Bintang kecilnya dong sebelum baca:v
**
Wanita itu ibaratkan telur, yang sekalinya pecah ia akan pecah selamanya dan tidak bisa kembali seperti semula.**
Entahlah ini sudah hari keberapa Revan bersekolah di SMA Harapan
Ketika ia baru menginjakan kakinya didepan gerbang, banyak siswi yang menyapanya, terkadang juga ada yang berteriak histeris setelah melewati Revan, terutama para adik kelas.
Entah bagaimana caranya ia bisa dikenal secepat itu oleh satu sekolah, mungkin karena gosip yang beredar. Revan sih biasa-biasa saja karena disekolah lamanya pun ia sering menjumpai hal yang seperti itu. Ia bahkan membalas semua sapaan itu, dan-kalau-bisa-sekalian-menggombalinya
Contohnya kayak gini:
"Hai cantik" sapa Revan kepada salah satu siswi yang membawa setumpuk buku LKS ke ruang guru. "Eh liatin saya-nya jangan sampai kayak gitu, awas bukunya jatoh nanti"
Dan ucapan Revan benar-benar terbukti
Bukunya pada jatuh semua
Bukannya nolongin, Revan malah nyelonong masuk ke dalam kelas, lalu menaruh tas-nya di kursi-nya. Benar-benar Tidak Tahu DIRI. dan bertepatan pada saat itu, bel masuk berbunyi bertepatan dengan Ayra yang baru masuk ke kelas nya untugnya ia tidak telat
**
Hari ini, Miss Nia guru bahasa inggris mereka memutuskan untuk membuat kelompok inggris, yang katanya untuk tugas dialog jadi berpasang-pasangan.
Sekarang pikiran Ayra terbagi dua, siapa yang akan menjadi pasangan berdialognya? Apakah Ana teman sebangku nya? Ataukah..."Ayra kamu sama......." Miss Nia melihat sekeliling kelas mencari pasangan yang pas untuk Ayra
"Revan" ucap Miss Nia
Aaah kenapa cowok itu lagi? Cowok yang paling menyebalkan dalam hidup Ayra
Ayra menoleh ke arah Revan, dan Revan memasang wajah tidak berdosanya. Ayra membenci dia.
Bel pulang sekolah pun berbunyi
**
Sesampainya dirumah Ayra menjumpai Revan sedang menunggunya disana. Cowok itu sedang duduk diatas motor dengan memakai jaket kulit berwarna hitam sambil memainkan ponselnya. Ayra lantas mengernyitkan dahinya heran dan menghampiri cowok itu.
"Lo tau rumah gue dari mana?" tanya Ayra
Revan menoleh, kemudian ia tersenyum "dari langit"
Ayra lantas menabok lengan Revan "iih serius lo kok jadi horor gini sih"
"Gue serius. Kata langit kita berjodoh, makanya langit ngirimin alamat lo biar gue bisa ngapelin lu tiap malam minggu, gitu" Revan tertawa sembari mengacak-acak rambut Ayra "biar ngga keliatan jomblo banget gitu"
"Ngaco lo" gerutu Ayra sementara Revan hanya tertawa "lo ngapain disini?"
"Emm" Revan turun dari posisi duduknya tadi yang menyamping, lalu duduk menghadap ke depan "Mau jemput lo ke rumah gue"
Mata Ayra menyipit karena silau terkena cahaya matahari yang menerpanya, sementara rambutnya yang di gerai berterbangan karena tertiup angin
"Ngapain?" tanya Ayra
"Mau kenalin lo sama calon mertua" jawab Revan asal, Ayra langsung mendelik. "Ya kagak lah mau kerkel inggris curut"
"Kenapa nggak dirumah gue aja?" tanya Ayra heran
"Rumah lo lagi kosong kan? Tadi sih niatnya gue juga mau kerkel disini, tapi tadi gue pencet bel terus gue panggil-panggilin nggak ada orang yang nyautin, jadi gue mengubah pikiran gue. Emangnya lo mau kita kerkel berduaan doang didalem sana?" Revan menaik turunkan alisnya sambil tersenyum penuh arti. Ayra jadi gelagapan sendiri
"Y-ya terus emang kalo dirumah lo aman?"
Revan menaikkan standar motornya
"Dirumah gue ada nyokap, bokap sama nenek gue. Rame. Gue juga ga berani ngapa-ngapain lo kali, santai aja""Jadi kalo ngga ada mereka lo berani ngapa-ngapain gue gitu" Ayra menaikkan alisnya
Revan mendengus geli "Ay, dengerin gue ya, gue itu bukan tipe cowok kaya gitu. Kata Bunda gue, cewek itu ibaratkan telur, yang sekalinya pecah ya pecah selamanya ngga bisa balik lagi kayak semula. Ngejagain anak perempuan itu kayak ngejagain telur diujung tanduk, yang Kalo lengah sedikit bisa langsung jatuh. Makanya kata Bunda gue tugas seorang laki-laki itu menjaga dan melindungi perempuan bukan malah merusaknya"
Tanpa sadar Ayra tersenyum mendengar jawaban Revan
"Kamu cantik Ayra" batin Revan
KAMU SEDANG MEMBACA
AYRA
RomanceJika aku bukan takdirmu, lalu kenapa hatiku mengatakan bahwa akulah takdirmu?