My Own Butler

621 46 3
                                    

"INO!! Kau sudah berumur 21 tahun sekarang. Cobalah bertingkah lebih dewasa! " teriak seorang lelaki paruh baya.

"Sabar lah, Pa. Anak kita memang seperti ini, kan dari dulu. " sahut seorang wanita yang umurnya tak jauh berbeda dengan lelaki paruh baya tadi.

"Sepertinya, kita membutuhkan pelayan pribadi untuknya. "

Ino hanya diam, menyilangkan kedua kakinya serta kedua tangannya. Tatapan matanya dingin, seperti masa bodoh dengan percakapan yang sedang ditujukan padanya.

"YAMANAKA INO! Kami orang tuamu, sudah lelah dengan prilakumu yang dingin seperti ini! " teriak sang ayah kembali.

"Iya, nak. Cobalah kamu lebih rendah hati, entah pada kami, ataupun orang di sekitarmu. " lanjut sang ibu.

"Kami akan pergi untuk beberapa Bulan ke Vienna di Austria. Tolong jagalah dirimu sendiri. INO!! LIHAT MATA KAMI KETIKA KAMI SEDANG BICARA!!"

Ino tidak bergeming sama sekali. Ibunya hanya menarik napas dalam-dalam dan melanjutkan pembicaraannya.

"Jadi, kami harus memberikanmu seorang pelayan pribadi. Yang seperti apa yang kamu suka? "

"Pokoknya, aku tidak suka kalau pelayan itu lebih rendah daripada kita! " jawab Ino.

"Baiklah. Aku punya kenalan yang pasti Papa suka. " lanjut Ibu Ino.

"Apakah ia kenalan kita? " tanya ayah.

"Ya, orang tuanya sangat dekat dengan kita. Anaknya lelaki, dan kurasa mereka tidak akan bermasalah jika kita meminjam anaknya untuk menemani Ino. "

"Aku setuju. " jawab ayah Ino dengan tegas.

"Baiklah, nama anak mereka itu Sai. "

"Aku tidak masalah, yang penting dia bisa merubah Ino, dan menjaganya. "

"Bagaimana, Ino? Apa kau setuju? " tanya ibu Ino.

"Terserah kalian sajalah, Ma, Pa. Asalkan dia tidak lebih rendah dari kita. " jawab Ino.

Mendengar itu, ayah Ino ingin sekali menamparnya. Tapi, ibunya sudah duluan menahan dia.

"Ya, dia memang orang kaya. Kau tidak akan menyesal. " sahut sang ibu dengan seringai tipis yang terpampang di wajahnya.

Ino memiringkan kepalanya. Tidak mengerti dengan apa yang telah diucapkan oleh ayah dan ibunya. Tapi, mendengar bahwa pelayan pribadinya itu orang kaya, dia sangat senang. Tanpa berkata apa-apa lagi, ia berdiri dan berjalan menuju kamarnya. Membuka pintu dan masuk, lalu..

BRAKK!!

Menutup pintunya dengan keras.

'Orang seperti apa yang jadi pelayan pribadiku nanti? ' batinnya.

Ino merebahkan dirinya ke kasur dan menatap langit-langit ruangan dengan tatapan kosong.

'Aku memang orang kaya, tapi, aku sangat tidak suka dekat dengan orang yang jauh lebih rendah dariku. ' batinnya lagi.

Dia tertawa dingin. Sebuah seringai muncul di bibirnya. Ino berdiri, berjalan menuju meja riasnya. Mengambil HP dan membuka instagramnya. Banyak sekali komentar yang membanjiri instagramnya.

***

Shizune : "Dasar pirang sombong! "

Shion : "Perempuan macam apa kamu,hah Ino-pig? "

Thin Line ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang