Ayra (16)

81 4 0
                                    

Jam 23.00 Ayra terbangun dari pingsan nya. Namun saat ia terbangun bayang bayang Adyra yang bersimbah darah dan Farhan yang selalu menyalahkannya kembali berputar di kepala Ayra

"NGGAAAAAAAAK BUKAN AKU PEMBUNUHNYA!!" teriak Ayra ketakutan

Ia meringkuk memegangi kaki nya dipojok kamar. Badan yang gemetar, keringat yang bercucuran, wajah yang pucat, rambut yang acak-acakan, menggambarkan kondisi Ayra saat ini.

'KAMU YANG MEMBUNUH PUTRI SAYA'

'KAMU YANG MENCELAKAINYA'

'KAMU YANG MENYEBABKAN DIA MENINGGAL'

"BUKAN AKUUUUU"

"BUKAN AKUUUUUUUUU" teriak Ayra

Bi Sari yang mendengar teriakan Ayra langsung masuk ke kamar dan menemukan Ayra yang sangat kacau disudut kamar

"Noon" ucap Bi Sari berlari menghampiri Ayra

Bi Sari memeluk Ayra yang ketakutan "bi bukan aku bi.. Bukan aku" ucap Ayra lirih

"Iya non.. Iya bibi percaya sama non" ucap Bi Sari menenangkan

"Aku takut bi.. Aku.. Aku takut"

"Ada bibi disini non.. Non ngga usah takut"

Bi Sari pun menuntun Ayra menuju kasurnya setelah ia meminumkan obat kepada Ayra.

Ayra mulai memejamkan matanya karena efek obat tersebut.

Bi Sari menatap Ayra lekat dan menitihkan air matanya, ia merasa iba kepada Ayra yang sangat kacau.

Penyakit yang telah hilang dan dikubur dalam dalam oleh Ayra kini muncul lagi. Dan hanya dengan obat tersebut Ayra bisa tenang.

**

"Pak, Ayra nya ada?" tanya Raka kepada satpam yang berjaga dirumah Ayra

"Eeeh.. Den Raka, masuk den" ucap Pak Udin membukakan pintu pagar

"Sebentar ya den, saya panggilkan dulu non Ayra"

"Iya pak, makasih"

Pak Udin keluar dari pintu utama rumah Ayra bersama dengan Bi Sari

"Maaf den Raka, Non Ayra sedang sakit jadi ngga bisa pergi kesekolah."

"Sakit apa bi?"

"Emm.. Demam den" ucap Bi Sari setengah berbohong

"Ini den bibi titip surat tolong sampaikan ya ke wali kelas nya Non Ayra"

"Iya bi.. Yaudah Raka berangkat dulu bi, permisi"

**

"Non.. Sarapan dulu yuk" Bi Sari membawakan sarapan ke kamar Ayra, sementara Ayra memandang jendela dengan pnadangan kosong.

"Non... Jangan bengong" ucap Bi Sari lembut

Ayra tersadar saat Bi Sari menyentuh pundaknya "dimakan dulu non sarapannya"

Ayra hanya menggelengkan kepala "non.. Non harus makan kalo nggak makan non bisa sakit"

Ayra tetap diam tak bergeming "Non tahu nggak.. Dulu waktu non masih kecil non sakit dan nggak mau makan, dan non Adyra nangis karena non nggak mau makan. Non bisa bayangkan nggak? Kalo sekarang non Adyra sedang nangis karena non nggak mau makan"

"Apa non tega dengan non Adyra yang menangis karena non Ayra tidak mau makan?"

Ayra menoleh ke arah Bi Sari dengan tatapan kosong dan melihat roti yang sudah diolesi selai dan segelas susu

Ia mengambil nampan yang dibawa Bi Sari dan memakan sarapannya

"Adyra nggak akan nangis kan bi.. Ayra sudah makan" Ucap Ayra lirih

Bi sari tersenyum "iya non, non Adyra nggak akan nangis"

Bi Sari memeluk Ayra yang sangat rapuh untuk saat ini. Ayra yang biasanya terlihat ceria namun ternyata kondisi yang sebenarnya tidak seceria biasanya yang ia  tunjukan.

**

Ayra sudah merasa baikan, ketakutan yang ia rasakan sudah berkurang.

anxiety disorder penyakit yang diderita Ayra semenjak kepergian Adyra.

Penyakit itu bersemayam selama 2 tahun setelah kepergian Adyra, penyakit itu kadang muncul kembali saat Ayra terbayang dengan masa lalu nya.

"Non.. Ada temennya dateng dia nunggu non diruang depan" ucap Bi Sari

"Siapa bi?" tanya Ayra

"Bibi lupa non namanya siapa"

"Yaudah nanti Ay turun kebawah"

Ayra turun dari lantai atas dan melihat sosok pria yang membelakanginya. Ia tahu betul siapa pria itu

"Ngapain lo kesini" ucap Ayra ketus

"Kata bunda gue, kalo ada temen yang sakit itu kudu di jenguk"

"Anak TK juga tau kali" ucap Ayra

"Iya iya... Nih gue bawain makanan buat lo" Revan menyodorkan kantong plastik yang berisi makanan

Ayra pun membuka plastik tersebut "gila lo ya.. Orang sakit dikasih cilok, tahu gejrot, pempek, batagor, lu mau bunuh gue atau gimana si!!" omel Ayra

"Tapi tadi gue meramal lo bahwa lo udah sembuh yaudah gue beliin ini dan terbukti kan ramalan gue, lo udah sembuh" ucap Revan menaik turunkan alisnya

Ayra mengambil plastik kemasan yang berisi batagor dan memakannya. Begitu juga Revan dia mengambil tahu gejrot dan memakannya.

"Besok lo sekolah kan?" tanya Revan

"Kenapa emang? Kangen ya lo sama gue? Baru sehari gue gak sekolah"

"Iya nih hidup aa' sepi tanpa neng"

"Jijik!!"

"Ana nitip salam buat lo katanya cepet sembuh, dia gak bisa kerumah lo karena....."

"Karena apa?"

"Kepo juga ya lo"

"Nyebelin banget lo"

"Lo sakit apa si? Kayanya cepet amat sembuhnya... Oooh apa jangan jangan lo pura pura sakit biar gue jenguk lo gitu ya"

"Kepo juga ya lo" balas Ayra mengikuti ucapan Revan

Ayra tidak mungkin memeberitahu apa yang dideritanya kepada Revan, selama ini Ayra melewati penyakitnya hanya bersama Bi Sari.

Ia hanya takut dibilang 'GILA' dan teman-temannya menjauhinya

**

AYRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang