budayakan vote sebelum membaca
**Hidup itu KERAS dan TAK MUDAH..
Tapi aku lebih KERAS dan TAK MUDAH UNTUK DIKALAHKANUdara yang dingin, awan yang sudah menggelap, angin yang berhembus kencang membuat rambut yang terurai dengan bebasnya tertiup angin malam.
Tidak ada pemandangan lain selain rumah-rumah bertingkat yang berjejer rapih.
Sepi? Itulah kehidupan Ayra selalu sepi dan hampa
Ayra meminum coklat panas yang ia taruh dimeja yang berada dibalkon kamarnya tersebut
Tidak ada aktivitas lain selain yang ia lakukan seperti sekarang ini.
Lagu instrumen Alive in the summer time terdengar ditelinga Ayra dan Ayra mengambil benda persegi panjang sumber bunyi tersebut yang ia taruh diatas meja balkon
Ayra mengernyitkan dahinya Nomor yang tak dikenal, siapa? Akhirnya ia menggeser tombol hijau
"Halo"
Ayra tidak menjawab ia kenal suara ini tapi siapa? bukannya Raka yang minggu lalu meminta Id line nya? Tapi ini bukanlah suara Raka
"Halo, lo ayra kan?"
"Re-"
"Iya gue revan"
Kenapa harus revan yang menelpon? Kenapa tidak Raka? Dari mana ia tau nomornya?
"Lo dapet nomor gue dari mana?"
"Kepo juga lu ya"
"Ngapain si telpon malem-malem"
"Malem? Bahkan ini masih jam 8"
Cowok ini memang benar-benar selalu saja membuat emosi Ayra memuncak
"Terserah lo"
"Rumah lo dimana?"
"Ngapain nanyain rumah gue? Mau maling ya lo?"
"Yaelah mana ada maling ganteng kaya gue,"
"Ya kalo bukan mau maling lo mau ngapain"
"Minjem catetan biologi"
"Gausah lah ngapain si"
"Lo mau gue dimarahin sama Pak Tri?"
"Lo ini kan yang dimarahin"
"Yaudah sekarang rumah lo dimana"
"Apaan si gue ga mau minjemin buku gue"
"Bodo gue kerumah lo sekarang"
"iiiiih lo--"
Tut tut tut
Sambungan langsung terputus begutu saja karena Revan mematikannya
"Nyebelin banget si manusia ini" ujar Ayra
**
Tok tok tok
"Non ada temennya nungguin di bawah"
Kata Bi SariAyra mengernyitkan dahinya, temen? Siapa? Jangan-jangan- "cowok ya bi?"
"Iya Non ganteng Non emang siapa sih non? Kenalin dong sama bibi"
"Bi bilang aja aku ga ada dirumah"
"Yaaaah non kurang beruntung, tadi bibi bilangnya non ada di kamar"
"Kenapa? Lo ga mau minjemin buku lo? Sebagus apa si tulisan lo? Oooh jangan-jangan tulisan lo kaya ceker soang makanya ga mau minjemin ke gue atau lo belom nyatet?"
Suara itu... Kenapa harus dia?
Ayra langsung berjalan menuju pintu kamarnya karena Revan disana sedang bersender sambil melipat kedua tangannya didada
Ayra langsung menjitak kepala Revan "eh lo ga sopan banget si masuk rumah orang tanpa izin"
"Kata siapa? Gue udah minta izin ko ke bokap lo"
Tunggu ulangi kata Revan bokap? Berarti papa? Papa dirumah? Sejak kapan?
"Sekarang mending lo pergi dari rumah gue"
"Gue gak akan pergi sebelum lo ngasih catetan lo"
Bi sari yang dari tadi melihat kedua remaja ini bertengkar pun ikut pusing dan akhirnya ia keluar karena tak tahan
Ayra pun menyerah dan langsung mengambil buku catatan biologi yang sudah ia masukan kedalam tas
"Nih bukunya, sekarang pergi"
"Iye, makasih"
****
Ayra turun ke bawah untuk membuat minuman karena jujur saja setelah beradu mulut oleh Revan ia jadi haus
Ayra membuka kulkas dan mendapati jus jeruk "tadi siapa?" baru saja Ayra ingin meminum jus tersebut, tapi sudah mendapat pertanyaan seperti itu
"Bukan urusan papa"
Ayra menaruh gelas yang sudah berisi jus jeruk itu di meja dan langsung berjalan ke kamarnya
"Ay benci papa" ujar gadis itu yang kini terduduk dibalkon kamarnya yang sudah berurai air mata
"Semua ini salah papa"
"Papa jahat"
"Ma......"
Dan memori itu kembali berputar dikepala Ayra
KAMU SEDANG MEMBACA
AYRA
RomanceJika aku bukan takdirmu, lalu kenapa hatiku mengatakan bahwa akulah takdirmu?