First Morning With You

484 39 3
                                    

TING!! TING!!

Suara HP Ino membuyarkan mimpi indah yang sedang dia alami. Perlahan-lahan, Ino membuka matanya.

"KYAAA!!! " teriakan nyaring dengan lancar keluar dari bibirnya.

"SIAPA KAMU?!! " lanjutnya.

Seorang pemuda berdiri sambil mencondongkan tubuhnya, sehingga wajah mereka hanya berjarak 3 inchi. Wajah pemuda itu putih dengan rambut hitam legam yang sangat kontras dengan kulitnya. Dia memandang Ino dengan lembut dengan menyunggingkan sebuah senyuman yang sangat manis.

"JAWAB AKU, BODOH!! SIAPA KAMU?! Berani sekali kamu masuk ke dalam hmmph.. "

Belum sempat Ino menyelesaikan ucapannya, telunjuk kanan sang pemuda sudah mendarat di bibirnya.

"Yamanaka Ino, bukan begitu caranya untuk menyambut seorang tamu. " ucap pemuda itu.

"Hmmphh!! "

"Perkenalkan, namaku Sai. Dan aku, akan menjadi pelayan pribadimu. "

Ino terbelalak, dengan susah payah dia menyingkirkan tangan Sai yang masih menempel di bibirnya.

"Hahaha.. Tidak mungkin. " bantah Ino.

"Sayangnya, itu mungkin. " sahut seseorang dari balik pintu.

"AYAH!! " seru Ino.

"Ya, dia akan menjadi pelayan pribadimu mulai hari ini sampai beberapa Bulan ke depan. " lanjut Ibu Ino.

Ino memiringkan kepalanya, masih belum bisa mencerna semua kejadian ini. Bagaimana tidak? Sai, pemuda dengan postur tubuh yang atletik menggunakan jas putih dengan dasi hitam. Memiliki wajah tampan dan bibir yang menggoda serta sebuah senyuman yang pasti akan membuat semua orang meleleh, akan menjadi pelayannya?

'Ha.. Hah!? Mana mungkin seorang pangeran akan menjadi pelayanku? ' batin Ino.

"Kenapa? Bukannya kau sendiri yang mau punya pelayan yang seperi ini? " ledek ayah.

"Ta, tapi.. AYAH TIDAK SALAH? " teriak Ino.

"Yamanaka Ino, bukan begitu cara bebicara pada orang tua. " ucap Sai.

"KAU TIDAK ADA HAK UNTUK MENGATURKU!! " bantah Ino.

"Hm, dan kau juga tidak ada hak untuk membentakku. Dan, maaf, aku ada hak untuk mengatur hidupmu. "

"HA!! KATA SIAPA?! "

"Aku sudah dapat ijin dari kedua orang tuamu. Mulai hari ini, aku akan mengatur dan melayani dirimu. " jawab Sai.

Ino terdiam, kehabisan kata-kata.

Selagi mereka berdua berdebat, ayah dan ibu Ino hanya tersenyum. Mereka puas melihat Ino yang sekarang hanya bisa terdiam seribu bahasa. Berdebat dengan Sai? Sama saja menggali lubang sendiri. Kau akan kalah. ^_^

"AKU TAK PEDULI!! " sahut Ino.

Setelah berkata begitu, Ino kembali merebahkan tubuhnya di kasur dan menarik selimut ungunya sehingga menutupi seluruh tubuhnya. Semuanya hening, tidak ada seorang pun yang berbicara. Ketika Ino mendengar suara pintu kamarnya menutup, ia langsung membuka selimutnya. Dan, betapa terkejutnya dia ketika melihat Sai yang masih berada di sebelah ranjangnya.

"Sekarang sudah pagi. Sebaiknya nona sarapan. Kalau tidak, nona akan pingsan nanti. " ucap Sai.

"Tidak mau. "

"Ayolah, nona. Nona bisa sakit kalau tidak makan. "

"Tidak mau. "

"Jangan seperti anak kecil, nona. Baiklah, akan kubuatkan makanan khusus untuk nona. "

Dia malas untuk berdebat dengan lelaki menyebalkan itu. Sai tersenyum lalu meninggalkan kamar Ino. Sedangkan Ino, dia hanya duduk diam di ranjang membuang mukanya sambil menatap jendela kamarnya.

'Oh, iya, aku lupa, tadi HP-ku bunyi. Aku harus mengeceknya. ' batin Ino.

Ia berdiri, mengambil HP-nya yang ada di sebelah ranjangnya, lalu berjalan menuju jendela kamar.

'Hooh, ada SMS dari Sakura.'

***

From : Uchiha Sakura
To : Yamanaka Ino

Oi, jangan lupa hari ini hari pengecekan kesehatan rutinmu. Jangan bolong lagi, nanti aku yang dimarahin.

***

'Dasar, cerewet. ' batin Ino.

***

From : Yamanaka Ino
To : Uchiha Sakura

Cerewet. Aku malas ke rumah sakitmu karena aku harus melewati jalanan yang ada banyak sekali pengemisnya.

***

Send.

Setelah mengirim SMS, terdengar suara ketukan dari luar kamarnya. Ino segera membukakan pintu. Dan, betapa terkejutnya dia ketika di depan pintu kamarnya terdapat berbagai macam hidangan. Seperti contohnya, sushi, miso, okonomiyaki, onigiri, dan masih banyak lagi. Apa lagi, setiap hidangan dihias dengan sangat cantik ditaburi daun emas.

"Ha.. Hahh?? "

"Silahkan dinikmati, semua hidangan ini, saya sendiri yang membuatnya. " sahut Sai sambil tersenyum.

Ino menelan ludah berkali-kali. Tersadar dari lamunannya, ia langsung mengambil sendok dan mencicipi kuah miso.

'U.. Uahhh.. Enak sekali. ' batinnya.

"Ada apa, nona? Apakah tidak enak? "

"E.. Ehh.. Ini enak sekali. " jawab Ino gugup.

'Uhh. Bagaimana ini? Dia adalah orang yang.. Uhmm.. Bisa dibilang ganteng, pintar masak, baik sekali. Ahhh.. Jangan sampai dia menarik hatiku. ' batin Ino berteriak. Dia menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Apakah kau baik-baik saja nona? "

Ino membuang mukanya, sambil masih menikmati sup misonya. Ia menyembunyikan wajahnya yang berubah merah padam.

TING!!  TING!!

sara HP Ino berbunyi. Dengan secepat kilat, Ino menyambar HP-nya dan membuka SMS yang masuk dari Sakura.

***

From : Uchiha Sakura
To : Yamanaka Ino

Kau tidak berubah sama sekali, ya, Ino. Sebaiknya kau cepat ke Rumah Sakit, aku punya kabar buruk yang akan membuatmu sangat terkejut.

***

Wajah Ino mendadak pucat. Ia melempar HP-nya, yang langsung ditangkap oleh Sai. Lalu, bergegas menuju kamar mandi dan mengganti bajunya.

'Uhh. Kenapa aku punya firasat yang buruk. ' batinnya.

-Bersambung-

Thin Line ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang