Tak terasa satu semester sudah dilewati Ino di kampusnya... Hari-harinya sudah dilewati dengan keceriaan... Hanya saat malam sebelum tidurlah Ino masih mengenang Sai...
"Sai... Kamu baik-baik saja kan di sana? Lihat aku Sai, aku sudah tidak menangis lagi... Jadi kamu harus bahagia ya. "
Dan Ino pun tertidur sambil mendengarkan Nothing to Regret nya Robinson.
All of my friends are the reason I’m only
On for the weekend when it’s not so lonely
Most Friday nights end up looking this way
Wake up so high, now I’m drunk on the feeling
Boredom comes next and I stare at the ceiling
Most Monday nights end up looking this way
End up looking this way
04.30
Drettt drettt
Alarm ponsel Ino berbunyi
ARGGHHH
"Kenapa sih harus bunyi sekarang? Aku kan masih ngantuk. "
Dengan mata yang masih seperempat Watt, dan nyawa yg belum terkumpul semua Ino turun dari ranjangnya.
Setelah merebus air untuk menyeduh teh hijaunya, Ino mulai menyiapkan roti bakar untuk sarapannya....
"Papi... Mami... Aku kangen kalian...Kenapa kita harus berpisah begini cepat? "
Dan airmata Ino kembali jatuh.
"Ah... Benar kata Sakura aku ini cengeng banget yah. "
"Woi Sakura... Jangan ngelamun pagi-pagi... Tar kesambet loh. "
Chat dari Naruto masuk ke ponselku.
"Ih siapa yang ngelamun... Sotoy lu. "
"Lagi apa ? Bikin 'tikar' lagi? Gak bosen apa? Gue yang denger aja bosen yaelahhh... "
( tikar itu istilah Naruto buat menyebut roti bakar kesukaanku... Ajaib kan sahabat yang satu ini? )
"Gandeng lu.... Suka" gue lah... Lagian ni roti seneng-seneng aja gue bakar. " sambil mengetik iseng kulirik si roti yang sekarang dah berubah dari putih jadi kecoklatan...
"Hem.. Kamu seperti habis tanning.. " kataku sambil membelai si roti... Wkwkwkwk kegajean memang suka datang tiba-tiba.
"Uto... Dah dulu yeee, gue mo mandi dulu nih biar jadi makin syantekkkk... "
Dannnn jawabannya ada stiker orang muntah. Wkwkwkwk kubalas dengan mengirim stiker orang yang sedang mengepel lantai....
Absurd lah memang chat aku dan Naruto di tiap pagi... Tapi selalu bisa menghiburku.
Setelah menyeduh teh dan meletakkan 'tikar' ku di piring... Aku lanjut ke kamar mandi dan siap-siap kuliah lagi.
Hari ini pelajaran Hukum Bisnis dan Etika profesi.
O ya... Aku akhirnya mengambil Akuntansi... Yahhh aku berharap bisa mengambil alih lagi perusahanku suatu hari nanti...
Setelah sarapan dan mencuci piring, aku langsung meninggalkan kosan ku yang damai , kosan yang hampir setahun aku tempati .
KAMU SEDANG MEMBACA
Thin Line ( Completed )
RomanceIno menyadari bahwa Sai mencintai dirinya. Dan dia pun mencintai Sai. Tapi, sayangnya, jarak antara cinta dan waktu kepergian Sai begitu tipis. Setipis garis. Semua itu telah sirna hanya dalam sekejap mata. Terasa begitu cepat, bagaikan sebuah mimpi...
