Senyum manismu
Hiasi bibir merah aslimu
Tatapan bening cahaya matamu
Lengkapi indahnya tebal alismuAngan-anganku tentangmu
Mengayunkan pena cintaku
Merangkai kata indah diatas putih hatiku
Menjadikan warna cerah senyumkuAyra menutup buku diary nya yang ia berikan nama holly setelah mengungkapkan perasaannya
"Wooy nulis apaan lo"
"iih bikin kaget gue aja lo"
"Biasa aja kale"
Tidak lama, ada seorang guru wanita yang biasa dipanggil Bu Esih oleh murid SMA Harapan bersama dengan siswa yang tidak dikenal oleh murid SMA Harapan
"Selamat pagi anak-anak" sapa Bu Esih ramah
"Pagi buuuuu" jawab serempak dari siswa yang berada dikelas
Pria itu memperhatikan setiap sudut kelas, beberapa pasang mata secara terang-terangan menatap kearah pria itu seperti menilai penampilan pria itu
"Hari ini kita kedatangan siswa baru silahkan perkenalkan diri kamu untuk teman-teman kamu yang baru" perintah Bu Esih kepada pria itu
Pria itu tersenyum singkat lalu tatapan matanya menatap kearah teman-teman barunya dengan wajah yang datar,
"Nama saya Revan Saputra kalian bisa panggil saya Revan, saya pindahan dari Bogor"
"OH NAMANYA REVAN"
"HAI REVAN, GUE SHINTA"
"REVAN UDAH PUNYA PACAR BELUM"
"REVAN BAGI PIN NYA DONG"
"REVAN BAGI ID LINE NYA DONG"
"REVAN FOLLOW IG GUE DONG"
celetuk-celetukan yang dilemparkan oleh teman-teman barunya cukup membuat revan risih, Bu Esih yang peka dan menyadari kerisihan revan langsung angkat bicara
"Sudah....sudah" ucapnya dan keadaanpun kembali senyap "kalian bisa berkenalan dengan Revan nanti pada jam istirahat, sekarang kamu duduk dikursi yang kosong sebaiknya kamu duduk dengan murid laki-laki"
Revan mengangguk patuh lalu ia berjalan kearah kursi kosong. Hanya ada dua kursi kosong dikelas ini, satu kursi kosong cewek dan satu lagi cowok, tentu saja Revan akan memilih duduk disebelah kursi kosong cowok.
Revan duduk disebelah cowok itu
"Kalau begitu Ibu harap kalian bisa berteman baik dan membantu Revan, selamat pagi" pamit Bu Esih lalu dia keluar dari kelad 11-Ipa 1
Seketika meja Revan menjadi lautan manusia membuat Revan sulit untuk mendapat oksigen yang sehat, karena pengap.
Mereka ingin berkenalan lebih lanjut dengan dengan Revan untung saja kepengapan Revan hanya sebentar karena sekarang sudah datang Ibu Guru Cantik, tapi keadaan kelas hening seketika
"Selamat pagi" sapa Bu Dian dengan suara dingin
"Pagi buuuu" jawab serempak, kemudian suasana kelas menjadi senyap lagi
"Yaelah guru kiler lagi aja" ana berdecak kesal
"Buka halaman 20" perintah Bu Dian sambil menuliskan beberapa rumus di white board
Setelah bahasan-bahasan yang mungkin menurut sebagian siswa membosankan, lain halnya dengan Ayra dia sangat menyukai pelajaran Matematika, bagi Ayra Matematika adalah moodboosternya selain membaca novel
Bel istirahat berbunyi
"Kita lanjutkan bahasan ini di pertemuan berikutnya, selamat pagi" ucap Bu Dian lalu dia langsung meninggalkan kelas
"Ke kantin?" tawar ana
Ayra langsung mengangguk setuju
"Ay ya ampun Revan ganteng banget"
"Biasa aja"
"Elleh lama-lama juga suka lu"
"Suka dengan revan? Hm.. Tidak mungkin" batin ayra
Ayra dan Ana sudah sampai di kantin dan seseorang memanggil Ayra
"Ayraa.. Ayra..." panggil Riri
"Iya ada apa"
"itu lo tadi dipanggil Pak Bagus"
"Dia dimana sekarang"
"Di lab kimia"
"Oke gue kesana sekarang"
"Loh, gue pengen makan Ay gue makan ama siapa dong"
"Ama gue aja na, ayo"
Ayra berjalan kearah lab kimia dan sekarang ia sudah sampai di depan pintu lab kimia
Tok tok tok
"Pagi pak, bapak panggil saya?"
"Hm.. Pagi Ayra bapak butuh bantuan kamu untuk mengecek larutan ini semua"
Ayra membantu Pak Bagus mengecek larutan-larutan kimia yang ada di lab kimia
"Yaudah pak saya kekelas dulu permisi" pamit Ayra
Jam istirahat telah selesai belum berbunyi dan tentu saja kelas masih sepi
Ini adalah kesempatan Ayra membaca novel
Ayra memasuki kelasnya ia kira kelas sepi dan tidak ada orang dan ternyata ada Revan si anak baru
"Lo ga ke kantin?" tanya Ayra
"Ngga" jawabnya dingin
Ayra menghela nafasnya, ia duduk dikursinya dan mengambil sebuah Novel miliknya yang berada dikolong meja
Sebuah tangan menaruh roti dimeja Ayra "nih, dari temen lo"
Ayra lantas mengangkat kepalanya untuk bisa melihat siapa yang memberinya
"D..da..dari siapa" ayra kembali menunduk, ia tidal berani berhadapan langsung dengan Raka
"Dari ana"
Ayra mendengar deritan kursi yang bergeser dan ia melihat kesampingnya ternyata raka duduk di kursi Ana
"Biasa aja kali ga usah gugup"
Ayra mencoba sebisa mungkin agar ia tidak gugup
"Siapa yang gugup"
"Lo"
"Dimakan tuh rotinya kasian temen lo udah beliin"
Ayra mengambil roti itu, membuka bungkusnya dan kemudian memakannya
"Makasih" ujar Ayra
Raka memberikan ponselnya kearah Ayra, Ayra bingung kenapa Raka memberikan ponselnya ke Ayra
"Gue punya HP kali"
"Gue bukan ngasih HP gue ke lo, gue mau minta Id Line lo nih cepet ketik"
Hati Ayra berbunga-bunga seketika seorang Raka pria yang selama ini ia sukai meminta Id line nya
Ayra mengambil ponsel Raka dan mengetikan Id Line nya dan kemudian mengembalikan ponsel Raka kembali
"Thank's gue kekelas dulu"
Ayra tidak menjawab, setelah Raka keluar dari kelas ia hanya senyum-senyum sendiri
Dan Revan hanya memperhatikannya dengan bergidik ngeri
KAMU SEDANG MEMBACA
AYRA
RomanceJika aku bukan takdirmu, lalu kenapa hatiku mengatakan bahwa akulah takdirmu?