Ayra (1)

463 17 0
                                    

Ayra memasuki gedung sekolah SMA HARAPAN

Tidak terasa sudah 1 tahun Ayra bersekolah disini.

"Ayraaa" teriak seorang gadis yang menghampiri Ayra

Gadis itu memeluk Ayra dengan erat "aah gue kangen banget sama lo ra"

"Yaelah lo kaya ga ketemu gue setaun aja" ujar ayra

"Udahlah ga usah dibahas kita nyari kelas aja ayo" gadis itu menarik tangan Ayra menuju arah tangga

Saat ia menaiki anak tangga ayra melihat sosok yang selama ini ia kagumi bahkan lebih dari itu

Pria itu tersenyum kepada Ayra dan membuat Ayra menjadi salah tingkah, "Ay, iih ngapa si jadi bengong gini lo ngeliatin apaan si"

"Eeh-eng-apaan si aah"

"Ga jelas lu"

Saat sampai di lantai 2, mereka mencari kelas mereka dan mereka menemukan kelas mereka 11 IPA 1

"Yeeeay akhirnya Ay, kita sekelas lagi" Ana memeluk Ayra erat

"An lo meluk gue mulu daah"

"ish biarin apa kapan lagi ya kan dipeluk gue"

Mereka memasuki kelas mereka dan memilih meja ketiga dari depan

"Ay, buru turun udah di suruh turun noh sama pak budi"

Ana mendekatkan dirinya ke telinga Ayra yang sedari tadi memegang ponselnya tanpa menghiraukan perkataan Ana

"Woy, kampret buruan turun"

Refleks Ayra menutup telinga kirinya karena ana berteriak tepat ditelinga kirinya

"berisik curut"

"Lagian dari tadi gue panggil ga nyaut-nyaut, ayo lah buruan turun"

"Mau ngapain si"

"Upacara, dodol"

**

"Amanat pembina upacara seluruh peserta upacara diistirahatkan"

"Untuk amanat istirahat ditempat grak"

Pada saat upacara Ayra merasakan pusing dan mukanya sudah sangat pucat. Berulang kali Ana mengajaknya ke UKS tapi dia menolaknya begitu saja.

Tanpa sadar cowok bertubuh tinggi dengan mata hazel nya itu melihat gerak-gerik Ayra kemuadian cowok itu menghampiri Ayra

"Kalo sakit ke uks aja" ujar cowok itu kepada Ayra

Tapi Ayra tak menanggapi nya Ayra pura-pura tidak mendengar padahal ia mendengarnya

Ayra tidak ingin menjawab cowok itu karena ia tahu jika ia berhadapan dengannya ia merasa gugup

Ayra masih menahan rasa pusing yang ada di kepalanya

'Sabar ay, lo harus kuat sebentar lagi upacara nya selesai ay' batin ayra pada dirinya sendiri

Dan tanpa sadar tubuh ayra sudah mulai oleng dan

Bruuk

Seketika yang dirasakan ayra adalah gelap

Seorang pria langsung menggendong Ayra ala bridal style ke arah UKS

Di UKS pun tidak ada yang berjaga, pria itu berdecak kesal

Pria itu mengambil minyak kayu putih yang ada dilemari kaca UKS dan mengoleskannya tepat di bawah hidung Ayra dan dikening ayra

Pria itu keluar dan memanggil salah satu temannya

"Kei, kei sini bentar"

"Iya kenapa rak?"

"Tolong bikinin teh manis anget ada yang pingsan"

"Iya iya bentar gue bikinin"

Wanita yang bernama keila pun berlari kearah dapur sekolah untuk membuatkan teh manis

Pria itu kembali masuk ke dalam UKS untuk mengecek keadaan Ayra

"Ayra Mysha Naira" pria itu membaca name tag yang tertempel diseragam ayra

"Raka, ini teh nya"

"Taruh aja dimeja"

"Dia belom sadar juga"

"Kaya yang lo liat"

Keila mendekat ke arah Ayra dan menepuk-nepuk pelan lengannya

"Ayra bangun, ayra, ayra bangun"

"Lo tau nama dia kei?"

"Lo ga liat name tag nya? Oh iya, Raka gue keluar dulu ada urusan"

"Lama banget si ni orang bangunnya upacara udah kelar belom bangun juga"

Raka menatap lekat Ayra yang sedang berbaring denganata terpejam,

Ayra membuka matanya perlahan, ia merasakan pusing dikepalanya, matanya membulat saat melihat raka yang sedang duduk sambil memerhatikannya

"Raka pratama" batin ayra

Ayra mengerjapkan matanya kembali karena tak percaya ada raka disini

"R..ra..raka"

Raka menaikan alis matanya "lo tau nama gue? Seterkenal itukah gue?"

Ayra mencoba bangun dari tempat tidur UKS "eeh eeh lo mau ngapain" raka refleks memegang kedua pundak ayra

Ayra semakin gugup ia ingin berlari dari tempat ini secepatnya

"Aa.. ii.. G..gue mau kekelas"

"Ayraaaaa! lo kenapa"

Terdengar teriakan cempreng yang sudah tidak asing lagi ditelinga Ayra

"Apaan si na udah tau gue pingsan masih nanya gue kenapa"

"Iya juga ya"

Raka tersenyum melihat perlakuan dua orang itu, "yaudah kalo gitu gue duluan ya" ujar raka

"Makasih ya rak, udah jagain ayra"

Raka kembali tersenyum sebagai jawaban

AYRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang