Akhir dari Segalanya

6.8K 330 31
                                    

rindu itu telalu dalam walaupun setiap malam lelaki itu akan menghubunginya dan menemaninya sebelum tidur, tapi kebutuhan akan kehangatan tubuh lelaki itu tak bisa hilang hanya dengan menatap wajah dan mendengarkan suaranya saja.

Bulan sudah berkali kali berganti hingga membuat perutnya semakin membulat begitu besar , di bulan ke delapan itu membuatnya sangat tersiksa , dari awal kehamilannya hingga saat ini tidaklah lancar untuknya , sejak awal pula dokter pribadinya sudah memperingatkan jika kehamilan itu akan sangat menyulitkannya . Seperti saat ini ia begitu tersiksa dengan sakit di punggungnya dan membuatnya hanya bisa berbaring di tempat tidur tanpa bisa melakukan apapun .

Sesungguhnya di dalam hatinya , ia begitu ingin lelaki itu pulang dan menemaninya , merawatnya dan menguatkan dia untuk menghadapi masa sulit itu . Namun kenyataanya lelaki itu tak pernah tau betapa kesulitan yang dialaminya .

"Tidurlah sakura " ucap wanita berambut coklat sebahu . Wanita yang dulu menjadi musuhnya sekarang orang itulah yang merawatnya , merawat boruto dan membantunya untuk segala hal .

"Terima kasih Rin , aku masih belum bisa tidur , boruto sudah tidur ?" Ucap sakura dengan mata basah dan hidung yang memerah , hampir tidak pernah sakura tidak menangis setelah bercakap sejenak dengan Sasuke . Seperti saat itu Rin sangat tau bahwa air mata sakura masih mengalir begitu lembut dari ujung matanya .

"Ya boruto sudah tidur , dia anak yang pintar dan sama sekali tidak menyusahkan , beruntung kau mendapatkanya , aku yakin dia yang akan melindungimu di masa mendatang " ucap Rin sambil duduk di pinggiran ranjang sakura . "Kau harusnya tidak membohongi dirimu sendiri , katakan tidak jika itu tidak dan ya jika itu iya . Kau merindukanya sakura kau menginginkanya pulang tapi kau sok kuat dengan mengatakan kau baik baik saja "

Ya , semenjak kepergian Sasuke sakura lebih banyak berbohong terlebih menyembunyikan keadaan dirinya yang sudah hampir sama seperti seorang yang mengalami lumpuh total .

"Aku tau , sejak awal hatiku tak pernah menginginkanya pergi tapi ada lelaki lain yang berjuang untuk anak dan istrinya , aku juga seorang istri dan seorang ibu , aku tau perasaanya "
Rin mengusap lembut pipinya sendiri yang di basahi dengan setetes air mata yang tiba tiba jatuh begitu saja .

" Dia pasti pulang , jika tidak aku akan menyuruh Obito menghancurkan perusahaan itu dan menyelamatkan semuanya " ucap Rin menggenggam tangan sakura lembut .

"Rin benar " ucap suara serak Obito yang berdiri di ambang pintu . "Apa kau sudah selesai Rin ? Dan sakura apa ada yang kau butuhkan lagi ? " Lanjutnya

"Tidak . Kalian pulanglah maaf aku telah merepotkan kalian dan mengganggu bulan madu kalian " keduanya tersimpu malu .

Rin dan Obito memutuskan untuk menikah 1 bulan yang lalu , dengan acara pernikahan yang super megah di liput oleh banyak stasiun televisi , di situ pula Rin mengumumkan kematian orang tuanya . Semua hal itu menimbulkan banyak rasa simpati dari para tamu undangan acara yang seharusnya begitu membahagiakan menjadi acara penuh derai air mata .

namun walau demikian , setelahnya mereka lebih bahagia dari sakura dan sasuke , entah siapa yang memulai sakura dan rin menjadi lebih akrap satu sama lain , tak jarang juga sakura mengeluh tentang perasaanya pada sasuke , kerinduanya yang mendalam pada lelaki itu .

hari itu seakan menjadi hari terberatnya , di mana kondisinya melemah hingga membuatnya terbaring lemah di ranjang , apa lagi tidak ada obat yang bisa dia minum untuk melindungi bayinya, bahkan dokter menyarankan untuk melahirkan bayinya secara prematur , namun dengan keteguhan hatinya , sakura masih sanggup bertahan hingga 8 bulan walau tubuh bayinya terus mendorong cidera di punggungnya .

matanya menerawang ke langit langit putih di kamarnya , perlahan langit langit kamarnya tergenangi air bening , hingga pandanganya mengabur meneteslah lagi cairan itu .

(D.S.G 2 ) "AGAIN ".     [fanfiction sasusaku ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang