Storm After Rain

259 31 9
                                    

"APA YANG KAU INGINKAN! " teriak Ino.

"Aku ingin kau sendiri yang membunuhnya. Kalau tidak, kau akan tau akibatnya. "

"APA?! APA KAU GILA KARIN?? "

"Tidak. Aku tidak gila. Aku membencimu. "

Mendengar itu Ino tersentak kaget. Ia tidak mengira bahwa Karin akan berkata seperti itu.

INO'S POV

Apa?! Seharusnya yang mengancam itu diriku.

Aku menunduk. Tanganku mengepal dan keningku mengkerut. Aku menahan amarah yang meledak-ledak di benakku.

"Kau tahu, Karin. Yang seharusnya diancam itu dirimu. " kataku perlahan tetapi penuh penekanan.

Karin terkejut. Matanya terbelalak. Haha! Dia takut.

"Kau memfitnahku, kau iri padaku bukan? Jangan pikir aku melupakan kejadian sewaktu kita TK dulu. Kau menuduhku mencuri. Padahal aku berniat untuk mengembalikan dompetmu itu. " ucapku sambil memejamkan mata dan menarik napas panjang.

"Aku memang lemah waktu itu. Aku hanya bisa menangis dan menaruh dendam kepadamu. Aku benci. Aku benci dirimu. " lanjutku.

"DIAM! "

"Kalau kau menginginkan aku untuk berkata jujur, oh, aku akan berkata jujur. " kataku dengan wajah menantang.

"DIAM KAU!! "

"Aku membenci orang rendah sepertimu. "

"..." dia terdiam.

"AKU MEMBENCI ORANG-ORANG MISKIN SEPERTIMU. "

"..." dia tetap tidak bergeming.

Karin menjatuhkan pisau yang ia pegang, Ia maju beberapa langkah mendekatiku dan mengangkat tangannya, lalu

PLAK!!

Sebuah tamparan mendarat di pipi mulusku. Dia bersiap untuk menamparku lagi, tapi.

BRUK!!

Aku menjatuhkan diriku dan berlutut di hadapannya. Aku tidak kuat. Hatiku hancur berkeping-keping. Air mataku perlahan menetes, mewakili perasaan yang berkecamuk di hatiku.

"Tapi, hiks.. Tapi.. Semua itu berubah ketika seseorang datang ke kehidupanku. Dia. Hiks.. Hiks.. Dia merubahku, dia merubah pandanganku. Hiks.. "

"Aku tidak membencimu lagi. A-aku.. Hiks.. Aku tidak membenci orang yang lebih rendah dariku. Aku.. Aku berniat untuk.. Hiks.. Berubah. "

"DIAM KAU! Jangan berpura-pura merendah di depan Karin! " bentak salah satu anggota grup Karin, Tayuya.

"Aku. Sudah tidak menaruh dendam padamu. Aku memaafkanmu. "

Dia tetap tidak bergeming. Aku tau, perbuatanku selama ini adalah sebuah kesalahan. Aku malah menaruh dendam dan menjadi sombong. Aku malah membenci orang yang sama sepertinya.

Thin Line ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang