Ayra membelalakan matanya saat melihat pria itu membuka matanya,
"Liatin aja sepuas lo" ucap Raka"S...ss..sorry" ucap Ayra merasa bersalah
Ayra pun segera beranjak dari posisinya tadi "eeiits mau kemana?" tanya Raka menahan lengan Ayra
"M..ma..mau ke ke..kelas"
"Belum bel, lo disini aja temenin gue tidur"
"Hah?"
"Kenapa?"
"Eng..engga"
Raka pun kembali tertidur dengan posisi yang sama sebelumnya. Sementara Ayra, merutuki dirinya sendiri karena hal bodoh yang ia lakukan.
'Bego banget sii gue pake acara ketahuan segala lagi'
Ayra membuka holy buku diary nya
Dan menulis untaian kata disanaRaka lantas membuka matanya "ko ada lo gue jadi ga bisa tidur ya"
Entah itu pertanyaan atau ungkapan Raka "yaudah kalo gitu gue balik aja kekelas"
Tanpa aba-aba Ayra langsung pergi meninggalkan Raka di Perpustakaan
**
Ayra melihat kebelakang memastikan bahwa Raka tidak mengikutinya. Namun,
'BRUUUK'
"Aaaaw" pekik Ayra terkejut karena menabrak seseorang
"Sorry sorry gue nggak se-"
"LO" pekik Ayra
"LO LAGI LO LAGI KENAPA SI LO KAYA DEDEMIT SELALU MUNCUL DIHADAPAN GUE NGGAK DISEKOLAH NGGAK DIJALAN SEL-"
Revan menutup mulut Ayra dengan tangannya karena tidak tahan dengan ocehannya
"Adaaaaaaaw" pekik Revan
"Sakit kutil"
"Sukurin!! Abis tangan lo bau terasi"
Ucap Ayra kemudian langsung pergi meninggalkan RevanDan semenjak Ayra kerja kelompok pelajaran Baha Inggris dengan Revan ia mulai tertarik dengan Revan.
Eiits tertarik bukan berarti suka
**
"Ay, lo mau pulang jam berapa udah hampir setengah jam lo nyatet?"
"Nanti deh na, lo balik duluan aja gue masih mau nyatet pelajaran Bu Indah"
"Yaudah deh, gue balik ya"
"Iya"
Ayra mencatat semua materi yang diberikan Bu Indah yang tadi dijelaskan. Padahal Bu Indah tidak menyuruhnya tetapi itulah Ayra selalu mencatat materi yang diberikan guru
Setelah selesai Ayra langsung memasukan buku-buku dan Alat tulisnya ke dalam tas. Ia pun keluar dari kelasnya
Dari jauh ia melihat Raka sedang berdiri didekat tangga pertanyaan yang kini hinggap di benak Ayra 'sedang apa Raka disana?'
Ayra pun tetap melangkahkan kakinya untuk mendekat kearah tangga. Bukan.. Bukan untuk menghampiri Raka dan menanyai sedang apa dia disana namun ia harus menuruni tangga tersebut untuk sampai ke lantai bawah
Namun sialnya saat ia sudah didekat tangga Raka membalik badannya dan melihat ada Ayra
"Udah selesai nyatetnya?"
Ayra mengernyitkan dahinya bingung
"Gue tau dari Ana kalo lo masih dikelas dan masih nyatet materi Bu Indah" ucap Raka seolah tahu apa pertanyaan Ayra
"Terus lo ngapain disini?"
"Nungguin lo"
Oooh God.. Kenapa ini?? Raka menunggunya Pulang?? Ayra menahan senyumnya dan tetap bersikap calm seperti yang Ana ajarkan "Mau ngapain?"
"Lo inget tadi lo ninggalin gue di perpus?"
What the hell dia menanyakan itu lagi Ayra merasa malu sekarang
"Iya maaf""Gue gak butuh kata maaf lo, sekarang lo harus bayar perbuatan lo" ucap Raka
Tidak sempat Ayra berkata-kata namun lengannya sudah ditarik Raka menuju parkiran sekolah dan menaiki mobil Raka.
"Kita mau kemana Rak?"
Hening tidak ada jawaban namun Raka memarkirkan mobilnya di depan cafe.
Raka keluar dari mobilnya dan Ayra mengikuti hal yang sama namun saat Ayra ingin membuka pintu mobil Raka sudah membukanya dari luar
Ayra pun keluar dari mobil "lo mau makan?" tanya Ayra
"Bukan gue"
"Terus siapa?"
"Kita" ucap Raka dengan senyum manisnya
Tuhan.... Tampan sekali dia kenapa engkau menciptakan Raka sangat sempurna
Ayra seperti sedang bermimpi melihat Raka yang tersenyum manis kepadanya
"Yuk masuk" ucap Raka
"Aah.. Iya"
Ayra pun mengikuti Raka dari belakang. Raka yang sadar bahwa Ayra yang ada dibelakangnya pun mundur kembali mensejajarkan langkahnya dengan Ayra.
Ayra dan Raka duduk di kursi no 05 yang berada di dekat kaca transparan
Raka melihat buku menu yang telah tersedia di meja tersebut "mau makan apa?"
"Apa aja" ucap Ayra
Raka pun memanggil pelayan cafe tersebut dan memesan pesanannya
Beberapa menit kemudian pelayan tersebut membawa pesanan yang dipesan Raka
Mereka pun memakan makanan yang telah dipesan oleh Raka
Tanpa sadar Raka tersenyum melihat Ayra yang sedang makan. Ayra melihat Raka yang ada dihadapannya sedang tersenyum
"Kemava senyum-senyum?" ucap Ayra saat spaghetti masih memenuhi mulutnya
"Lo lucu" ucap Raka tersenyum
Tanpa sadar Raka menyukai Ayra, Ayra berbeda dari yang lain, saat gadis lain makan dengan anggun tapi lihatlah wanita ini tanpa jaim makan sesukanya seperti orang yang belum makan 3 hari
Ayra kembali diam seperti orang salah tingkah, ia bingung harus berbuat apa
"Ay, lo kenapa si kalo sama gue kaya kaku gitu?"
"Ha?? En..eng...engga ko biasa aja"
"Tuh kan"
"Maaf"
"Gue iri sama Revan" ujar Raka
Ayra pun menoleh ke arah Raka
"Saat lo sama Revan lo bener bener jadi diri lo sendiri, gue iri sama Revan yang bikin lo marah-marah, ketawa, gue iri sama Revan yang bisa deket sama lo dengan diri lo sendiri" lanjut Raka
"Tapi saat lo sama gue seakan-akan gue orang asing buat lo"
'Itu karena gue suka sama lo Rak'
"gue pengen lihat lo ketawa lepas seperti saat lo dengan Revan, jadi gue mohon jadi diri lo sendiri saat dengan gue"
"Gue tau sifat lo sebenernya seperti apa, dan lo tau? Gue suka"
'Uhuk uhuk'
Ayra tersedak mendengar kalimat terakhir Raka. Raka langsung menyodorkan minum untuk Ayra
Tuhan.. Mungkinkah sekarang Raka akan menjadikan Ayra pacar?? Jika ini mimpi jangan bangunkan Ay, Ay mohon..
**
KAMU SEDANG MEMBACA
AYRA
RomanceJika aku bukan takdirmu, lalu kenapa hatiku mengatakan bahwa akulah takdirmu?