Miracle

283 38 4
                                    

Tanpa ia sadari, ada seorang pengemudi yang mabuk dan mengarah ke hadapan mereka. Mereka akan bertabrakan!!

TIN! TIN! TIN!!!

"SAI!!!! "

Dengan cekatan, Sai membanting stir ke arah kanan. Tubuh mereka berdua terbanting ke arah kiri dan kanan secara acak. Untungnya mereka bedua memakai seat belt sehingga mereka tidak membentur jendela mobil. Dan Sai, dia berhasil menguasai laju mobilnya lagi. Sang pengemudi yang mabuk tadi berjalan ugal-ugalan ka arah yang berlawanan dengan mereka. MEREKA SELAMAT!!

"Haa!! Apa-apaan pengemudi tadi? " ucap Ino lemah.

"Ah!! Aku tidak tau! Sekarang lebih baik kita ke pinggir dulu. " jawab Sai dengan sedikit bergetar.

Sai memarkirkan mobilnya ke samping. Ia melirik jam tangan hublot putihnya.

'Sudah jam 10, tidak! Kita tidak boleh terlambat!! ' batin Sai.

Ino tampak masih syok dengan kejadian barusan. Sai menyodorkan sebuah botol berisi teh manis yang ia bawa sebagai bekal perjalanan kepada Ino.

"Aku tidak mau! " ucap Ino sinis.

"Tolong maafkan aku. Itu salah pengemudi yang mabuk tadi. " jawab Sai.

"Aku tidak peduli. " kata Ino sambil membuang mukanya.

INO'S POV

Apa-apaan tadi itu?! Sai mau membuatku meninggal karena jantungan?? Atau pengemudi yang mabuk itu berniat membunuhku!? Haaa!! Untung kami tidak apa-apa.

Sejujurnya, sejak kemarin aku masih malu kalau berhadapan dengan Sai. Entah kenapa, aku malah bersikap dingin dan kasar untuk menutupi rasa maluku itu. Padahal kami sudah menjadi sepasang kekasih.

'Ah! Peduli amat. ' batinku.

"Apakah kau baik-baik saja? " tanyanya.

"Hn. " jawabku singkat.

Memang benar aku masih syok atas kejadian tadi. Tapi ketika ku melihat keadaan Sai meggunakan ujung mataku, aku benar-benar terkejut dibuatnya. Bagaimana tidak? Wajahnya pucat, tangannya bergetar. Tubuhnya berkeringat. Tapi masih saja menyunggingkan sebuah senyuman manis walaupun aku tau pasti, bahwa ia memaksakan senyumannya itu.

'Dia masih memikirkan keadaanku sedangkan keadaan dirinya juga berantakan. 'Pikirku.

"Sudah kubilang kau tidak usah sok kuat! "

"Aku tidak apa-apa, Ino. Syukurlah kalau kau juga tidak apa-apa. "

"Kau masih syok kan? "

"Tidak. "

"Wajahmu tidak bisa berbohong. " ucapku ketus. Ada apa dengan orang satu ini?

"Aku memang masih sedikit terkejut. Tapi aku lebih memikirkan keadaan dirimu, nona. " jawabnya dengan penekanan di kata 'nona'.

"Hn. " balasku.

"Baiklah kalau begitu. Ayo kita lanjut perjalanan ke bandara. Pesawat akan berangkat sebentar lagi. "

Setelah Sai meneguk teh manis, kami berdua memasang seat belt kembali. Lalu, Sai mengendarai mobilnya dengan kecepatan yang lebih dibanding sebelumnya.

NORMAL POV

Jam sudah menunjukan pukul 10.45. Mereka sampai di bandara tepat waktu. Dari situ mereka berlari menuju pintu masuk E, pintu khusus untuk VVIP.

"Perhatian! Bagi penumpang pesawat All Nippon Airways dipersilahkan memasuki pintu masuk E karena pesawat sudah siap untuk berangkat. " sahut suara dari mikrofon.

Thin Line ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang