak? "
"I'm speechless. "
"Tunggu, don't be so sad. Aku punya solusinya. Kalau kakak mau membantu Ino untuk sembuh dari kepribadian gandanya, kakak harus terus membuat Ino bahagia. Kakak harus menuntun Ino untuk menjauhi masalah-masalah. Kalaupun terjadi suatu masalah, kakak harus menguatkan Ino dan memberitahunya untuk menerima kejadian itu. Apa kakak mengerti? "
"Hn.. Yayaya."
"Well.. Kak.. Aku harus pergi. See you next time, ya. "
"Arigatou, Hanabi-chan. " balasku sambil tersenyum.
"Aku permisi. Eh!! Sepertinya sekarang kakak akan mendapat keberuntungan.. "
"Apa maksudmu? " tanyaku penasaran.
"Aku baru saja membeli tas Mouawad 1001 Nights Diamonds Purse yang kakak sudah lama cari-cari. "
"Wahhh, beruntungnya dirimu, Hanabi. " jawabku kecewa.
"Aduh, kak. Jangan sedih dulu dong.. Aku kan belum selesai bicara. "
"Memangnya ada apa? "
"Nih. "
Hanabi menyodorkan tas berlian itu ke hadapanku. Ya, aku tau maksudnya, dia memberikannya untukku.
"Tunggu, Hanabi. Tapi, tas ini mahal sekali harganya. "
"Mhh. Apapun untuk kakak Ino, aku akan berikan. Dapetin tas itu gampang sekali kok! "
"Wah!? Gampang? "
"Pfft.. Hahahahaha, kakak tidak tau? Keluargaku lah yang memproduksi tas berlian ini. "
"Wah, pantas saja susah untuk di cari." jawabku dengan memasang wajah kesal.
"Makasih banyak, loh, Hanabi. " lanjutku.
"Iya iya.. Aku harus pergi. Manajer sudah mengirim sms berkali-kali. See ya. "
"See you too, Hanabi. "
***
Hanabi sudah pergi. Aku masih duduk di kafe ini, menunggu pesawat ku tiba. Sambil memutar cangkir berisi kopiku, aku masih memikirkan satu hal.
'Apakah aku harus memberitahu Ino? '
Aku pikir, itu tidak perlu. Biarkan Ino tidak tau bahwa dia memiliki kepribadian ganda. Tidak, tidak hanya dia. Tetapi semua orang tidak boleh mengetahui tentang ini.
Ngomong-ngomong, sekarang sudah pukul 07.31 pesawatnya kema~
"Perhatian! Bagi penumpang pesawat VIP 1 dipersilahkan memasuki pintu masuk E karena pesawat sudah siap untuk berangkat."
Wahh, panjang umur nih pesawat. Baru saja aku mau menanyakan kemana pesawatnya, sudah ada pengumuman lagi. Lebih baik aku bersiap-siap.
GLEK! GLEKK!!
Aku menghabiskan kopi di cangkirku, lalu, bergegas masuk menuju pesawat tujuan Jepang.
Di pesawat aku hanya duduk diam sambil mendengarkan lagu 'Despasito'. Para pramugari menawarkanku beberapa makanan yang menggoda. Tanpa berpikir panjang, aku memesan sepiring FCN atau 'Fries Chip and Nuggets'. Sambil menggumamkan lirik lagu ini, aku menikmati makanan sambil bersantai menunggu pesawat untuk sampai dengan selamat di Jepang.
5 jam kemudian.
PRANG! BRUK!!
Semua penumpang terkejut, sebagian ada yang terjatuh ke lantai. Ada guncangan yang membuat beberapa piring makanan terjatuh dan pecah.
BRUKK!! BUK!!
Guncangan itu bertambah keras, dan aku pun sempat terjatuh.
"For all passengers, remain on your seats please. The weather is very bad, and we will try to land on Japan Airport as fast as we could. "
BUK!!
Aku mulai panik, cuaca tiba-tiba hujan dan kilat mulai menyambar tak karuan. Ketika aku menoleh ke arah kanan, aku melihat api sudah menyala dan mengahabisi baling-baling kapal.
"All passangers, to your seats please. Buckle up. We will land harder than you can imagine. "
Suara dari mikrofon sudah terdengar seperti suara pasrah. Cepat-cepat aku duduk dan memasang sabuk pengaman.
'Yah, mungkin ini akhir dari hidupku. ' batinku.
'Setidaknya aku sudah menuliskan surat untuk Sakura. Semoga dia menemukan tas ini dan memberikan suratku itu pada Ino.'
Dan, pesawat akan mendarat dengan keras dalam
3..
2..
1..
DUARRR!!!
SAI'S POV
.
.
.
END-Bersambung-
KAMU SEDANG MEMBACA
Thin Line ( Completed )
RomantizmIno menyadari bahwa Sai mencintai dirinya. Dan dia pun mencintai Sai. Tapi, sayangnya, jarak antara cinta dan waktu kepergian Sai begitu tipis. Setipis garis. Semua itu telah sirna hanya dalam sekejap mata. Terasa begitu cepat, bagaikan sebuah mimpi...